Foto dari belakang Pangeran Philip di Buckingham Palace, London, beberapa waktu lalu. | REUTERS/Hannah McKay/File Photo

Kisah Mancanegara

Nyaris 100 Tahun, Suami Ratu Elizabeth II Meninggal

Pangeran Phillip telah mendampingi istrinya sebagai ratu Inggris selama 69 tahun.

OLEH YEYEN ROSTIYANI

Suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip, meninggal dunia pada usia 99 tahun, Jumat (9/4) pagi waktu setempat. Kepergiannya menandai berakhirnya satu babak, tak hanya bagi Inggris tapi juga bagi kebangsawanan Eropa yang berkuasa sebelum Perang Dunia I.

Ia telah mendampingi istrinya sebagai ratu Inggris selama 69 tahun. Ini masa terlama dalam sejarah Inggris. “Dengan duka cita mendalam, Yang Mulia Ratu mengumumkan kepergian suaminya tercinta, Yang Mulia Pangeran Philip, Duke of Edinburgh," demikian pengumuman dari istana kerajaan Inggris. “Yang Mulia meninggal dunia dengan tenang pagi ini di Kastil Windsor.”

Sebelumnya, Philip sempat menghabiskan empat pekan dirawat di rumah sakit. Ia dirawat karena menderita infeksi dan menjalani operasi jantung. Namun, ia pulang ke Kastil Windsor awal Maret 2021.

Philip terlahir dari ayah bangsawan Yunani dan Denmark serta ibu berdarah biru keturunan Inggris dan Jerman. Namun, revolusi politik yang memorakporandakan sejumlah dinasti kebangsawanan Eropa membuatnya menjadi pangeran Eropa yang hidup dalam bayang-bayang.

photo
Ratu Elizabeth II bersama Pangeran Philip, berfoto pada 2014 silam. - (EPA-EFE/ANDY RAIN)

Sepanjang hidupnya, Philip tak bisa melepaskan kegetiran akan nasib pahit kerabatnya, dinasti Romanov di Rusia, yang dihabisi kaum Bolsheviks. Pada 1993, DNA Philip dipakai untuk mengidentifikasi jenazah keluarga Romanov.

Pendidikan yang dijalani Philip di Gordonstoun School, Skotlandia, membentuk karakternya yang pragmatis dan tak sentimental. Kadang ia dinilai orang lain sebagai sosok yang “tak berperasaan”.

Philip kemudian jatuh cinta pada kerabat jauhnya dari Inggrs, Putri Elizabeth. Mereka menikah pada 1947. Untuk menandai pernikahan itu, sang pangeran melepaskan gelar kebangsawanannya dan menjadi warga Inggris. Ia kemudian mendapat gelar Duke of Edinburgh.

Kehidupan monarki Inggris membuat Philip menghadapi sejumlah hal yang tak diduganya. Ketika istrinya naik takhta menjadi ratu Inggris pada 1952, Philip tak mendapat gelar formal, Prince Consort, yang biasa diberikan untuk suami dari ratu yang berkuasa. Baru pada 1957 ia mendapat gelar Pangeran Philip.

photo
Pangeran Philip, the Duke of Edinburgh, bertemu veteran perang di Westminster Abbey di London, 2012 silam. - (EPA-EFE/ANDY RAIN)

Meski secara formal Philip berkedudukan di belakang ratu Inggris, tapi sosok yang kerap berkomentar kontroversial ini tetap memegang peran kepala keluarga dalam kehidupan pribadi. “Pelajaran utama yang kita ambil adalah toleransi adalah bahan penting dalam pernikahan yang bahagia,” ujar Philip dalam pidato pada 1997.

“Ini mungkin tidak terlalu penting saat semuanya berjalan baik, tapi hal itu menjadi vital ketika masalah menjadi rumit. Catat baik-baik ucapan saya bahwa ratu memiliki kualitas toleransi yang berlimpah,” ujarnya.  

Sebagai suami dari ratu, Philip seharusnya mendapatkan pemakaman resmi kerajaan di Westminster Abbey di London. Namun, laman ABC News menyebutkan, semasa hidup ia pernah mengatakan tidak suka kegaduhan. Seiring masa pandemi Covid-19, maka proses pemakamannya mungkin akan lebih singkat.

Inggris akan tetap memasuki masa berkabung nasional. Bendera akan dikibarkan setengah tiang di seantero Inggris. Ini akan berlangsung hingga pemakaman Philip. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat