Pekerja mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk kompos di Sentra Produksi Pupuk Kompos Mandiri di Cilowong, Serang, Banten, Selasa (26/1/2021). Menurut pengelola, permintaan pupuk kompos di masa pandemi COVID-19 meningkat dari 45 ton menjadi 76 ton | ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Bodetabek

Tangsel dan Serang Kerja Sama Pengelolaan Sampah

TANGERANG – Permasalahan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan masih menjadi pembicaraan tak berujung.

Ketua Panitia Khusus Kerja sama Pengelolaan Sampah DPRD Kota Tangerang Selatan Muhammad Aziz mengatakan, dibutuhkan solusi cepat untuk mengatasi kondisi meluapnya sampah di tempat penampungan sampah tersebut.

“Kondisi TPA Cipeucang memang sudah tidak bisa menampung sampah Kota Tangerang Selatan, jadi berusaha untuk bagaimana mencari solusi,” kata Aziz, Selasa (9/2).

Menurut pengamatan Aziz, setelah mengunjungi lokasi TPA Cipeucang, kondisinya terbilang urgen. Kondisi riil TPA tersebut, kata dia, sudah tidak ada lahan lagi dan sudah di detik-detik terakhir kemampuan menampung sampah.

"Kalau kita paksakan bukan hanya jebol, pencemaran semua lingkungan ini yang perlu kita antisipasi," kata dia.

Aziz mengungkapkan, setidaknya sejauh ini ada satu solusi yang ada di depan mata, yakni menjalankan kerja sama antara Pemerintah Kota Tangerang Selatan dan Pemerintah Kota Serang. Seperti diketahui, Pemkot Tangsel dan Pemkot Serang beberapa waktu lalu telah menyetujui nota kesepahaman terkait pengelolaan sampah TPA Cipeucang yang rencananya akan diangkut ke TPA Cilowong, Serang.

Kerja sama itu merupakan usulan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel. Aziz mengatakan, pihaknya tengah menggodok kerja sama yang dibangun oleh kedua daerah. “Kami sebagai pansus akan segera merealisasikan dan berusaha untuk mencari solusi yang sudah diusulkan oleh DLH,” ujar dia.

Dalam waktu dekat, dia memastikan akan segera memutuskan terkait dengan pengelolaan sampah tersebut. “Pekan depan atau paling lama ya 10 hari dari sekarang, pansus sudah bisa memberi kesimpulan, apakah kita akan melakukan kerja sama dengan daerah atau mencari solusi lain, tapi alternatif yang terbaik, kita melakukan kerja sama dengan daerah lain,” kata dia menambahkan.

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan, proses kerja sama antara Tangsel dan Serang terkait pengelolaan sampah TPA Cipeucang masih menunggu persetujuan dari DPRD kedua daerah. “Kita tindak lanjuti dengan meminta persetujuan dari DPRD atas kerja sama itu karena akan ada pembayaran tipping fee-nya,” kata Benyamin.

Seusai persetujuan dari pihak dewan, akan ditindaklanjuti secara lebih teknis oleh Dinas Lingkungan Hidup. “Secara teknis, setelah persetujuan DPRD akan dilanjutkan dengan perjanjian kerja sama antara DLH Tangsel dan Serang,” ujar dia.

Sedikit gambaran, nantinya jumlah sampah yang akan diangkut dari Tangsel ke Serang sebanyak 400 ton per hari. Adapun, proses pengangkutan akan menggunakan jasa pihak ketiga. Benyamin menegaskan, kerja sama dengan Pemkot Serang tersebut akan dikomitmenkan.

Menurut penuturannya, Pemkot Tangsel memilih Serang karena lahan sampah di TPA Cilowong, Serang memungkinkan untuk bisa menampung sampah dari TPA Cipeucang, Tangsel. Benyamin melanjutkan, pihaknya juga menyediakan alternatif jika kerja sama tersebut tidak berjalan, yakni membuka peluang kembali dengan Pemerintah Kota Bogor dengan memanfaatkan TPA Nambo.

“(Seandainya tidak jadi dengan Serang), kita akan mendorong lagi Nambo di Cibinong, Bogor, punya Jawa Barat, kita sudah MoU sama Bapak Gubernur waktu itu hanya karena ya masalah teknis di sananya, enggak tahu,” kata dia.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Banten Inside (banteninside)

Persetujuan DPRD

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengungkapkan, setelah pemimpin kedua daerah telah menyetujui nota kesepahaman kerjasama beberapa waktu yang lalu, saat ini tindak lanjutnya masih menunggu persetujuan dari DPRD kedua daerah. "Kita tindak lanjuti dengan meminta persetujuan dari DPRD atas kerjasama tadi karena ini akan ada pembayaran tipping fee-nya ke Serang," tutur Benyamin di Tangsel, Rabu (3/2). 

Seusai persetujuan dari pihak dewan, akan ditindaklanjuti secara lebih teknis oleh Dinas Lingkungan Hidup. "Secara teknis, setelah persetujuan DPRD akan dilanjutkan dengan perjanjian kerjasama antara DLH Tangsel dan Serang," lanjutnya. 

Sedikit gambaran, kata dia, nantinya jumlah sampah yang akan diangkut dari Tangsel ke Serang sebanyak 400 ton per hari. Dia mengatakan, dalam proses pengangkutan akan menggunakan jasa pihak ketiga. "Saya sudah arahkan Kepala Dinas LH menggunakan jasa pihak ketiga saja pengangkutannya dari sini," jelasnya. 

Kerja sama dengan Pemerintah Serang tersebut akan dikomitmenkan oleh pihaknya. Menurut penuturannya, Pemkot Tangsel memilih Serang karena lahan sampah di TPA Cilowong Serang memungkinkan untuk bisa menampung sampah dari TPA Cipeucang, Tangsel.

photo
Wakil Wali kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie (depan) (MUHAMMAD IQBAL/ANTARA FOTO)

 

 

 

Cilowong visible, lahannya bagus jauh dari penduduk, kemudian dia berupa jurang, itu alamiah. Dan pemkotnya memang bersedia. 

 

BENYAMIN DAVNIE, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan
 

Pemkot Tangerang Selatan menyediakan alternatif jika kerja sama tersebut tidak berjalan, yakni membuka peluang kembali dengan Pemerintah Kota Bogor dengan memanfaatkan TPA Nambo. "(Seandainya tidak jadi dengan Serang), kita akan mendorong lagi Nambo di Cibinong, Bogor, punya Jawa Barat, kita sudah MoU sama Bapak Gubernur waktu itu hanya karena ya masalah teknis di sananya, enggak tahu," kata dia. 

Sementara itu, di sisi lain, kerjasama soal penampungan sampah antara Pemkot Serang dengan Pemkot Tangsel menimbulkan sejumlah kritikan, diantaranya dari warga dan mahasiswa Serang. Kerjasama tersebut dinilai kurang tepat karena adanya ketidaksinkronan kondisi di lapangan. 

Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Serang Arman Maulana Rachman berpendapat, kerjasama itu tidak logis. Pasalnya, diketahui, setiap hari produksi sampah di wilayah Kota Serang mencapai 300 sampai 500 ton sampah per hari.

Bahkan, menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang, dari 360 ton setiap harinya, Pemkot Serang hanya sanggup mengangkut 75-80 ton saja ke TPA Cilowong. Adapun, rencana jumlah sampah dari Tangsel sebanyak 400 ton per hari. 

"Tidak logis kalau misalkan Pemkot Serang ingin menampung sampah dari Kota Tangsel. Kalau melihat kapasitas kemampuan TPA Cilowong dan juga PR Kota Serang terkait sampah belum selesai," ujar Arman dalam diskusi virtual awal pekan ini. 

Menurutnya, Pemkot Serang harus lebih meneliti kembali dan bercermin jika ingin menampung sampah dari Tangsel. Arman menuturkan, akan ada dampak lanjutan. "Kalau saja mau ada perluasan, tapi banyak dampak juga selain masalah kapasitas penampungan," lanjutnya. 

Ketua Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Kota Serang Tedy Supriadi menambahkan, kerjasama penampungan sampah Tangsel dan Serang akan membuat wajah Serang sebagai kota sampah. Menurutnya, akan muncul beragam dampak atas langkah tersebut, mulai dari dampak lingkungan, sosial, hingga ekonomi masyarakat Serang. 

"Pemkot Serang jangan egois hanya mementingkan Pemasukan PAD (pendapatan asli daerah). Dampak dari sampah ini akan luas kepada masyarakat Sekitar Cilowong," tutur Tedy. Diketahui dengan kerjasama penampungan sampah tersebut, Pemkot Serang akan menerima Rp 48 miliar setiap tahunnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat