Tangkapan layar Instagram Jogjasepedawisata, bersepeda sambil berwisata. | Instagram/Jogja Fun Cycling

Safari

Menikmati Berwisata Gowes

Kuatnya seseorang bersepeda jarak jauh akan terbentuk jika dia rutin riding secara bertahap.

OLEH FARAH NOERSATIVA

 

Pemandangan pesepeda berlalu lalang kerap kita lihat, terutama semenjak pandemi Covid-19 merebak. Selain untuk berjalan-jalan, banyak orang bersepeda sebagai olahraga guna menjaga imunitas tubuhnya. 

Komunitas Club Bike Bike di Jakarta pun berinisiatif berekreasi dengan bersepeda ke berbagai tempat yang sampai berpuluh, bahkan beratus kilometer (km). Founder Club Bike Bike Mariken Lybia mengaku senang menjalani aktivitas tersebut. “Kami banyak melakukan berkemah atau sekadar riding ke tempat-tempat yang pemandangannya bagus,” sebut laki-laki yang akrab disapa Kenly itu kepada Republika, pekan lalu. 

Mengutip Instagram @club.BikeBike, komunitas itu kerap menjelajahi banyak tempat dengan sepeda. Contohnya ke Bogor ataupun Purwakarta. Pria berusia 35 tahun itu mengatakan, perjalanan tersebut tentu perlu peralatan yang tepat, seperti penyesuaian jenis sepedanya.

Ada sepeda gunung (mountain bike), roadbike, atau fixed gear. “Apa pun sepeda yang kita punya, kalau kita nyaman memakainya, silakan saja. Karena semua balik lagi ke si pemakai sepeda tersebut.” 

Sebelum bepergian, kata dia, penting untuk rutin mengecek tunggangannya, apalagi jika sepedanya digunakan setiap hari. Bagian yang dicek, seperti tekanan angin, rem, melumasi rantai, mengecek baut-baut yang kendor, dan lain-lain. Pengecekan itu membuat kita merasa aman, karena saat gowes, kita tak pernah tahu apa yang bakal dihadapi di lapangan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Club Bike Bike™ (club.bikebike)

Para pesepeda juga perlu memupuk secara bertahap kekuatannya dalam meng-gowes. Sebab, Kenly menambahkan, kuatnya kita bersepeda akan terbentuk jika kita rutin atau sering melakukan riding. Kemampuan di lapangan dan organisasi peralatan juga diperlukan jika berwisata gowes sambil berkemah. Masing-masing anggota tim membawa peralatan kemahnya dan umumnya lokasi kemah dicari yang sudah ada. 

Bersepeda sambil berwisata memang jadi terobosan wisata baru di era pandemi. Menurut pemilik penyedia paket wisata Jogja Fun Cycling Sarjanto, selain menyenangkan, wisata bersepeda juga menyehatkan, asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). 

Dia pun menyediakan paket-paket wisata bersepeda ke candi-candi di wilayah DI Yogyakarta (DIY). Paket-paket wisata bersepeda ini dibuatnya karena melihat tren melancong dengan sepeda tengah melonjak di DIY. Kenapa ke percandian? Dia menilai, tempat-tempat tersebut bernilai sejarah dan jadi identitas khas DIY.

 
Paket-paket wisata bersepeda ini dibuatnya karena melihat tren melancong dengan sepeda tengah melonjak di DIY.
 
 

Sebelum pandemi, kata dia, wisatawan mancanegara meminati paket bersepeda. Saat pandemi, paket pun sepi karena wisatawan mancanegara tak lagi datang ke DIY. Namun, paketnya kini diminati para pelancong lokal, seperti dari Jakarta, Bogor, dan lain-lain.

Mereka menyediakan sepedanya, perlengkapan keamanan, penyesuaian peralatan, dan paket-paket yang menawarkan berbagai keindahan alam. Sebelum digunakan, semua perlengkapan sepeda dicek dan disesuaikan dengan kondisi tubuh para peserta. "Rute yang dipilih pun disesuaikan dengan kondisi dan keinginan para wisatawan," kata Janto, pekan lalu. 

Dia menyediakan paket bersepeda di sekitaran candi yang meliputi Candi Sari, Candi Kedulan, dan Candi Sari. “Kalau masih kuat gowes, kita sambung lagi ke Candi Prambanan dan Candi Plaosan, tapi kalau tidak kuat ya di tiga candi itu saja. Kita buat fleksibel. Jika tidak suka trek naik, dicarikan yang agak landai. Ada juga yang maunya sawah-sawah,” ungkap dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Club Bike Bike™ (club.bikebike)


Jaga Diri di Tengah Pandemi

 

Melakukan aktivitas di luar ruangan di masa pandemi tak dimungkiri membutuhkan lebih banyak usaha dan ikhtiar. Pemilik Jogja Fun Cycling Sarjanto mengatakan, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan saat memulai tur sepeda wisata dengan para wisatawan.

"Pertama harus fit. Ini bukan sekadar fun. Ini berbeda dengan tur dengan mobil lalu turun melihat objek wisata, tapi kita bersepeda mengeluarkan energi. Jadi harus fit terlebih dahulu," jelas Janto kepada Republika. Terlebih, kata dia, kondisi pandemi saat ini rawan jika kita kelelahan.

Dia menekankan, mengenai jarak tempuh bersepeda dalam tur sebelum berangkat riding agar wisatawan dapat mengukur kekuatan meng-gowes sepedanya. "Wisatawan sebaiknya mengukur kekuatan diri sendiri dan tidak memaksakan," jelas pemilik akun @jogjasepedawisata di Instagram itu.

Tak hanya itu, dia juga mengatakan, sangat baik jika wisatawan rutin berolahraga dulu dua sampai empat pekan sebelum tur agar tubuh fit dan kuat. Umumnya, peserta dalam turnya sudah terbiasa bersepeda dan berolahraga. "Mereka memang suka joging, suka bersepeda di tempat mereka tinggal," kata dia.

Janto menyarankan, wisatawan gowes menggunakan masker, walau agak pengap. Namun, jika mereka merasa pengap, dia akan mengajak mereka berhenti untuk membuka masker sejenak dengan aman.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by JOGJA FUN CYCLING (jogjasepedawisata)

Sementara itu, founder Club Bike Bike Mariken Lybia menekankan, untuk mempersiapkan wisata bersepeda dengan matang sebelumnya dan tubuh yang prima. Yang penting, kata dia, tidak memaksakan diri saat bersepeda. “Kalau capek berhenti dulu. Cuma kita yang tahu kapasitas kekuatan pada diri kita. Sesuatu yang dipaksakan bisa berdampak buruk,” kata Kenly.

Observasi destinasi dan rutenya tergolong penting, kata dia, untuk mengetahui gambaran lokasi dan medannya. “Perhatikan elevation gain-nya, seberapa menanjak karena pasti kita mengukur kemampuan juga. Jadi bisa atau tidak atau sanggup atau tidak,” jelas dia. 

Sebaiknya, lanjut dia, kita menghindari tempat yang terlalu ramai dan pilih yang belum banyak diketahui orang (hidden gem). "Kita juga jadi banyak tahu juga tempat-tempat yang asik dan sepi karena blusukan buat mencarinya. Selalu jaga jarak dan pakai masker serta cuci tangan," tutur dia.

 
Kita juga jadi banyak tahu juga tempat-tempat yang asik dan sepi karena blusukan buat mencarinya. Selalu jaga jarak dan pakai masker serta cuci tangan.
 
 

Dia juga mengingatkan untuk sarapan sebelumnya dan membawa persediaan makanan untuk di perjalanan. Makanannya diutamakan yang manis, seperti kurma, cokelat, dan sejenisnya untuk memberikan energi instan.  

Perhatikan pula, tambah Kenly, agar gowes-nya tidak bergerombol. Maksimal personel, yaitu sekitar lima orang. Paling tidak, orang yang berangkat bersama kita adalah orang yang sudah dekat secara personal dan emosional. "Jadi misalkan ada masalah atau ada yang capek jadi tidak gengsi buat bilang atau tidak ngerasa menyusahkan teman seperjalanan kita," kata dia. 

Menurutnya, berwisata gowes dapat membuka energi baru dan mengisi peluang untuk melihat keindahan alam. Bertualang di atas pedal memang tak senyaman di rumah. Namun, bersepeda mampu menembus keterbatasan dan memelihara harapan sampai keterwujudan. "Setiap perjalanan adalah hal tentang menemui kebaikan hati manusia," tutur Kenly.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat