Stephanie Poetri | Youtube

Geni

Dua Sisi Kontras Stephanie Poetri

Stephanie Poetri sengaja merancang klasifikasi demikian untuk lagu di album mininya.

Stephanie Poetri merangkum berbagai khayalan dan renungan yang melintasi benaknya menjadi deretan lagu. Penyanyi pop berdarah Indonesia-Amerika ini ingin mengajak pendengar hanyut makin jauh ke dalam pikirannya lewat album mini pertamanya berjudul AM:PM

Karya yang diproduksi secara mandiri serta hadir melalui 88rising dan didistribusikan oleh 12ToneMusic ini seraya hendak menyemangati para penikmatnya. Ada dua gambaran kontras yang hendak disampaikan Stephanie. 

Perempuan 20 tahun itu menghadirkan harapan, energi, dan emosi yang sering muncul pada pagi hari serta suasana malam hari yang terkadang menjelma lebih melankolis. AM:PM berisi kumpulan angan-angan ringan, perasaan galau pada sore hari, dan berbagai pertanyaan yang melintas di pikiran Stephanie yang selalu bersemangat dan kreatif ketika malam hari selama satu setengah tahun ini. 

Dalam album ini, Stephanie membuka pemikirannya untuk para penggemar dan mengundang mereka ke dalam renungan, harapan, impian, keragu-raguan, dan mimpinya. Alur susunan lagu merepresentasikan hubungan antara emosi yang penuh harapan, bersemangat, dan ringan yang muncul saat pagi, lalu berbanding terbalik dengan nada reflektif dan terkadang melankolis ketika malam. 

Album AM:PM berisi lagu "Daydreaming", "IRL", dan "3PM" yang masuk dalam kategori AM serta "How We Used To", "Selfish", dan "Paranoia" yang masuk kategori PM. 

Putri solois senior Titi DJ ini sengaja merancang klasifikasi demikian untuk lagu di album mininya. AM:PM mengikuti alur waktu dari pagi ke malam hari. Seperti itulah Stephanie menyusun daftar lagunya. 

“Aku selalu ingin menjadikan musikku sebagai teman bagi banyak orang dalam menjalani rutinitas sehari-hari,” kata Stephanie lewat pernyataan resminya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Stephanie Poetri (stephaniepoetri)

Pada lagu-lagu yang ada di daftar AM, isinya cenderung lebih ringan, upbeat, dan gembira. Sementara, di daftar PM, lagunya lebih gelap dengan sedikit kemarahan dan sisi dramatis. Stephanie berharap, pendengar bisa menikmati semua karyanya.

Melalui AM:PM, Stephanie memanfaatkan bakat menulis lagu serta pengalaman hidup untuk mengokohkan kariernya. Album mini itu berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk Ojivolta, Doc Daniel, Wes Singerman, Heavy Mellow, dan Taylor Dexter.

Video musik untuk lagu "Paranoia" telah dirilis dan diproduksi oleh Wes Singerman, Taylor Dexter, serta Heavy Mellow. Tayangan itu menampilkan sisi lain Stephanie ketika dia meluapkan emosi serta ketakutan terdalamnya ke dalam video tersebut. 

Single ini berkisah tentang momen bahagia, ketika semuanya berjalan dengan baik, bahkan hampir sempurna, lalu kamu memikirkan bahwa sebentar lagi akan terjadi hal yang buruk karena terlalu khawatir," ujar Stephanie mengenai lagunya.

 
Single ini berkisah tentang momen bahagia, ketika semuanya berjalan dengan baik, bahkan hampir sempurna.
 
 

Berbeda dengan “Paranoia”, tembang “IRL” justru menggambarkan sebuah optimisme di tengah gejolak yang terjadi pada 2020. Stephanie menceritakan bagaimana dia melalui tahun itu bersama orang-orang terkasih sehingga terasa lebih mudah.

“Lagu ini saya persembahkan untuk semua orang yang benar-benar membantu melewati tahun itu, sebagai perayaan dari semua kenangan indah yang kami dapatkan,” kata Stephanie.

Melalui “IRL”, Stephanie ingin berterima kasih kepada orang-orang terdekatnya, terutama teman, keluarga, dan penggemar. Dia berharap, lagu itu dapat memberikan kesan yang sama untuk orang lain.

“IRL” juga sudah dibuatkan video musik yang disutradarai, disunting, dan diproduksi sendiri olehnya. Video tersebut berisi cuplikan dari orang-orang terkasihnya di seluruh dunia. Dia mengumpulkan kenangan itu ke dalam sebuah scrapbook.

Video musik “IRL” mendukung Dana Bantuan Virus Corona dari GlobalGiving untuk menyemangati orang-orang di seluruh dunia yang memerangi Covid-19 di garis depan. Melalui lagu ini, Stephanie memanfaatkan keterampilan kreatif dan kisahnya untuk menunjukkan diri sebagai artis multitalenta.

Musik bukan hal asing bagi putri Titi DJ ini. Sejak kecil, dia sudah berminat mengikuti jejak sang ibunda yang merupakan diva pop Indonesia. “Aku selalu ingin menjadi penyanyi karena ibuku adalah seorang penyanyi. Itu adalah mimpiku," kata dia.

 
Aku selalu ingin menjadi penyanyi karena ibuku adalah seorang penyanyi. Itu adalah mimpiku.
 
 

Stephanie lantas mencoba mempelajari dan memainkan musik bergenre pop dan akustik. Dia tak mengelak, sempat merasa minder ketika memutuskan untuk menetap di Amerika Serikat karena merupakan gadis berdarah Asia-Amerika.

“Aku selalu berpikir menjadi orang Asia itu seperti selalu menjadi outsider di Amerika Serikat, jadi aku harus menunjukkan identitasku," ujarnya.

Meski begitu, Stephanie tidak pernah merasa terasingkan karena dia dikelilingi teman dan kerabat yang suportif di Negeri Paman Sam itu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat