Ilustrasi mengintip hilal untuk mengetahui awal Ramadhan | DAVID MUHARMANSYAH/ANTARA FOTO

Khazanah

Falakiyah NU Prediksi Awal Ramadhan Serentak

waktu pelaksanaan rukyatul hilal Ramadhan bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1442 H.

JAKARTA — Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) memprediksi awal Ramadhan 1442 H jatuh pada Selasa, 13 April 2021. Kendati demikian, NU tetap akan menunggu hasil rukyatul hilal yang akan dilakukan pada Senin (12/4).

Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa mengatakan, waktu pelaksanaan rukyatul hilal tersebut bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1442 H. Jika nanti ternyata hilal tidak terlihat, menurut dia, kemungkinan bisa istikmal atau menyempurnakan bilangan bulan Sya'ban menjadi 30 hari.

“Kalau secara perhitungan, insya Allah bisa sama (awal Ramadhan tahun ini). Cuma, masalahnya kalau di NU itu kan agak lain. Kalau misalnya di seluruh Indonesia nanti tidak ada yang berhasil melihat hilal, nanti bulan Sya’ban bisa jadi 30 hari. Ini (Ramadhan) bisa jadi hari Rabu,” ujar Kiai Sirril saat dihubungi Republika, Jumat (2/4).

“Tapi, saya berdoa mudah-mudahan bisa sama semua,” ujar dia.

Terkait data hilal penentuan awal Ramadhan tahun ini, menurut dia, ijtimak/konjungsi akan terjadi pada 12 April 2021 dari pukul 09.32 WIB sampai waktu Maghrib atau sekitar delapan jam.

“Nah, ketinggilan hilal pada saat Maghrib, di Pulau Jawa khususnya, itu lebih dari 3 derajat. Cuma, 3 derajat itu termasuk lumayan minim, apalagi sekarang sering mendung, hujan. Ya mudah-mudahan nanti ada yang berhasil (melihat),” kata Kiai Sirril.

Mengenai tata cara pelaksanaan rukyatul hilal pada masa pandemi Covid-19 ini, ia menjelaskan, rukyatul hilal akan dilaksanakan dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Tiap-tiap titik pengamatan hilal akan dibatasi untuk 10 orang saja. Selain pembatasan peserta, Kiai Sirril melanjutkan, pelaporan hasil pemantauan hilal akan dilakukan secara virtual menggunakan aplikasi Zoom. 

Sementara, pemerintah melalui Kemenag berencana menggelar sidang itsbat (penetapan) awal Ramadhan 1442 H pada 12 April 2021 secara daring dan luring. 

"Karena masih pandemi, sidang akan kembali digelar secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin.

Sidang itsbat akan diawali dengan seminar posisi hilal awal Ramadhan dan pelaksanaan rukyatul hilal. Secara hisab, posisi hilal awal Ramadhan 1442 H sudah di atas ufuk berkisar antara 2 derajat 37 menit sampai 3 derajat 36 menit. Hasil hisab ini kemudian dikonfirmasi melalui rukyatul hilal yang akan digelar di 86 titik di seluruh Indonesia.

Sidang itsbat akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag, sejumlah duta besar negara sahabat, perwakilan ormas, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan BMKG. Kemenag juga mengundang pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR. 

Sebelumnya, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin juga memperkirakan, awal Ramadhan 1442 H akan seragam, yaitu jatuh pada Selasa, 13 April 2021. Hal ini didasarkan pada posisi bulan saat Maghrib dan kriteria yang biasa digunakan ormas Islam, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

"Insya Allah akan seragam, setidaknya dua ormas besar NU dan Muhammadiyah itu akan seragam. Jadi, awal Ramadhan akan seragam tanggal 13 April," ujar anggota Tim Falakiyah Kementerian Agama (Kemenag) itu.

Thomas menjelaskan, faktor yang membuat awal Ramadhan tahun ini seragam, yaitu karena posisi bulan saat Maghrib berada di luar rentang perbedaan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat