Petugas menggunakan alat berat membawa envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Selasa (2/3). Sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, tiba di PT Bio Farma (Pe | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Nasional

Bio Farma Tunggu Data Kebutuhan Vaksin Mandiri

Bio Farma menyatakan siap untuk melakukan pengadaan jika data kebutuhan sudah ada.

JAKARTA – PT Bio Farma masih menunggu data kebutuhan untuk vaksinasi gotong royong atau mandiri. Sebagai perusahaan negara yang ditugasi sebagai penyedia vaksin untuk program gotong royong, Bio Farma menyatakan siap untuk melakukan pengadaan jika data kebutuhan sudah ada.

Juru Bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan, Bio Farma menunggu total kebutuhan yang diperlukan untuk vaksin gotong royong. Program vaksin gotong royong ini memberikan kesempatan kepada pihak swasta yang ingin mengadakan dan membagikan secara gratis kepada para pekerjanya.

“Bio Farma pada intinya siap menjalankan penugasan pemerintah, termasuk vaksin gotong royong. Kami akan melakukan pengadaan dengan jumlah sesuai kebutuhan yang diberikan,” ujar Bambang saat dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (2/3).

Bio Farma ditugasi untuk mendatangkan vaksin Moderna produksi Amerika, dan Kimia Farma ditugasi mendatangkan vaksin Sinopharm buatan Cina. Namun, kata Bambang, pengadaan itu baru bisa dilakukan ketika dua perusahaan plat merah tersebut diberi data terkait jumlah kebutuhan yang diperlukan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, Kemenkes bukanlah pelaksana.

Dalam aturan tersebut, Nadia mengakui, perusahaan yang akan melakukan vaksin gotong royong harus melaporkan jumlah karyawan atau karyawatinya beserta anggota keluarganya pada Kemenkes. Data inilah yang dibutuhkan sebagai basis pengadaan vaksin mandiri. Namun, saat dihubungi Republika pada Selasa (2/3), Nadia mengaku belum mendapatkan informasi pasti mengenai hal ini.

Kemenkes menetapkan jenis vaksin Covid-19 yang bisa digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong berbeda dengan vaksinasi yang dipakai dalam program pemerintah yaitu Sinovac, Astrazeneca, Novavax, dan Pfizer. Ketentuan ini, menurut Nadia, sebagai upaya untuk memastikan tidak ada kebocoran imunisasi yang digunakan dalam vaksin gotong royong.

photo
Petugas kepolisian berjaga di dekat envirotainer yang berisi bahan baku vaksin Covid-19 setibanya di PT Bio Farma (Persero), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Selasa (2/3). - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Pada Ahad (2/3) lalu, Wakil Ketua Umum bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani mengeklaim telah ada 7.000 perusahaan dengan 6,7 juta karyawan yang mendaftar program vaksin gotong royong. Shinta menyampaikan rencana target vaksin gotong royong mencapai 20 juta karyawan.

Kendati begitu, kata Shinta, Kadin masih menunggu aturan teknis lebih lanjut mengenai jumlah, jenis, dan harga vaksin yang akan diberikan. Shinta mengatakan, program pendaftaran vaksin gotong royong merupakan bentuk persiapan Kadin dalam menyambut kedatangan vaksin gotong royong.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat