Pangeran Muhammad bin Salman beberapa waktu lalu. | AP POOL

Internasional

Tiga Negara Dukung Saudi Soal Laporan Kematian Khashoggi 

Khashoggi dibunuh di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.

WASHINGTON -- Arab Saudi mengatakan laporan intelijen Amerika Serikat yang menyebut Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mendalangi pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi, tidak memberikan bukti kuat. Penolakan Saudi atas laporan tersebut didukung Bahrain, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Menurut dia, Pangeran MBS telah menjalankan kewajibannya sehubungan dengan kasus pembunuhan Khashoggi. "Pangeran dengan berani menerima tanggung jawab moral, menyerahkan tertuduh ke sistem peradilan, dan berjanji mereformasi organisasi intelijen. Kasus ditutup!" ujar Duta Besar Arab Saudi untuk PBB Abdallah Al-Mouallimi di akun Twitter-nya, yang dikutip laman Al Arabiya, Selasa (2/3).

Laporan AS setebal empat halaman dirilis 26 Februari. Laporan itu  menyimpulkan bahwa MBS menyetujui untuk menangkap atau membunuh Khashoggi, karena dianggap sebagai ancaman bagi kerajaan. MBS disebutkan setuju untuk menggunakan tindakan kekerasan terhadap Khashoggi.

Kementerian Luar Negeri Saudi juga menolak laporan itu. Kementerian Luar Negeri Saudi menggambarkan laporan itu adalah "negatif, salah dan tidak dapat diterima". Mereka menambahkan bahwa, laporan itu berisi "informasi dan kesimpulan yang tidak akurat".

Dilansir Middle East Monitor, Selasa, Kementerian Luar Negeri Bahrain mendukung penolakan Saudi atas laporan tersebut. Sementara, Kementerian Luar Negeri Kuwait memuji peran Kerajaan Saudi dalam memerangi "kekerasan dan ekstremisme serta dukungannya untuk keamanan dan stabilitas di kawasan dan di seluruh dunia".

UEA juga membela Saudi. Dalam pernyataannya, UEA mengungkapkan kepercayaan pada pengadilan kerajaan dan "komitmennya untuk menegakkan hukum secara transparan dan tidak memihak, dan meminta pertanggungjawaban semua yang terlibat dalam kasus ini".

photo
Poster Jamal Khashoggi ditampilkan dalam peringatan kejadian pembunuhan di Istanbul, tahun lalu. - (AP)

Khashoggi dibunuh di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Setelah tewas, tubuh Khashoggi dilaporkan dimutilasi. Hingga kini potongan jasadnya belum ditemukan. Pangeran MBS segera terseret dalam kasus itu dan diduga menjadi dalangnya. Dugaan itu muncul karena keterlibatan Saud al-Qahtani, sang tangan kanan Pangeran MBS.

Pelapor khusus PBB untuk pembunuhan tanpa dasar hukum, Agnes Callamard, pada Senin (1/3) mendesak AS menjatuhkan sanksi kepada MBS. Menurutnya, sangat berbahaya jika AS telah mengakui Pangeran MBS mendalangi pembunuhan Khashoggi tapi tak mengambil tindakan apa pun. Callamard adalah tokoh yang memimpin penyelidikan PBB atas pembunuhan Khashoggi pada 2018.

Sejauh ini AS dikritik karena tidak menjatuhkan sanksi kepada MBS. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, menanggapi kritik ini. "Kami berupaya untuk menempatkan hubungan AS dan Saudi sesuai pada tempatnya," katanya, Senin, yang dikutip Aljazirah.

Kepala Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Yousef bin Ahmad Al-Othaimeen, mendukung sikap Saudi. Menurut laporan Kantor Berita Saudi SPA, Al-Othaimeen mengatakan dia menolak "pemotongan tidak akurat yang dikutip dalam laporan itu, yang tidak memiliki bukti."  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat