Warga Yaman duduk di gerobak sembari menantikan pembagian bantuan dari lembaga amal lokal di Sanaa, Yaman, Desember 2020 lalu. | EPA-EFE/YAHYA ARHAB

Tajuk

Rekonsiliasi Dunia

Rekonsiliasi dunia sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global yang berat.

Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, berkunjung ke Iran untuk pertama kalinya, Ahad (7/2). Dalam kunjungan kerja selama dua hari di Teheran, ia dijadwalkan bertemu Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif dan petinggi Iran lainnya.

Pokok persoalan yang dibahas, tentu saja soal perang sipil di Yaman, yang telah memakan banyak korban. Perseteruan sejak 2015 itu melibatkan pemerintah yang didukung Arab Saudi dan sekutunya serta kelompok perlawanan Houthi, yang mendapat sokongan Iran.

Griffiths membawa misi agar penyelesaian konflik ini tidak lagi dengan tarung senjata, tetapi jalan diplomasi. Gencatan senjata harus dicapai, bantuan kemanusiaan mesti bisa leluasa masuk untuk meringankan penderitaan rakyat Yaman.

 
Sudah banyak nyawa melayang di kedua belah pihak. Beban berat tentu ditanggung rakyat Yaman yang kini merana akibat perang tak berkesudahan.
 
 

Sudah banyak nyawa melayang di kedua belah pihak. Beban berat tentu ditanggung rakyat Yaman yang kini merana akibat perang tak berkesudahan. Mereka kini dijerat kemiskinan dan mengalami malnutrisi. Kematian merenggut mereka selama perang berkobar.

Butuh kesadaran dua pihak bertikai, juga yang ada di belakangnya untuk menyudahi segala konflik. Kasihan rakyat yang kian terjerat lingkaran kepedihan. PBB menyebut, 80 persen rakyat Yaman dalam kondisi membutuhkan bantuan.  

Pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden, Kamis (4/2), berhenti mendukung Saudi terkait perang Yaman ini. Terhentiya dukungan AS bisa jadi jalan pembuka berakhirnya kepedihan di Yaman. Ada poin penting dengan pernyataan negara adidaya ini.

Maka sebaiknya, AS juga nanti terus mendorong proses politik damai di Yaman. Tak ada agenda selain kemanusiaan. Tentu, jalan masih panjang. Namun, kunjungan Griffiths ke Teheran juga melahirkan titik harapan soal perdamaian di negeri Yaman.

 
Rekonsiliasi dunia, sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global yang berat. Seperti saat ini, dunia menghadapi musuh berat pandemi Covid-19. 
 
 

Ini langkah lain untuk menyadarkan kedua belah pihak, Iran dan Saudi, berpikir ulang atas tindakan mereka di Yaman. Pikirkanlah nasib rakyat Yaman, bukan hanya mengedepankan obsesi menggapai atau memperluas pengaruh di kawasan.

Mestinya, iktikad baik ditempuh negara-negara yang berada di balik pertikaian atau perang di negara konflik lainnya. Kepentingan pragmatis, mungkin terkait senjata atau pengaruh politik membuat negara yang jadi arena pertarungan, menderita.

Dibutuhkan niat teguh melakukan rekonsiliasi, minimal untuk mengurangi penderitaan, bahkan kalau bisa menghilangkannya sama sekali. Sudah saatnya mereka mengubah jalan untuk mempertunjukkan kekuatannya.

Apalagi, kompetisi bukanlah satu-satunya jalan. Ada ‘koopetisi’, sambil bersaing juga bekerja sama. Bermitra satu sama lain. Dengan ‘koopetisi’ ini memungkinkan masing-masing entitas tetap mewujud dan tak saling memusnahkan.

 
Sekali lagi, rekonsiliasi sangat mendesak. Lihatlah, mereka yang saat ini berada di tenda-tenda pengungsian akibat konflik bersenjata.
 
 

Rekonsiliasi dunia, sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global yang berat. Seperti saat ini, dunia menghadapi musuh berat pandemi Covid-19. Butuh kebersamaan dan langkah padu untuk mengatasinya.

Sebab, dampaknya tidak hanya ditanggung satu negara, tetapi juga seluruh negara di dunia. Maka itu, dorongan untuk bersatu melalui PBB untuk pengadaan vaksin patut diapresiasi. Ini demi jaminan akses bagi seluruh bangsa ke vaksin tersebut.

Sekali lagi, rekonsiliasi sangat mendesak. Lihatlah, mereka yang saat ini berada di tenda-tenda pengungsian akibat konflik bersenjata. Mereka yang berdesak-desakan di sana, tidak hanya terancam kelaparan dan kekurangan gizi, tetapi juga penularan Covid-19.

Maka itu, penting untuk menyudahi konflik. Menekan ego sedalam mungkin agar rekonsiliasi terwujud di sebuah negara, kawasan, bahkan global. Belum terlambat mewujudkannya agar tak ada lagi penderitaan tak berujung. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat