Petugas kepolisian melakukan patroli di sekitar Gereja Katedral, Jakarta, Senin (29/3). Patroli tersebut dilakukan dalam rangka pengamanan area ibadah pasca terjadinya bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Ahad (28/3) yang menyebabkan 19 orang menga | Republika/Thoudy Badai

Kisah Dalam Negeri

Kelindan Poros Jolo-Makassar di Pengeboman Katedral

Pelaku pengeboman Makassar terhubungan dengan jaringan di Filipina.

OLEH ALI MANSUR, RIZKY SURYARANDIKA 

Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa pelaku bom bunuh diri yang tewas di depan halaman Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan merupakan pasangan pria dan wanita. Dari data yang diperoleh keduanya adalah pasangan suami istri yang baru menikah enam bulan lalu.

"Pelaku pasangan suami istri baru menikah enam bulan. Identitas pria tersebut berinisial L, sementara wanita berinisial YSF. Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk mengungkap pelakunya lainnya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono dalam  keterangan, Senin (29/3). 

YSF diketahui selama ini bekerja sebagai pegawai swasta. Mereka berdua, menurut pihak kepolisian, merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). "Penyelidikan masih terus dilakukan termasuk mengungkap pelakunya lainnya," ujar Argo. 

Peristiwa bom bunuh diri tersebut terjadi sekitar pukul 10.20 Wita pada Ahad (28/3) di gerbang depan Gereja Katerdal Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Pengeboman dilakukan dua pelaku yang datang berboncengan ke gereja menggunakan sepeda motor matik dengan nomor polisi DD 5894 MD. 

photo
Anggota polisi mengamati motor yang digunakan terduga pelaku bom bunuh diri sebelum dievakuasi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021). Kepolisian telah mengidentifikasi salah satu dari dua terduga pelaku bom bunuh diri yang terjadi pada Ahad (28/3/2021) di depan Gereja Katedral Makassar. - ( ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Keduanya sempat berupaya masuk ke dalam gereja, tapi ditahan penjaga keamanan gereja. Mereka kemudian meledakkan dirinya menggunakan jenis bom panci berkekuatan "high explosive". 

Akibat peristiwa tersebut, kedua pelaku meninggal di tempat. Selain itu, timbul korban luka-luka dari masyarakat umum serta sekuriti gereja. "Dari 19 korban luka saat ini tinggal 15 orang, empat lainnya dibolehkan pulang menjalani rawat jalan," kata Argo.

Di antara para korban, 13 di antaranya dirawat di RS Bhayangkara Makassar dan dua lainnya di RS Siloam.

Densus 88 Antiteror pada Senin (29/3) telah menggeledah rumah kos pelaku bom bunuh diri berinisial L yang ditinggali bersama istrinya di Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin. Sejumlah kendaraan taktis milik Densus dan Inafis berada di lokasi setempat. 

Ada dua titik pengeledahan dilakukan aparat kepolisian bersenjata lengkap. Satu di rumah kos pelaku RT/RW 003/001 nomor 15 dan telah digaris polisi, kemudian dilanjutkan di rumah orang tua pelaku yang berjarak 50 meter dari rumah kos bersangkutan.

Dari kos pelaku, polisi berhasil membawa sejumlah barang dibungkus kertas dalam kantong plastik sebagai barang bukti untuk dijadikan alat bukti pengungkapan kasus tersebut. Hal ini pun mengundang perhatian warga setempat menyaksikan proses penggeledahan yang berlangsung sejak pukul 09.00 Wita. Pengeledahan oleh Tim Densus 88 baru selesai pukul 15.00 Wita. 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengiyakan bahwa pelaku bom bunuh diri terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan. "Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," ungkap Sigit dalam keterangannya, kemarin.

Kapolri juga mengatakan bahwa L meninggalkan surat wasiat untuk orang tuanya. "Saudara L ini sempat meninggalkan surat wasiat kepada orang tuanya yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid," ujar Sigit.

Mantan Kabareskrim ini juga mengatakan identitas L diketahui dari hasil identifikasi yang dilakukan oleh Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) melalui sampel sidik jari di lokasi dan pengecekan DNA dari Pusat Laboratorium Forensik Polri. Sedangkan pelaku berinisial YSF merupakan istri dari pelaku L yang baru dinikahinya beberapa bulan lalu.

photo
Sejumlah kendaraan melintas di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021). Sejumlah ruas jalan di sekitar gereja mulai dibuka setelah sebelumnya ditutup pascaledakan bom bunuh diri yang terjadi pada Ahad (28/3/2021) di depan gereja tersebut. - (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

"Saudara L dan YSF ini beberapa bulan yang lalu, tepatnya enam bulan dinikahkan oleh Rizaldy yang beberapa waktu lalu telah ditangkap di bulan Januari. Rizaldy ini kelompok Jamaah Ansharut Daulah atau JAD yang terkait dengan peristiwa di Gereja Katedral Jolo di Filipina pada 2018," ungkap Sigit.

Pengeboman di Gereja Katedral Jolo di Sulu, Filipina itu terjadi pada 27 Januari 2019 lalu. Pengeboman itu menimbukan korban jiwa 15 warga sipil, lima tentara, dan satu petugas penjaga pantai. 

Mabes Polri mengungkapkan kemudian, pelaku pengeboman bunuh diri tersebut merupakan pasangan suami istri warga negara Indonesia. Identitas keduanya diungkapkan sebagai Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh. Keduanya adalah deportan dari Turki pada Januari 2017 dan berafilisi dengan ISIS serta sempat menjalani deradikalisasi.

Penggerebekan 21 tersangka teroris yang dilakukan Densus 88 Antiteror di Makassar pada Januari lalu terkait pengeboman ini. Dua orang yang tewas ditembak dalam penggerebekan, yakni Moh Rizaldy S dan Sanjai Ajis, disebut kepolisian sebagai donatur atau penggalang dana aksi teror bom di Gereja Jolo, Filipina, Januari 2019 tersebut.

 
photo
Kondisi Gereja Katedral yang menjadi lokasi bom bunuh diri di Jolo, Sulu, Filipina pada 27 Januari 2019 lalu.  (WESMINCOM Armed Forces of the Philippines via AP, File) - (Armed Forces of the Philippines)

Keduanya juga disebut mengadakan kajian khusus pendukung pendirian daulah Islam di Makassar. Mereka juga disebut kepolisian menjalankan pelatihan menembak dan bertahan hidup pada 2020 serta memfasilitasi pelarian Andi Baso, dalang teror bom Gereja Oukumene Samarinda pada 2017.

Pakar terorisme asal Universitas Indonesia Ridwan Habib menyebutkan, ada hubungan keluarga antara pengebom Gereja Katedral Makassar dengan salah satu yang tewas ditembak. Dalam konteks itu, menurut Ridwan Habib, bisa saja salah satu motif pengeboman adalah balas dendam.

“Pelaku yang perempuan masih ada hubungan dengan Moh Rizaldy sebagai kakaknya, entah kakak sepupu atau kakak kandung perlu dicek lagi," ujar Ridwan.

Selain motif itu, menurutnya, para pelaku juga bisa jadi melaksanakan keyakinan yang ditanamkan kepada mereka. Para pelaku yakin meninggal di tempat saat melakukan serangan tergolong tindakan mulia. "Apalagi dilakukan pertengahan Sya'ban dalam pemahaman mereka bisa langsung masuk surga tanpa hisab," kata Ridwan pada Republika, Senin (29/3).

Adapun faktor ketiga, lanjut Ridwan, pelaku bom ingin menunaikan ajaran yang diterimanya untuk dipraktikkan secara global. Para pelaku seperti halnya teroris lain ingin membentuk rasa saling tidak percaya antara pemerintah dan masyarakat dan antara masyarakat dengan kelompok masyarakat lain.

photo
Warga lintas iman menggelar doa bersama atas tragedi bom di depan Gereja Katedral Makassar di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (29/3/2021). - (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Hal itu menurutnya sesuai kitab rujukan mereka Miftahul Syiro ditulis pimpinan Alqaidah, Usamah bin Ladin. “Mereka masih pegang itu sebagai pedoman. ‘Miftah’ itu pembuka, ‘syiro’ itu konflik. Mereka mensyaratkan kalau mau menguasai negara-negara Islam maka negara itu harus dibuat konflik dulu," ungkap Ridwan.

Kesaksian Warga

Sejumlah warga sekitar tempat tinggal pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar memberikan kesaksian terkait keseharian L  yang dinilai telah terdoktrin paham radikal sehingga melakukan perbuatan tersebut.

"Sudah menikah. Dia bersama istrinya baru tinggal di kos ini. Memang berubah dan sering tertutup setelah menikah," kata Aisyah warga sekitar, usai polisi mengeledah rumah kos pelaku, Senin.

Selain itu, kata dia, istrinya jarang bergaul dengan warga dan lebih tertutup serta tidak bisa dikenali karena tertutup cadar. Bahkan semenjak menikah, L juga jarang bergaul dan penampilannya berubah, begitupun pemahaman agamanya.

Sementara Ketua RT 001 RW 001 kelurahan setempat, Nuraeni, mengungkapkan keduanya menikah pada Agustus 2020 atau baru tujuh bulan. Dari informasi, keduanya dinikahkan di Villa Mutiara, (lokasi penangkapan terduga teroris pada Januari 2020).

photo
Petugas mengangkat kantong jenazah berisi bagian tubuh dari terduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3/2021). Bagian tubuh jenazah selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk diidentifikasi. - (ANTARA FOTO/Indra Abriyanto)

"Kalau dari keluarganya dirahasiakan, katanya menikah tengah malam. Kalau nama istrinya selalu disebut-sebut Dewi. Selama sudah beristri, dia berubah, pakaiannya, penampilannya, semua berubah, dicukur rambutnya, sekarang sudah bagus. Karena sering saya perhatikan," ungkap Nuraeni.

Namun demikan, dari sikapnya tidak ada yang mencurigakan, sebab yang bersangkutan disebut sopan dan pendiam. Sehingga warga sekitar kaget saat mengetahui perbuatannya. Bersangkutan merupakan warga asli Tinumbu dan sudah lama tinggal di wilayah itu.

Ketua RT 003 setempat, Ismail mengatakan, pelaku tinggal rumah kos tersebut baru tiga bulan, dan jarang bergaul dengan warga begitupun istrinya setelah menikah. "Waktu baru pindah dia tidak melapor ke saya. Tidak ada juga tanda-tanda mencurigakan. Nama istrinya saya tidak tahu, wajahnya pun tidak kenal karena tertutup cadar. Istrinya tidak bergaul dengan warga," beber dia.

Sedangkan untuk pekerjaan pelaku, tambah Ismail, serabutan dan tidak jelas bekerja apa.

 
Selama sudah beristri, dia berubah, pakaiannya, penampilannya, semua berubah.
 
 

Babinsa Kecamatan Bontoala, Baharuddin di sekitar lokasi kejadian mengatakan pelaku sering cekcok dengan saudaranya. Kemungkinan soal pemahaman agama, sehingga memilih pindah rumah dengan kos tidak jauh dari rumah ibunya.

"Sering membantah orang tuanya kalau ada sedikit masalah. Mungkin begitu kalau orang sudah dicuci (pikirannya). Sampai saat ini kita Babinsa tidak ada yang tahu dari mana asal perempuan ini," ucapnya.

Untuk kepribadian, kata Baharuddin, baik dan sabar, dan tiap hari beraktifitas seperti biasa tidak ada masalah. Dikonfimasi apakah inisial L itu warga dengan nama asli Muhammad Lukman, dia membenarkan. Sedangkan nama orang tuanya, H Wahida, bapaknya sudah meninggal 20 tahun lalu."Soal kepribadian dia sering beraktivitas sama-sama tidak ada kecurigaan. Tidak tahu apa pekerjaannya, karena orang tuanya hanya berjualan kue," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat