Ketua Badan Wakaf Indonesia Mohammad Nuh menyampaikan paparan saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, Kamis (10/9). Kunjungan tersebut membahas persiapan menjelang Rakornas Badan Wakaf Indonesia yang akan dilaksanakan secara tatap muka dan virtual | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

Perguruan Tinggi Berpotensi Besar Gerakkan Wakaf

Dengan wakaf, kelompok masyarakat yang selama ini tidak berdaya menjadi termotivasi untuk bangkit.

JAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) secara resmi meluncurkan Pusat Antar-Universitas (PAU) Bidang Perwakafan. Ketua BWI Mohammad Nuh menyampaikan, setiap perguruan tinggi anggota PAU harus menjadi penggerak utama dalam peningkatan literasi dan kesadaran berwakaf.

"Ujungnya kita ingin menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang tidak tergantung," kata Nuh saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan yang pusat acaranya berada di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu, Kamis (18/3). 

Dengan wakaf, lanjut Nuh, kelompok masyarakat yang selama ini tidak berdaya menjadi termotivasi untuk bangkit. "Kita ingin betul menjadikan orang lain bahagia dan itulah yang kita lakukan di dunia perwakafan. Memungkinkan yang tidak mungkin," ujar dia. 

Nuh juga menjelaskan mengapa peluncuran PAU Wakaf diselenggarakan di universitas dan mengapa pengembangan wakaf perlu dimulai dari sana. Dia mengatakan, universitas adalah tempat yang sangat khusus. Tidak ada organisasi terbaik kecuali universitas. Universitas memiliki paling banyak orang-orang berpendidikan. Mulai dari S1, S2, S3, hingga profesor.

"Maka, kita yakin dengan kompetensi dan kemampuan universitas. Karena kalau bukan kita, kalau bukan orang-orang yang memang memiliki kompetensi dan dedikasi terbaik, siapa lagi yang akan membereskan urusan perwakafan," ujarnya.

Peluncuran PAU Wakaf ini, ucap Nuh, adalah upaya untuk mengonsolidasikan sumber daya terbaik yang dimiliki bangsa ini untuk menghidup-hidupkan apa yang pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW.

Dalam peluncuran PAU Bidang Perwakafan ini juga digelar webinar bertajuk "Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Nasional di Bidang Wakaf’’. 

Dalam pandangan Wakil Rektor UPI Prof Bunyamin Maftuh, perguruan tinggi memiliki potensi yang sangat besar untuk menggerakkan perwakafan. Sebab, di sanalah terdapat banyak intelektual yang bisa didorong untuk memajukan perwakafan Indonesia.

Di UPI, misalnya, telah berdiri badan wakaf yang berada di bawah naungan Islamic Tutorial Centre (ITC). Bagi ITC-UPI, keberadaan ribuan dosen dan tenaga pendidikan menjadi potensi tersendiri untuk menggerakkan wakaf. Saat ini, jumlah dosen di UPI baik PNS maupun non-PNS sekitar 1.500 orang, sedangkan tenaga pendidikan berjumlah sekitar seribu orang.

Dari perguruan tinggi, Bunyamin menuturkan, diharapkan tercipta wakaf-wakaf produktif yang tidak seperti pada umumnya. "Maka, kami juga menyambut baik prakarsa BWI (Badan Wakaf Indonesia) yang meluncurkan PAU Wakaf.’’

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat