Penari Naga Liong dan Barongsai menghibur pengunjung pusat perbelanjaan di kawasan Kuta, Badung, Bali, Jumat (12/2). Pementasan Barongsai dan Naga Liong tersebut digelar pengelola pusat perbelanjaan untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek. | ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Nasional

Kemenkes Antisipasi Kasus Pasca-Imlek

Tren penambahan kasus Covid-19 mulai kembali naik pekan ini pasca-Imlek.

JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan kasus Covid-19 di Tanah Air akan meningkat pada dua hingga tiga pekan ke depan. Prediksi lonjakan kasus seusai libur Imlek ini membuat Kemenkes mendorong pemerintah daerah (pemda) melakukan analisis tren kasus di wilayahnya hingga mengoptimalkan tempat tidur di rumah sakit (RS).

"Kemenkes mendorong pemda melakukan analisis, terutama tren peningkatan kasus Covid-19. Sehingga (pemda) bisa melakukan antisipasi dalam dua sampai tiga pekan ke depan akan terjadi lonjakan kasus yang berakibat pada penambahan kebutuhan pelayanan fasilitas kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, saat mengisi Diskusi Change.org bertema "Telisik Sebelum Disuntik: Mengawal Program Vaksinasi Covid-19", Kamis (18/2).

Kemenkes, dia menyebut, telah mengeluarkan surat edaran pada 11 Januari lalu yang mendorong pemerintah kabupaten/kota segera mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus berdasarkan analisis Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Tak hanya daerah, Nadia mengaku, Kemenkes juga menata sistem rujukan, bahkan bila dibutuhkan menambah RS lapangan atau RS perawatan. Terakhir adalah tetap mengoptimalkan peningkatan kapasitas tempat tidur, baik tempat tidur isolasi maupun tempat tidur untuk perawatan ICU RS sebanyak 30-40 persen. 

Terpisah, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir mengatakan, Kemenkes telah menginstruksikan rumah sakit untuk mengonversi atau menambah tempat tidur untuk pasien Covid-19 hingga 40 persen sejak bulan lalu. Hingga kini, kata dia, pihak rumah sakit tetap siaga dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, termasuk seusai libur Imlek. 

Persiapan dilakukan mulai dari aspek sumber daya manusia (SDM), obat-obatan, hingga alat kesehatan. Bahkan, pihaknya juga menyediakan aplikasi Sistem Informasi Rawat Inap (Siranap) yang menyajikan informasi ketersediaan tempat tidur di rumah sakit secara real time. Masyarakat yang ingin tahu keterisian tempat tidur bisa membuka aplikasi Siranap. 

"Bisa dicek di situ untuk transparansi," katanya. Ia berharap tidak banyak masyarakat yang pergi liburan saat Imlek lalu. Sebab, hal itu bisa meningkatkan kasus Covid-19. 

Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan, jumlah kasus baru pada Kamis (18/2) sebanyak 9.039 orang. Angka ini cukup memberi peringatan bahwa tren Covid-19 mulai naik lagi. Jumlah kasus baru harian tercatat selalu di atas 9.000 orang per hari sejak awal pekan ini. Padahal, sepanjang pekan lalu, rata-rata penambahan kasus harian di kisaran 6.000-8.000 orang per hari.

Tingkat positif atau positivity rate Covid-19 harian juga kembali pecah rekor. Per Kamis, dilaporkan angka positivity rate harian sebesar 40,07 persen, tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak Maret 2020. Angka ini menggambarkan setiap dua dari lima orang yang diperiksa dalam 24 jam terakhir terkonfirmasi positif Covid-19. 

Tingginya positivity rate Covid-19 bisa disebabkan banyak faktor. Salah satunya jebloknya kapasitas tes oleh laboratorium rujukan. Tercatat, sejak Senin (15/2), jumlah spesimen Covid-19 yang diperiksa tidak pernah tembus 30 ribu spesimen. Begitu juga dengan jumlah orang yang diperiksa, juga tidak pernah tembus 30 ribu orang per hari. Angka terendah tercatat pada Senin (15/2) lalu dengan hanya 19.626 orang diperiksa. Jumlah tersebut menjadi yang terendah dalam empat bulan terakhir. 

Harus bersatu

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memperkirakan Indonesia tidak akan bisa menghilangkan Covid-19. Sebab, Covid-19 kini menjadi pandemi yang terjadi di seluruh dunia dan diperlukan solidaritas antarnegara untuk menyelesaikannya. Meski begitu, sebagai bangsa terbesar keempat di dunia, kontribusi Indonesia terhadap penyelesaian pandemi cukup besar.  

"Maka dari itu, harapan pada Indonesia besar dan kita tidak boleh emosional," kata dia dalam diskusi yang sama. 

Dia percaya Covid-19 bisa dilawan jika Indonesia fokus pada strateginya ke depan. Vaksinasi yang tengah dilakukan adalah salah satu kiat melawan Covid tersebut. Artinya, harus terbentuk herd immunity dari skala kecil hingga besar. Sayangnya, ketersediaan vaksin masih terbatas dan negara lain juga tengah berebut vaksin. "Kalau tidak bersatu di dunia, kita akan kalah," katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat