Vaksinator bersiap untuk melakukan vaksinasi di Gedung Bandung Planning Gallery, Jalan Aceh, Kota Bandung, Jumat (26/3). Sedikitnya 300 pekerja media menerima vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama pada pelaksanaan vaksinasi tahap kedua di Kota Bandung. Fo | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Khazanah

Ribuan Pengasuh Ponpes Masuk Prioritas Vaksinasi

Vaksinasi akan meningkatkan imunitas santri pesantren.

JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) memastikan, vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) untuk kalangan pondok pesantren (ponpes) segera dimulai. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono mengatakan, pihaknya telah mendaftarkan sebanyak 6.000 orang pengasuh ponpes dalam daftar prioritas vaksin Covid-19. Para keluarga mereka pun termasuk dalam senarai tersebut. 

Sejauh ini Kemenag sudah memberikan daftar pengasuh pesantren dan keluarga yang akan menerima vaksin. Ia menjelaskan, proses vaksinasi dilakukan secara bertahap.

“Yang pertama, kami diminta mengirimkan (daftar nama) sekitar 6.000 pengasuh pesantren. Lantas, kami juga mengusulkan agar semua, termasuk guru di pesantren, bisa divaksinasi," ujar Waryono saat dihubungi Republika, Ahad (28/3).

Ia menjelaskan, pihaknya baru menyelesaikan penyusunan surat keputusan bersama (SKB) lanjutan dari pakta integritas vaksinasi Covid-19. Koordinasi di masing-masing daerah juga telah dilakukan antara pihak pondok-pondok pesantren, kepala daerah, dan dinas kesehatan.

Meski demikian, dia melanjutkan, ada informasi dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 mengenai ketersediaan vaksin yang terbatas. Karena itu, target vaksinasi kemungkinan mengalami kemunduran.

"Karena ketersediaan vaksin yang agak terbatas, harus antre. Semula diharapkan April 2021 pertengahan sudah bisa selesai semua. Namun, jadi akhir April,” ujar dia.

Sebelumnya, Kemenag telah mengirimkan surat kepada organisasi-organisasi masyarakat Islam yang memiliki pesantren. Selain itu, kepala-kepala bidang pendidikan pesantren di setiap kantor wilayah (kanwil) Kemenag provinsi juga telah diminta mengajak pesantren untuk mengikuti vaksinasi di daerah masing-masing. Sebab, para kiai dan ulama dapat turut mendukung kesuksesan vaksinasi dengan teladan yang mereka hadirkan di tengah masyarakat.

Berdasarkan data dari setiap kanwil Kemenag, banyak pesantren dan para pengasuhnya yang sudah mengikuti vaksinasi dari berbagai pintu. Mereka melakukan vaksinasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas Islam.

Waryono berharap, vaksinasi untuk kalangan pondok pesantren dapat berjalan sukses. Sebab, pada Mei mendatang seluruh sekolah dan madrasah mesti mulai mempersiapkan diri untuk pendidikan tatap muka. Akan tetapi, keharusan itu dalam SKB yang ada bersifat relatif. Misalnya, jika pengawasan suatu daerah menemukan adanya klaster Covid-19 di sebuah lembaga pendidikan, kepala daerah setempat dapat menghentikan proses pembelajaran tatap muka di sana.

Terakhir, ia mengingatkan setiap pihak agar tetap mematuhi protokol kesehatan meski sudah melakukan vaksinasi. Tidak boleh ada pemikiran jika sudah divaksin kebal akan Covid-19 dan tidak lagi menggunakan masker.

"Vaksin ini butuh waktu untuk membangun kekebalan tubuh. Maka masker tetap dibutuhkan, termasuk mencuci tangan dan menghindari kerumunan," ujar Waryono.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat