Foto udara permukiman warga yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Cibeet dan Citarum, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (9/2/2021). Semua elemen bangsa harus siaga melakukan pencegahan nyata bencana. | ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Tajuk

Langkah Nyata Cegah Bencana

Semua elemen bangsa harus siaga melakukan pencegahan nyata bencana.

Masyarakat harus terus meningkatkan kewaspadaannya. Bencana hidrometeorologi berpotensi terus mengancam keselamatan jiwa. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, hingga Selasa (16/2), wilayah Indonesia akan menghadapi cuaca ekstrem.

Hujan lebat disertai angin kencang dan kilat/petir berpotensi melanda 26 provinsi. Saat ini, menurut BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu 96 persen dari 342 zona musim, telah memasuki musim penghujan.

Itu artinya, semua elemen bangsa harus siaga. Cuaca ekstrem ini tentu tak boleh dianggap remeh. Banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin adalah dampak yang bisa terjadi di musim penghujan ini.

Karenanya, potensi yang akan menjadi ancaman bagi keselamatan jiwa harus diantisipasi dengan baik. Tentu, kita tak ingin jumlah korban jiwa yang meninggal akibat bencana terus meningkat. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang 1 hingga 31 Januari 2021 ini, sudah ada 191 jiwa melayang dan sembilan dinyatakan hilang akibat bencana.

 
Sepanjang 1 hingga 31 Januari 2021 ini, sudah ada 191 jiwa melayang dan sembilan dinyatakan hilang akibat bencana.
 
 

Tak hanya itu, dari 263 bencana selama sebulan pertama pada 2021 telah membuat 12.042 jiwa terluka dan 1.548.173 jiwa menderita dan mengungsi. Banjir dan longsor menurut data BNPB, mendominasi bencana di awal tahun ini, dengan 167 dan 42 kejadian. Bahkan, saat ini sejumlah daerah di Pulau Jawa juga tengah dilanda bencana banjir.

Berulangnya bencana di masa cuaca ekstrem tentu harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Setiap tahu, bencana hidrometeorologi selalu mendominasi bencana yang melanda wilayah Indonesia. Pemerintah pusat dan daerah harus melakukan langkah-langkah nyata dan serius untuk mencegah agar bencana terus berulang setiap bulan atau bahkan tahun.

Perlu political will untuk mengerahkan kemampuan para pakar di berbagai bidang untuk membenahi masalah ini. Jika memang keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi, maka pemerintah pusat dan daerah harus mulai mengurai penyebab bencana hidrometeorologi tersebut. Setiap tahun, yang selalu dijadikan kambing hitam adalah curah hujan yang tinggi.

Perkembangan teknologi yang pesat seharusnya bisa dimaksimalkan untuk mengatasi masalah bencana ini. Paling tidak, harusnya sudah ada teknologi yang dapat mencegah jatuhnya korban jiwa akibat bencana hidrometeorologi ini. Negara sesuai amanah konstitusi bertanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

 
Perkembangan teknologi yang pesat seharusnya bisa dimaksimalkan untuk mengatasi masalah bencana ini.
 
 

Kerugian yang diderita masyarakat setiap tahun akibat bencana alam harus terus ditekan. Bukan hanya masyarakat yang harus menanggung, tapi juga pemerintah setiap tahun harus menganggarkan dana yang tak sedikit untuk bencana ini. Karena, kita berharap pemerintah bisa memberi perhatian yang serius terkait masalah ini. Sebab, mengatasi tentu lebih berat bebannya ketimbang mencegah.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah investigasi penyebab bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor harus benar-benar dilakukan secara serius dan transparan. Jika bencana itu dipicu oleh kelalaian dan kesengajaan oleh siapapun harus diselesaikan secara hukum.

Pihak-pihak yang telah membuat kerusakan harusnya diseret ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Penegakan hukum ini penting agar ada efek jera.

 
Pihak-pihak yang telah membuat kerusakan harusnya diseret ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
 
 

Terakhir, banyaknya bencana yang terjadi seharusnya membuat masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan di sekitarnya. Kesadaran individu dan bersama ini penting. Saat ini, kita masih melihat masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan. Sungai-sungai, parit, selokan dan bahkan pinggir jalan dipenuhi dengan sampah.

Sudah seharusnya, pemerintah daerah memiliki peraturan daerah yang tegas terkait lingkungan hidup ini. Peraturan tersebut harus ditegakkan secara maksimal. Masyarakat harus dipaksa untuk melindungi dan menjaga lingkungan hidupnya.

Ke depan harus ada sanksi yang tegas bagi masyarakat dan korporasi yang membuang sampah dan limbah secara sembarangan. Jika tidak, maka bencana akan terus mengancam keselamatan kita.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat