Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel Abrijani | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

Kominfo: Literasi Digital Belum di Tingkat Baik

Literasi digital juga berperan untuk mencegah terjadinya cyber bullying

JAKARTA — Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, indeks literasi digital Indonesia belum mencapai tingkat yang baik. Semuel mengaku, berdasarkan survei Kementerian Kominfo dan Katadata pada November lalu, indeks literasi digital nasional ada di angka 3,47 dari skala 1-4.

"Hanya ada pada sedikit di atas tingkat sedang, namun belum mencapai tingkat baik," kata Semuel dalam webinar “Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Pendidik”, Sabtu (20/2).

Ia mendorong peningkatan literasi digital masyarakat. Hal ini karena kemampuan literasi digital masyarakat memegang peranan penting dalam mewujudkan masyarakat transformasi digital.

Menurut Semuel, sebagai tingkat paling dasar, kemampuan literasi digital merupakan kemampuan paling krusial dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini. "Yakni untuk mewujudkan masyarakat Indonesia nggak hanya kenal teknologi tapi juga cermat dalam penggunaannya," ujarnya.

Pemerintah melihat pandemi Covid-19 telah mempercepat proses digitalisasi di berbagai lini kehidupan. "Kita harus menyiapkan SDM kita dengan keterampilan digital yang sesuai dengan perubahan ini," tutur Semuel.

Sementara itu, Direktur Sekolah Dasar Sri Wahyuningsih mengakui, sektor pendidikan harus bisa beradaptasi dengan pembelajaran jauh secara daring selama pandemi Covid-19. Baik siswa, guru, maupun orang tua dinilai membutuhkan literasi digital. Sebab, transformasi digital perlu diimbangi dengan satu pemahaman literasi digital.

"Karena saat ini dengan dekatnya anak anak kita dengan medsos, ini harus diwaspadai, karena takut pengaruh medsos yang nggak terbendung lagi," kata Sri, Ahad (21/2).

Sri mengatakan, literasi digital juga berperan untuk mencegah terjadinya cyber bullying atau intimidasi di dunia maya. Karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kemenkominfobersama Siber Kreasi mendorong peningkatan literasi digital di dunia pendidikan.

Selain siswa, Sri juga menilai, literasi digital dibutuhkan satuan pendidikan dan juga orang tua siswa. "Dunia pendidikan jadi sektor sangat terdampak terutama orang tua, siswa dan guru, mereka semua merupakan segitiga emas yang tentu harus beradaptasi dalam kecepatan belajar mengajar dengan pembelajaran jarak jauh dengan metode daring maupun luring," kata Sri.

 Ia mengatakan, pemerintah juga selalu mendorong sejumlah pihak untuk memproduksi konten yang positif dan edukatif. Dengan begitu, konten tersebut dapat diakses semua kalangan dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan. Konten ini juga ditayangkan di TVRI, RRI, dan hadir di beberapa aplikasi di Playstore.

Sri kemudian berpesan kepada masyarakat untuk cerdas, cermat, dan bijak dalam memanfaatkan digital tools yang dimiliki. Terutama bagi orang tua, Sri berharap tidak melepaskan pengawasan ketika anak mulai berselancar di dunia maya.

"(Pandemi miliki) dampak positif dalam percepat transformasi layanan pendidikan, dan perbaikan kekurangan, dan ini adalah kerja sama semua pihak untuk mendampingi anak didiknya," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat