Ilustrasi santri berbaris di sebuah kompleks pesantren sebelum pandemi Covid-19. | DOK REP/Agung Supriyanto

Khazanah

Dana Kemaslahatan BPKH Bantu Pesantren

Pesantren diharapkan berperan dalam pemberdayaan ekonomi. 

JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama Kementerian Agama (Kemenag) bersinergi memberdayakan pesantren. Kerja sama ini dilakukan seiring dengan program kemaslahatan yang dijalankan BPKH.

"BPKH memiliki program untuk pemberdayaan terkait ekonomi. Maka, Kemenag ini posisinya sebagai lembaga negara yang juga bisa dibilang sebagai koordinator, yang menaungi pengembangan pesantren," kata anggota Bidang SDM dan Kemaslahatan BPKH, Rahmat Hidayat, kepada Republika, Selasa (9/2).

Ia menerangkan, program pemberdayaan ekonomi yang dimiliki BPKH bisa menyasar berbagai sisi termasuk pertanian, perikanan, serta lumbung pangan. Dalam diskusi yang dilakukan BPKH bersama Kemenag, Selasa (9/2), kata dia, muncul sebuah pemikiran tentang bagaimana pesantren berperan dalam pemberdayaan ekonomi. 

Hal tersebut dirasa tepat dengan tujuan yang diinginkan BPKH. "Jika pesantren yang dimaksud berlokasi di wilayah pertanian, maka ini berkaitan dengan pesantren agrobisnis, pesantren pertanian. Jika berada di lokasi pantai, ini berkaitan dengan perikanan," kata Rahmat.

"Kita sudah menyusun beberapa programnya," kata dia. 

Untuk menjalankan program ini, kata dia, akan menggunakan dana abadi umat (DAU), yang pada tahun 2020 nilainya Rp 3,5 triliun. Angka itu kemudian dioptimalisasi dan menghasilkan lebih dari Rp 200 miliar. Dari angka Rp 200 miliar itu, BPKH menganggarkan sekitar 80 persennya untuk program kemaslahatan. 

Program-program kemaslahatan yang telah direncanakan, di antaranya pemberdayaan ekonomi umat, sarana ibadah, pendidikan, dan dakwah. Rahmat juga menyebut, kerja sama untuk kemaslahatan umat maupun pemberdayaan ekonomi tidak hanya dilakukan dengan Kemenag. 

Beberapa lembaga amil zakat juga turut serta untuk memastikan prosesnya berjalan lancar dan tepat sasaran. Begitu pula dalam program pengembangan pesantren dengan Kemenag, sejumlah LAZ diikutsertakan, di antaranya Rumah Zakat, DT Peduli, Baznas, Dompet Dhuafa, Lazismu, dan Lazisnu.

"BPKH ini masih lembaga yang terbatas SDM-nya, jadi untuk menjangkau sekian banyak wilayah masih belum mampu. Sehingga, kita harus berkolaborasi dengan mitra-mitra kemaslahatan yang lebih berpengalaman," kata Rahmat. 

Pada tahun ini, kata dia, BPKH tidak menetapkan target jumlah pesantren yang akan diberi bantuan. Hal itu tergantung pada proposal yang diajukan dan kemudian dievaluasi. Menurut Rahmat, program pengembangan pesantren ini sudah berjalan sejak tahun 2020 dan telah menelan biaya sekitar Rp 35 miliar. Angka ini digunakan bukan hanya untuk pengembangan ekonomi, tapi juga pembangunan sarana dan prasarana pesantren. 

"Pengembangan ekonomi tidak sesederhana membangunan fisik yang tangible dan mudah pengukurannya. Tapi, kita coba 2021 lebih baik dan lebih besar untuk program ini," ujar dia.

Sejalan dengan yang disampaikan Rahmat, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Waryono mengatakan, dana kemaslahatan BPKH bisa digunakan untuk membantu pesantren. Karena itu, Kemenag dan BPKH menjajaki kerja sama dalam pengembangan pesantren. 

 

 

Kerja sama bersifat simbiosis mutualisme, terutama untuk pondok pesantren, karena di BPKH ada namanya dana kemaslahatan.

 

WARYONO, Direktur Pesantren Kemenag 
 

Waryono menyampaikan, setelah melakukan pertemuan dengan BPKH, disepakati untuk merumuskan sejumlah program prioritas yang akan dibantu dengan dana kemaslahatan. Program prioritas tersebut berupa pemberian beasiswa pendidikan bagi para santri, pembangunan atau rehabilitasi asrama santri, rumah tahfiz, ataupun taman pendidikan Alquran. 

"Kita juga merencanakan program pemagangan pesantren entrepreneur bagi anak yatim dan dhuafa," kata Waryono. Mengenai kapan kerja sama Kemenag dan BPKH ini direalisasikan dalam program kerja, Waryono mengatakan, pihaknya baru menjajaki dan baru tahu ada dana kemaslahatan di BPKH. Harapannya, tentu lebih cepat bisa direalisasikan kerja samanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat