Pendukung PM Israel Benjamin Netanyahu merayakan hasil polling Pemilu Israel di Yerusalem, Selasa (23/3/2021). | AP/Ariel Schalit

Opini

Pemilu Israel dan Nasib Palestina

Komitmen menyelesaikan masalah Palestina tak berarti tanpa tekanan AS atas Israel.

SMITH ALHADAR, Penasihat Indonesian Society for Middle East Studies

Pemilu parlemen Israel (Knesset) digelar 23 Maret lalu dan hasilnya telah diketahui. Partai kanan, Likud pimpinan PM Benjamin Netanyahu menang dengan meraup 30 kursi, tetapi kehilangan enam kursi dibandingkan pemilu dua tahun lalu.

Berkurangnya perolehan suara Likud, terkait kegagalan pemerintahan Netanyahu menangani Covid-19 dan tuduhan yang makin gencar bahwa ia terlibat korupsi, penyogokan, dan tindakan melanggar hukum yang bergulir sejak dua tahun terakhir.

Sesuai konstitusi, pemenang pemilu mendapat kesempatan pertama membentuk kabinet. Namun, tak mudah bagi Netanyahu karena pertarungan partai kanan-agama melawan partai tengah-kiri, berubah jadi persaingan kubu pro-Netanyahu dan kontra-Netanyahu.

Secara keseluruhan, kubu pro-Netanyahu meraih 59 dari 120 kursi Knesset. Ini diraih Likud (30 kursi), partai agama Shas (9 kursi), partai ultra kanan United Torah Judaism (7 kursi), partai kanan Yamina (7 kursi), dan partai ultrakanan Religious Zionism (6 kursi).

Kubu kontra-Netanyahu meraih 61 kursi, terdiri atas partai tengah Yesh Atid (17 kursi), partai kanan Yisrael Beiteinu (7 kursi), partai kanan New Hope (6 kursi), partai tengah Kahol Lavan atau Biru Putih (8 kursi), partai kiri Meretz (5 kursi), partai Arab Joint List (6 kursi), dan partai Arab United List (5 kursi).

 
Sesuai konstitusi, pemenang pemilu mendapat kesempatan pertama membentuk kabinet.
 
 

Sepintas, tampak mudah bagi Netanyahu menarik salah satu dari dua partai kanan – Yisarel Beiteinu dan New Hope. Namun, ternyata tidak mudah.

Avigdor Liberman, pemimpin Yisrael Beiteinu, berselisih dengan Netanyahu sejak 2018 terkait Perang Gaza. Lieberman memprotes keputusan Netanyahu menerima gencatan senjata dengan Hamas dan menarik diri dari pemerintahan.

New Hope pimpinan Gideon Sa’ar,  justru sempalan Likud sejak 2020. Ia melihat Likud tercemar citra buruk Netanyahu dan ingin partai baru yang steril dari skandal korupsi. Maka itu, terbuka peluang bagi partai Arab United List pimpinan Mansour Abbas jadi king maker.

Sejak awal, Abbas menyatakan, partainya terbuka berkoalisi dengan kubu mana pun. Bila bergabung dengan kubu pro-Netanyahu, lima kursi Arab United List lebih dari cukup bagi kubu pro-Netanyahu membentuk pemerintahan.

Bila bertahan di kubu kontra-Netanyahu, Yair Lapid sebagai pemimpin partai Yesh Atid bisa jadi perdana menteri. Tampaknya, mustahil Netanyahu melirik Arab United List dan partai Arab lain, Joint Arab List.

 
Selama kampanye pemilu, Netanyahu mengeluarkan pernyataan rasis terhadap United Arab List, khususnya. 
 
 

Kedua partai itu berjuang untuk aspirasi kemerdekaan Palestina dan penghapusan diskriminasi Israel atas warga Arabnya.

Selama kampanye pemilu, Netanyahu mengeluarkan pernyataan rasis terhadap United Arab List, khususnya. Secara filosofis, partai itu menganut konservatisme Islam. Netanyahu bahkan menyatakan, United Arab List sebagai gerombolan teroris.

Di pihak lain, ia berambisi memimpin Israel kembali. Ia mencitrakan dirinya pemimpin global dan berhasil menarik empat negara Arab (UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko) berdamai dengan Israel. Namun, tujuan krusialnya, membebaskan diri dari tuduhan negatif.

Hal itu hanya mungkin bila ia memimpin Israel kembali karena memungkinkan mengeluarkan kasusnya dari pengadilan. Masalahnya, apakah Arab United List bersedia bergabung tanpa konsesi signifikan?

Konsesi untuk Palestina, misalnya, pemerintahan Netanyahu harus memulai lagi proses perdamaian dengan Palestina yang macet sejak April 2014, menghentikan diskriminasi terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur dan warga Arab Israel.

 
Konsesi untuk Palestina, misalnya, pemerintahan Netanyahu harus memulai lagi proses perdamaian dengan Palestina yang macet sejak April 2014.
 
 

Rasanya mustahil Netanyahu memenuhi keinginan ini. Karena itu, ia menutup peluang partai tersebut bergabung. Ada juga pendapat, king maker sesungguhnya Yesh Atid. Media Israel menyebut partai ini akan melahirkan perdana menteri baru.

Namun, klaim ini tak dapat dijadikan pegangan. Karena partai itu juga tak akan bersedia memenuhi konsesi yang diminta dua partai Arab itu. Bisa jadi malah Netanyahu berhasil melobi partai itu atau partai Putih-Biru atau New Hope.

Apa pun hasil pemilu Knesset melahirkan dua skenario. Pertama, Netanyahu berhasil membentuk pemerintahan, tetapi tidak akan stabil dan akhirnya bubar. Pemilu dini kelima pun mau tak mau dilakukan kembali.

Kedua, Netanyahu gagal membentuk pemerintahan sehingga pemilu dini kelima harus dilaksanakan.

 
Namun, komitmen menyelesaikan masalah Palestina berdasarkan hukum internasional tak berarti tanpa tekanan AS atas Israel.
 
 

Apa pun, Palestina tak mendapat apa-apa dari Pemilu Israel. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyatakan, pemilu itu sebagai masalah internal Israel, bukan sesuatu yang akan memecahkan masalah Palestina.

Maka itu, seharusnya AS di bawah Presiden Joe Biden menggunakan pengaruhnya mendorong perundingan perdamaian Israel-Palestina. Berbeda dengan Donald Trump, Biden berkomitmen pada solusi dua negara yang didukung resolusi DK PBB dan Kesepakatan Oslo.

Ia pun kembali membuka kantor PLO di Washington dan menyalurkan lagi bantuan untuk Palestina yang dibekukan Trump. Namun, komitmen menyelesaikan masalah Palestina berdasarkan hukum internasional tak berarti tanpa tekanan AS atas Israel.

Tak masuk akal bila AS tetap kompromistis dan toleran terhadap semua tindakan melanggar hukum Israel dan saat bersamaan, berharap perdamaian terwujud, yaitu Palestina merdeka dengan batas wilayah pra-1967 dan Yerusalem Timur menjadi ibu kotanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat