Klarinet solo Nicola Boud (tengah) tampil bersama Kelompok orkestra Des Champs Elysees menampilkan sejumlah karya komponser terkenal Perancis, Rigel dan Mozart dengan ciptaannya yakni Concerto Pour Clarinette. | ANTARA FOTO

Geni

Mozart dan Musik Klasik Rusia Seabad Silam

Karya Mozart dimasukkan dalam pertunjukan ini karena alasan khusus.

OLEH SHELBI ASRIANTI

Apa yang terjadi di belantika musik klasik Rusia pada satu abad silam? Penikmat musik masa kini tak bisa kembali ke masa itu. Namun, lewat musik, gambaran periode tersebut bisa kembali dihadirkan dengan indah.

Pengalaman itu akan menjadi suguhan pada konser daring bertajuk "The Russian Connections". Pertunjukan berlangsung pada Sabtu, 10 April 2021, pukul 19.30 WIB dan Ahad, 11 April 2021, pukul 16.00 WIB.

Konser ini merupakan kolaborasi pianis klasik Indonesia, Jonathan Kuo, bersama Jakarta Sinfonietta. Terdapat tiga karya gubahan musisi klasik ternama yang akan dibawakan pada pertunjukan berdurasi satu jam 50 menit itu.

Karya pertama adalah konserto untuk piano dan orkestra dalam A Mayor, KV 488-Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791). Kedua, simfoni dalam C-Igor Stravinsky (1882-1971). Ketiga, konserto untuk piano dan orkestra dalam C Minor, Op 18-Sergei Rachmaninoff (1873-1943). 

Pimpinan Jakarta Sinfonietta sekaligus guru dari Jonathan, Iswargia R Sudarno, menyampaikan alasan di balik pemilihan program lagu. Secara padat, ketiga karya menggambarkan dunia musik Rusia kala itu.

Perlu diketahui, Mozart adalah komponis asal Austria, sementara Stravinsky dan Rachmaninoff merupakan musisi Rusia. Karya Mozart dimasukkan dalam program pertunjukan karena alasan khusus.

Konserto piano karya Mozart sangat digemari penggemar musik klasik, bahkan mendampingi Stalin di tempat tidurnya saat menjelang ajal. Ini menunjukkan, tradisi musik Eropa Barat sangat memengaruhi perkembangan musik di Rusia.

Konserto Piano No 2 dalam C Minor karya Rachmaninoff bisa dikatakan sangat berhasil dan diminati sepanjang masa. Lagu itu digubah setelah depresi berat yang dialami Rachmaninoff atas kegagalannya dalam penulisan Simfoni No 1.

Gubahan konserto piano tersebut didedikasikan Rachmaninoff untuk psikiaternya, Dr Nicolai Dahl, yang berhasil menyembuhkan sang musisi. Kepulihan itu akhirnya memberikan kesuksesan yang gemilang bagi Rachmaninoff.

Karya Stravinsky pun unik. Meski hidup di zaman yang sama dengan Rachmaninoff, komponis Rusia tersebut memiliki bahasa dan pemahaman musik yang bertolak belakang. "Kami sengaja menunjukkan sisi kontras dari kedua musisi itu," ujar Iswargia.

Jonathan membawakan karya dari Mozart dan Sergei Rachmaninoff bersama Jakarta Sinfonietta. Sementara, karya Igor Stravinsky akan dibawakan oleh orkes. Menurut Jonathan, ketiga karya tersebut sangat luar biasa dan punya karakter berlainan.

Pianis klasik yang juga merupakan Young Steinway Artist dari Indonesia itu mengatakan, karya Mozart punya melodi sederhana, tetapi bagus dan enak didengar. Jonathan menyebut, lagu itu sangat rapuh sehingga memainkannya harus berhati-hati.

"Tidak konsentrasi sedikit, hasilnya bisa tidak memuaskan. Kalau karya Rachmaninoff, teksturnya tidak sesederhana Mozart. Penuh chord, menghafalkannya sulit," ujar Jonathan pada konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (23/3).

Sejak pandemi Covid-19 merebak, Jonathan sudah beberapa kali menggelar konser virtual. Pemuda asal Bandung itu sudah menggelar tiga kali resital daring, bersama House of Piano (bagian dari Steinway and Sons Indonesia) dan Jakarta Conservatory of Music (JCoM).

Jonathan mengungkap perbedaan utama konser musik klasik di tengah pandemi. Hal yang paling mencolok adalah ketidakhadiran penikmat musik. Jika biasanya ada interaksi langsung dengan penonton, tidak demikian pada pertunjukan daring.

Pemuda yang biasa disapa Jo itu sangat merindukan tampil langsung di hadapan penikmat musik. Meski hal itu belum memungkinkan, Jonathan tetap senang bisa mengekspresikan diri lewat musik, meski secara live streaming.

Terlepas dari kondisi itu, secara umum, hal lain tetap sama. "Persiapan sama kayak konser lainnya, tetap harus latihan. Persiapan konser sudah sekitar tiga bulan, lumayan pressure tapi semangat banget," ujarnya.

Perbedaan lain dalam penyelenggaraan konser musik klasik secara virtual termasuk protokol kesehatan yang diterapkan jauh lebih rumit. Pada setiap sesi latihan, seluruh tim harus melakukan tes Covid-19 dan memiliki hasil yang dinyatakan negatif. 

Untuk program lagu yang dimainkan di "The Russian Connections", pada saat normal idealnya ada 60 musisi yang tergabung dalam orkes. Karena ada aturan pembatasan jarak antarmusisi di panggung, di pertunjukan mendatang total hanya 47 musisi yang terlibat.

Pengaturan itu diberlakukan supaya para musisi tetap bisa duduk berjauhan dan tidak terlalu dekat satu sama lain di panggung. Dengan berbagai penyesuaian yang ada, Jonathan tetap bersemangat bisa mengekspresikan dirinya lewat musik yang dia mainkan.

Musisi yang belajar piano sejak usia tujuh tahun itu tidak memiliki ekspektasi terkait jumlah penonton. "Sebagai pianis, saya hanya mencari kepuasan dari musik," kata peraih gelar "Concerto Encouragement Prize" dari Virginia Waring International Piano Competition di Palm Spring, USA itu.

Tiket konser sudah bisa didapatkan melalui loket.com. Terdapat tiga kategori tiket yang tersedia, yakni kategori A seharga Rp 35 ribu, kategori B seharga Rp 60 ribu, serta kategori C yang dibanderol dengan harga Rp 100 ribu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat