Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar sisa-sisa ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). | ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Tajuk

Mengutuk Bom Makassar

Jangan sampai peristiwa ledakan bom Makassar ini ikut merusak kesucian Paskah dan Ramadhan.

Sabtu (28/3) pukul 10.20 WITA, kita dikejutkan dengan ledakan yang terjadi di Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, MH Thamrin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Mabes Polri mengungkapkan, ada 14 orang yang menjadi korban dari ledakan yang diduga merupakan bom bunuh diri tersebut. Kebanyakan korban menderita luka di bagian leher, dada, muka, tangan, dan kaki.

Tentunya, kita sangat menyesalkan terjadinya tindakan tidak manusiawi dan tak dapat ditoleransi ini. Selain karena menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat, juga menyebabkan  jatuhnya korban jiwa. Apalagi, Indonesia juga memiliki pengalaman buruk dengan kejadian seperti ini.

Saat ini, seluruh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di dalam negeri, tengah bekerja sekuat tenaga untuk bangkit dan pulih dari hantaman pandemi. Mulai dari mencoba mencari obat mujarab untuk melawan virus Covid-19 hingga strategi untuk meningkatkan perekonomian yang sempat terpuruk.

Karenanya, adanya ledakan yang menimbulkan korban dan keresahan serta ketakutan baru justru malah semakin mempersulit kita untuk bisa bangkit. Yang kita butuhkan saat ini adalah semangat persatuan untuk saling bantu membantu mereka di sekeliling kita. Semangat untuk bersama-sama menghadapi pandemi ini.

 
Tentunya, kita sangat menyesalkan terjadinya tindakan tidak manusiawi dan tak dapat ditoleransi ini.
 
 

Tak heran jika kemudian seluruh pemangku kepentingan melontarkan kutukan terhadap tindakan pengecut ini. Bahwa pada saat negara tengah kesulitan ditimpa bencana panjang, justru ada sekelompok orang yang mencoba untuk memecah semangat persatuan yang saat ini justru sangat kita butuhkan.

Kita harus memberikan dukungan penuh kepada kepolisian untuk dapat mengusut tuntas kasus ini. Aparat keamanan harus bisa mengungkap motif dan mereka-mereka yang berada di balik layar kejadian ini. Kita harus bergerak bersama dan mengawal keamanan serta kedamaian di Indonesia.

Kita harus ingat bahwa tindakan melukai sesama saudara dan menimbulkan ketakutan tidak dibenarkan dan justru bertentangan dengan nilai-nilai semua agama. Karenanya, kita jangan sampai mengaitkan tindakan ini dengan agama, suku, atau kelompok tertentu di negeri ini.

Kita juga harus mengikuti anjuran kepolisian agar tidak perlu panik dengan adanya ledakan tersebut. Kita percayakan saja kepada kepolisian bahwa mereka dengan sekuat tenaga akan menyelesaikan kasus ini dan menyeret seluruh pelaku ke meja pengadilan.

 
Sebagai sesama manusia dan saudara sebangsa, seluruh masyarakat Indonesia lainnya juga ikut merasakan luka yang sama.  
 
 

Tak lupa kita sampaikan duka yang mendalam kepada seluruh korban, para jamaah Gereja Katedral Makassar. Ledakan ini tidak hanya melukai mereka yang berada di sekitar gereja. Sebagai sesama manusia dan saudara sebangsa, seluruh masyarakat Indonesia lainnya juga ikut merasakan luka yang sama.  

Apalagi, saat ini merupakan momentum menjelang Paskah dan Ramadhan. Mari kita jaga kedamaian dan persaudaraan bersama. Jangan sampai peristiwa ledakan ini ikut merusak kesucian Paskah dan Ramadhan. Justru sebaliknya, pada saat seperti ini, penting bagi kita untuk saling menguatkan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat