Seorang warga mencari barang di sebuah rumah yang hancur akibat diterjang banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa (6/4/2021). | Kornelis Kaha/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Waspadai Bibit Siklon

Waspadai munculnya bibit siklon baru serta anomali cuaca tahunan di Indonesia.

JAKARTA – Pergerakan Siklon Tropis Seroja yang menyebabkan bencana alam di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut mulai menjauhi Indonesia. Kendati demikian, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mencatat potensi munculnya siklon baru serta terjadinya sejumlah anomali cuaca tahunan di Indonesia.

Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta menyatakan tengah memantau adanya pertumbuhan bibit siklon tropis di wilayah dekat Indonesia, tepatnya di Samudra Hindia, bagian selatan Pulau Jawa. Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin menyatakan, fenomena itu perlu diwaspadai karena memunculkan potensi cuaca ekstrem.

Analis cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan menuturkan, intensitas Siklon Tropis Seroja dan bibit siklon tropis yang terdeteksi cenderung menguat dalam 24 jam ke depan. Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG Ahmad Yani Semarang memprakirakan dalam periode tiga hari ke depan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jawa Tengah.

Sebelumnya, bibit siklon terpantau sejak Jumat (2/4) di wilayah NTT dan berkembang menjadi Siklon Tropis Seroja pada Senin (5/4) pukul 01.00 WIB. Siklon tropis itu kemudian menyebabkan cuaca ekstrem yang memicu berbagai bencana alam berupa banjir bandang, angin kencang, tanah longsor, dan gelombang tinggi di 11 kabupaten/kota di NTT serta di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulanbgan Bencana (BNPB), hingga Selasa (6/4) sore total korban meninggal dunia yang terverifikasi berjumlah 86 orang. Sementara 98 warga masih hilang dan 146 terluka. Sebanyak 8.424 orang mengungsi dan 1.992 rumah rusak.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, Siklon Seroja tak menunjukkan perilaku siklon tropis pada umumnya. Di antaranya, siklon tersebut mulai terbentuk dan berkembang di atas wilayah daratan NTT. Biasanya, siklon tropis terbentuk di laut hangat dengan suhu lebih dari 26 derajat celcius.

"Inilah yang pertama kali terjadi, bedanya dengan siklon-siklon sebelumnya, siklon ini masuk ke daratan. Padahal pada umumnya siklon yang terjadi di Indonesia tidak masuk ke darat. Yang warna merah itu kekuatan tertinggi sudah masuk ke Kupang (citra satelit 3 April 2021)," ujar Dwikorita dalam keterangan pers usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Selasa (6/4).

Kecepatan pusaran siklon tropis Seroja yang menghantam wilayah NTT, ujar Dwikorita, mencapai 85 kilometer per jam saat terbentuk. Pada Selasa (6/4), kecepatan pusarannya naik menjadi 110 km/jam. Angkanya berpotensi meningkat menjadi 130 km/jam, tapi mulai menjauhi wilayah NTT.

Ia menekankan, masyarakat harus tetap waspada dengan perkembangan Siklon Seroja hingga Rabu (7/4) ini. "Yang dikhawatirkan, ini mirip tsunami. Jadi gelombang tingginya itu masuk ke darat. Nah ini meskipun tidak sekuat gelombang tsunami, tapi sama-sama masuk ke darat dan dapat merusak," ujar Dwikorita.

BMKG mencatat ada 10 siklon tropis yang muncul di wilayah Indonesia sejak 2008 lalu. Siklon pertama terjadi pada 2008, disusul siklon berikutnya pada 2010 dan 2014. Artinya, ada selang waktu 2-4 tahun untuk setiap siklon yang terbentuk. Namun sejak 2017 setiap tahun selalu muncul siklon, bahkan terkadang dua kali dalam setahun.

"Ini yang tidak lazim. Barangkali kita perlu mengevaluasi karena penyebabnya adalah semakin panasnya suhu muka air laut. Ini baru hipotesis ya. Tapi ada korelasi dengan peningkatan suhu muka air laut yang dipengaruhi juga oleh global warming," ujar Dwikorita.

Dwikorita menambahkan, pemanasan global memang sebuah fenomena yang harus disikapi secara kompak oleh seluruh negara. Karena kalau tidak, maka siklon tropis dengan kekuatan pusaran tinggi seperti Seroja yang menghantam wilayah NTT beberapa hari ini bisa saja muncul setiap tahun.

Terkait analisis BMKG itu, Presiden Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk mengantisipasi bahaya lanjutan dari cuaca ekstrem yang terjadi di berbagai daerah saat ini. Ia juga meminta BMKG menggencarkan peringatan dini cuaca ekstrem.

"Mereka (kepala daerah) harus tahu semuanya sehingga masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya untuk menghadapi ancaman risiko baik itu angin kencang, bahaya banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," tambah Jokowi.

Terkait penanganan dampak bencana di NTT dan NTB, Presiden menginstruksikan percepatan proses evakuasi pencarian dan penyelamatan para korban yang belum ditemukan. Ia juga meminta menteri PUPR mengerahkan alat berat dari berbagai tempat. 

Janjikan bantuan

Pemerintah akan menyiapkan dana bantuan untuk merenovasi rumah masyarakat yang terdampak bencana akibat cuaca ekstrem di NTT dan NTB. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas pada Selasa (6/4).

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, dana bantuan yang akan diberikan, yakni Rp 50 juta untuk rumah rusak berat, Rp 20 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp 10 juta untuk rumah rusak ringan.

photo
Sejumlah anggota kepolisian mendistribusikan bantuan logistik dari Polda NTT untuk dibawa ke pulau Adonara di bandara Gewayantana Larantuka, Flores Timur, NTT, Selasa (6/4/2021). Polda NTT memberikan bantuan berupa makanan, terpal, selimut, kebutuhan anak serta wanita dan akan disalurkan secara bertahap ke korban bencana alam di Adonara. - (KORNELIS KAHAANTARA FOTO)

"Telah ditugaskan oleh Presiden, BNPB itu akan dibangun rumah dari korban terdampak baik yang rusak berat, rusak sedang, juga rusak ringan," kata Doni saat konferensi pers, kemarin.

BNPB juga akan mengupayakan agar para pengungsi dapat menyewa rumah untuk tempat tinggal keluarga mereka sementara waktu. Hal ini untuk menghindari adanya kerumunan di tempat pengungsian pada masa pandemi.

Karena itu, pemerintah juga akan memberikan bantuan dana siap pakai kepada setiap keluarga korban bencana. "Hal ini dilakukan agar tidak terlalu banyak terjadinya kerumunan di tempat-tempat pengungsian,"ucapnya.

Untuk mencegah penularan pandemi di lokasi bencana, BNPB dan Kemenkes juga akan menyalurkan alat rapid test antigen ke seluruh daerah. Alat ini akan digunakan sebagai screening awal, baik bagi warga maupun relawan yang datang dari luar daerah.

photo
Sejumlah warga melihat berbagai barang yang terbawa saat banjir bandang menerjang Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa (6/4/2021). - (Kornelis Kaha/ANTARA FOTO)

“Adapun untuk fasilitas kesehatan di hampir semua tempat sudah tersedia, walaupun tenaga dokter masih terbatas," kata Doni Monardo saat konferensi pers secara virtual bersama Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi dan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur. 

Lembata adalah salah satu daerah yang terdampak bencana banjir bandang karena siklon tropis Seroja pada Ahad (4/4). "Kementerian Kesehatan di bawah pimpinan dari kapuskris Kemenkes (kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan) sudah melakukan koordinasi untuk mendatangkan sumber dokter dari beberapa provinsi, termasuk dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur," ujar Doni.

Sedangkan obat-obatan, sementara masih terpenuhi kecuali alat untuk merawat pasien patah tulang.

Sementara itu, Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan mengirimkan lima kapal perang Republik Indonesia (KRI) untuk membantu penanganan bencana alam di NTT. TNI juga mengerahkan 2.500 personelnya untuk membantu proses evakuasi.

"TNI mengirim lima KRI, termasuk KRI rumah sakit, tiga (pesawat) Hercules, dan dua CN-295," ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, lewat pesan singkat kepada Republika, Selasa (6/4).

Hadi mengatakan, saat ini pesawat Hercules dalam proses membawa bantuan ke Maumere, NTT. TNI, menurut dia, juga memberikan bantuan berupa puluhan dapur lapangan dan rumah sakit lapangan untuk masyarakat terdampak bencana alam akibat cuaca ekstrem.

photo
Pekerja membongkar muat bantuan logistik dari pesawat terbang di Bandara Frans Seda, Maumere, NTT, Senin (5/4/2021). Kementerian Sosial menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa logistik sekitar Rp 2,6 miliar untuk memenuhi kebutuhan mendasar dan meringankan beban korban banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di NTT. - (ADedy/NTARA FOTO)

Untuk memastikan pasokan logistik tercukupi bagi korban bencana, Menteri Sosial Tri Rismaharini telah meninjau lokasi bencana di NTB dan NTT. Mensos Risma, sapaan akrabnya, terbang dengan pesawat berkapasitas terbatas dari Bandara Sultan Muhamad Salahuddin di Bima.

Mensos Risma mendarat di Bandara Gewayantana Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa (6/4). “Sebagaimana arahan Bapak Presiden, saya hadir untuk memastikan ketersediaan logistik dan kebutuhan dasar para pengungsi," kata dia.

Risma menegaskan, Kemensos ingin memastikan para korban selamat mendapat makanan dan kebutuhan dasar. Sebelumnya, Kementerian Sosial menyalurkan bantuan senilai Rp 2,6 miliar untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan santunan bagi korban banjir bandang dan tanah longsor di Flores Timur serta Lembata, Provinsi NTT. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat