Petugas medis menunjukkan vaksin Covid-19 di Mataram, NTB, Rabu (17/3/2021). | ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Tajuk

Kampanye Vaksinasi Jangan Berjeda

Keamanan dalam vaksinasi adalah hal utama. Kehati-hatian dalam bertindak apalagi terkait urusan hidup warga negara adalah segala-galanya.

Distribusi vaksin Astrazeneca tertunda. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (8/3) lalu terpaksa tak langsung diedarkan ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang ditunjuk untuk distribusi vaksin Covid-19 ini.

Pemerintah memilih langkah kehati-hatian setelah sejumlah negara di Eropa menangguhkan pemakaian vaksin itu. Permasalahan yang berkembang, soal efek samping berupa penggumpalan darah yang dialami sejumlah warga pascavaksinasi menggunakan Astrazeneca.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih meneliti isu tersebut. Badan Pengawas Obat di Inggris (MHRA) dan Badan Obat Eropa (EMA) hingga kini belum mengonfirmasi apakah pembekuan darah terjadi akibat vaksin yang disuntikkan.

Informasi lainnya menyebutkan, penggumpalan yang terjadi bersifat kasuistis karena hanya menimpa 40 kasus. Bandingkan dengan penggunaan vaksin Astrazeneca ini oleh 17 juta orang di beberapa negara.

 
Keamanan dalam vaksinasi adalah hal utama. Kehati-hatian dalam bertindak apalagi terkait urusan hidup warga negara adalah segala-galanya.
 
 

Boleh jadi, kasus penggumpalan darah itu tidak berkorelasi langsung dengan vaksin. Namun, untuk memastikannya, mari kita tunggu hasil investigasi WHO. Langkah konservatif pemerintah dengan menunda implementasi vaksinasi Astrazeneca ini patut diapresiasi.

Keamanan dalam vaksinasi adalah hal utama. Kehati-hatian dalam bertindak apalagi terkait urusan hidup warga negara adalah segala-galanya. Kerugian materi masih tak seberapa ketimbang nyawa melayang atau kesehatan terganggu akibat efek samping vaksin.

Namun masalah lainnya terkait masa kedaluwarsa. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin Astrazeneca yang tiba di Indonesia pada Senin (8/3) kedaluwarsa akhir Mei. Padahal, jeda penyuntikan pertama dengan gelombang kedua agar optimal berselisih waktu 9-12 pekan.

Mesti dicarikan solusi agar vaksin Astrazeneca ini bisa digunakan tepat waktu dan tepat momentum. Tentu, kita berharap ada kabar segera mengenai hasil investigasi WHO terkait isu efek samping vaksin Astrazeneca ini.

Sembari menunggu hasil investigasi WHO, pihak terkait mesti bekerja paralel. Sambil menunggu informasi lanjutan keamanan vaksin, proses teknis terkait distribusi dan target sasaran vaksinasi bisa dicek.

 
Tidak boleh terjadi distribusi vaksin Astrazeneca terhambat hanya gara-gara cold storage, misalnya, yang belum tersedia.
 
 

Petugas bisa mengecek ulang alur distribusi vaksin Astrazeneca agar tepat waktu. Karena ketepatan waktu sampainya vaksin di fasyankes akan menentukan masa kedaluwarsanya.

Tidak boleh terjadi distribusi vaksin Astrazeneca terhambat hanya gara-gara cold storage, misalnya, yang belum tersedia. Hal detail seperti itu bisa dilakukan sejak saat ini meski belum ada lampu hijau vaksin bisa diedarkan.

Sebab, belum tentu prosedur standar alur distribusi vaksin Astrazeneca ini sama dengan vaksin sebelumnya. Demikian pula dengan target sasaran. Pihak terkait dari saat ini harus mulai memverifikasi data penerima vaksin.

Kriteria penerima vaksin Sinovac apakah sama dengan vaksin Astrazeneca. Proses pengecekan kritera ini penting agar penerima vaksin mendapatkan dampak maksimal yakni kekebalan tubuh pada pribadi yang selanjutnya berarti kekebalan masyarakat.

 
Terhadap berbagai kendala isu vaksin Astrazeneca ini, pemerintah jangan kendur dalam melanjutkan program vaksinasi nasional.
 
 

Pengecekan fisik dan kontrol kualitas menjadi komponen penting dalam pendistribusian vaksin Astrazeneca yang hanya tersisa sekitar dua bulan ke depan hingga masa kedaluwarsa berakhir.

Terhadap berbagai kendala isu vaksin Astrazeneca ini, pemerintah jangan kendur dalam melanjutkan program vaksinasi nasional. Mencari solusi yang efektif dan efisien atas semua kemungkinan terburuk harus ditemukan.

Ketidakpastian vaksin Astrazeneca ini jangan sampai menjadi alasan menjeda kampanye vaksinasi. Program vaksinasi harus berlanjut. Ikhtiar menciptakan kekebalan komunal terhadap penularan virus Covid-19 mesti diteruskan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat