Pengurus PBSI. | ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA FOTO

Olahraga

Gas Pol PBSI!

Selama ini tidak ada kompensasi dari PBSI terhadap klub yang pemainnya ditarik ke pelatnas.

OLEH FITRIYANTO 

Bulu tangkis adalah cabang olahraga kebanggaan masyarakat Indonesia. Bulu tangkis bisa dibilang satu-satunya cabang olahraga yang secara rutin menorehkan prestasi di kancah internasional. Bahkan, di ajang olahraga paling bergengsi yang digelar empat tahun sekali, Olimpiade, hanya dari bulu tangkis lagu kebangsaan Indonesia Raya bisa berkumandang dan sang Merah Putih berkibar di tiang tertinggi.

Prestasi ini tidak didapatkan dengan mudah. Usaha keras dilakukan stakeholder cabang olahraga tepok bulu angsa ini. Ujungnya tentu saja Pelatnas Bulu Tangkis Indonesia di Cipayung, Jakarta Timur, yang dikelola langsung oleh Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).

Pelatnas Cipayung digelar sepanjang tahun. Pengiriman pemain ke berbagai turnamen internasional pun secara rutin dilakukan, baik itu di Asia maupun Eropa. Tidak hanya pemain utama atau senior, tetapi juga pemain pratama atau pemain junior juga diberi kesempatan. Karena itu, dana yang dikeluarkan tentu tidak sedikit.

Namun, PP PBSI ibarat bunga yang selalu saja didatangi kumbang. Selalu saja ada sponsor yang tertarik untuk membantu pendanaan. Nakhoda baru PP PBSI Agung Firman Sampurna menyebutkan, sudah banyak calon sponsor, terutama dari BUMN yang mau bekerja sama secara profesional. Sebuah sistem sponsorship yang dilakukan saling menguntungkan, bukan sekadar charity.

Sebelumnya, PP PBSI identik dengan sebuah perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Kini kita masih menunggu, siapa saja pihak yang siap menggantikan perusahaan tersebut menopang penuh pendanaan kegiatan PP PBSI untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan prestasi. Apalagi kebutuhan dana pelatnas pastinya akan terus meningkat.

Baru-baru ini Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI Riony Mainaky membandingkan pengiriman pemain saat dia melatih di Jepang. Di sana, kata dia, pemain junior dan senior mendapat kesempatan dikirim minimal ke 20 turnamen dalam satu tahun. Mereka tidak hanya diperam di dalam kamp latihan atau pelatnas, berkutat dengan latihan. 

Ini yang menyebabkan pemain-pemain muda Jepang sangat siap ketika berkembang di kategori senior karena jam terbangnya sudah memadai. Padahal, dia menilai, dari sisi talenta, pemain muda Indonesia lebih baik. Akan tetapi, karena minim tampil di turnamen, perkembangan pemain junior Indonesia tak pesat. Riony berharap sistem ini bisa diterapkan di Pelatnas Cipayung, yang pastinya akan membuat kebutuhan dana akan meningkat.

Agung yang dibantu Sekjen Listyo Sigit Prabowo memiliki tanggung jawab besar di sini. Di bawah komando keduanya, PP PBSI harus bisa mendatangkan sponsor dengan jumlah lebih besar dibandingkan sebelumnya. Apalagi jika PBSI mau memberikan insentif kepada klub yang para pemainnya diambil masuk ke pelatnas, seperti saran yang disampaikan legenda bulu tangkis yang juga pengurus klub Jaya Raya, Imelda Wiguna.

Pemain spesialis ganda pada era 1970-an ini mengatakan, selama ini tidak ada kompensasi dari PBSI terhadap klub yang pemainnya ditarik ke pelatnas. Padahal, menurut dia, klub sudah bersusah membina dan membiayai pemain yang ketika sudah hampir jadi kemudian ditarik ke Cipayung. 

Imelda menyebut, seharusnya ada perhatian, bantuan, atau kompensasi dari PBSI. Bisa saja mungkin berupa bantuan pencarian sponsor untuk klub, insentif uang tunai, ataupun dukungan peralatan dan perlengkapan bulu tangkis untuk klub yang terus menyumbang pemain ke Cipayung.

Jika hal ini dilakukan, klub tentu akan lebih bersemangat untuk mencetak pemain. Selain mendapatkan kebanggaan, klub juga akan terbantu dari segi finansial, yang makin terasa saat pandemi Covid-19 ini. Semuanya hanya bisa dilakukan jika PP PBSI punya sumber dana besar.

Untuk itu, selain mengharapkan bantuan negara via Kemenpora, PBSI harus gas pol dalam mencari sponsor lainnya. Ini jika PP PBSI ingin mewujudkan program pengiriman pemain muda ke lebih banyak turnamen dan memberikan kompensasi kepada klub yang telah berkontribusi ke selama ini. Siapa yang mau bantu PP PBSI?

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat