Pengunjung mencari pernak-pernik untuk Perayaan Tahun Baru Imlek 2572 di Pasar Atom Mall, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/2). | MOCH ASIM/ANTARA FOTO

Opini

Memacu Konsumsi

Salah satu cara memacu konsumsi adalah dengan melanjutkan bantuan sosial kepada penduduk.

TASMILAH, Statistisi pada BPS Kota Malang

Pandemi Covid-19 mengakibatkan perekonomian Indonesia pada 2020 turun hingga 2,07 persen, sebagaimana rilis BPS, Jumat  (5/2). Pendorong terbesarnya, penurunan investasi dan konsumsi rumah tangga.

Pada 2020, investasi turun  4,95 persen dan konsumsi rumah tangga turun 2,63 persen. Perekonomian Indonesia paling besar ditopang konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 57,66 persen. Maka percepatan pemulihan dapat dilakukan dengan memacu konsumsi rumah tangga.

Peningkatan konsumsi rumah tangga akan mendorong permintaan dan produksi sehingga menarik investasi di Indonesia. Kenyataannya hampir semua lapangan usaha di Indonesia berkontraksi akibat turunnya permintaan barang dan jasa.

Penurunan permintaan barang dan jasa karena turunnya daya beli dan konsumsi yang masih tertekan hingga triwulan IV tahun 2020. Ini tecermin dari pengeluaran rumah tangga yang masih turun 3,61 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

 
Penurunan permintaan barang dan jasa karena turunnya daya beli dan konsumsi yang masih tertekan hingga triwulan IV tahun 2020.
 
 

Meski pengeluaran penduduk masih tertekan, terjadi perbaikan daripada triwulan sebelumnya, ditandai penurunan yang tak sedalam triwulan III yang minus 4,05 persen. Pada triwulan IV konsumsi rumah tangga naik tipis, yaitu 0,49 persen.

Ini berarti, pada triwulan IV terjadi peningkatan daya beli penduduk meski belum kembali seperti kondisi sebelum pandemi Harapannya, pada 2021 ini terjadi peningkatan daya beli penduduk yang memacu konsumsi dan kegiatan produksi di Indonesia.

Apabila dilihat dari komponennya, penurunan terbesar selama 2020 adalah pengeluaran untuk transportasi dan komunikasi, pengeluaran restoran dan hotel, serta pengeluaran untuk pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan.

Pada triwulan IV, pengeluaran untuk makanan dan minuman masih turun hingga 1,39 persen daripada periode sama tahun sebelumnya. Bahkan, jika dibandingkan triwulan III, pengeluaran makanan dan minuman pada triwulan empat juga turun 1,43 persen.

 
Naik turunnya pengeluaran penduduk kelompok atas akan berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. 
 
 

Artinya, konsumsi makanan penduduk belum pulih seperti sebelum pandemi. Penurunan konsumsi makanan dan minuman ini menjadi alarm, terlebih jika terjadi pada kelompok miskin dan rentan.

Pengeluaran penduduk Indonesia ditopang kelompok 20 persen teratas yang menyumbang 45,49 persen terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga. Kelompok 40 persen menengah menyumbang 36,93 persen dan kelompok  40 persen terbawah menyumbang 17,73 persen.  

Naik turunnya pengeluaran penduduk kelompok atas akan berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi nasional. Fluktuasi pengeluaran penduduk 40 persen terbawah sangat berdampak pada tingkat kemiskinan di Indonesia.

Berdasarkan laporan Bank Dunia, Aspiring Indonesia, pengeluaran penduduk kelompok menengah atas didominasi pengeluaran untuk perumahan dan leisure (hiburan). Padahal sektor hiburan terdampak paling besar akibat pembatasan selama pandemi.

Karena itu, amat berat mendorong pengeluaran penduduk ekonomi atas jika pandemi belum bisa dikendalikan. Kesehatan dan rasa aman menjadi kebutuhan utama bagi kelompok ini untuk melakukan aktivitas leisure.

 
Semakin lama pandemi tertangani akan semakin lama pula pemulihan ekonomi di dua pulau tersebut. 
 
 

Untuk mendorong pengeluaran makanan atau kebutuhan dasar lainnya bagi penduduk ekonomi atas, tak mungkin ditambah melebihi kebutuhannya. Sektor hiburan contohnya pada sektor transportasi, akomodasi, dan restoran.

Selama 2020, sektor transportasi terkontraksi paling dalam, yaitu 15,04 persen, sedangkan akomodasi dan restoran 10,22 persen. Penurunan tajam dua sektor ini karena penurunan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik.

Pada 2020, kunjungan wisatawan mancanegara turun hingga 88,45 persen. Pemulihan kedua sektor ini bergantung keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19. Pandemi berdampak paling besar terhadap penurunan perekonomian di Jawa dan Bali.

Penurunan ekonomi terbesar terjadi di Pulau Bali dengan kontraksi 9,31 persen, Pulau Jawa di  peringkat kedua dengan penurunan 2,51 persen. Dengan kenyataan ini, tak heran jika pemerintah menerapkan PPKM di Pulau Jawa dan Bali.

Semakin lama pandemi tertangani akan semakin lama pula pemulihan ekonomi di dua pulau tersebut. Terlebih, Pulau Jawa menopang 58,75 persen perekonomian Indonesia.

 
Amat disayangkan ketika bantuan sosial tunai 2021 ini hanya diberikan selama empat bulan, dengan nominal berkurang setengahnya dibandingkan 2020.
 
 

Memacu konsumsi kelompok 40 persen terbawah dan kelas menengah rentan, selain menghindarkan dari jurang kemiskinan, juga berguna mendorong permintaan, terutama pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Jumlah UMKM di Indonesia 64,19 juta dengan usaha mikro mencapai 63,35 juta unit atau 98,70 persen dari seluruh lapangan usaha di Indonesia. Efek berganda inilah yang diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi mulai dari tingkat bawah.

Selain itu, UMKM berkontribusi 60,30 persen terhadap PDB dan menyerap tenaga kerja 97 persen dari seluruh penduduk bekerja. Artinya, pemulihan UMKM turut menghidupi 97 persen tenaga kerja dan menghindarkan mereka dari garis kemiskinan.

Salah satu cara memacu konsumsi adalah dengan melanjutkan bantuan sosial kepada penduduk. Amat disayangkan ketika bantuan sosial tunai 2021 ini hanya diberikan selama empat bulan, dengan nominal berkurang setengahnya dibandingkan 2020.

Pada masa pemulihan inilah perlu peningkatan daya beli dan konsumsi untuk mendorong permintaan barang dan jasa sehingga dapat meningkatkan produksi seluruh lapangan usaha di Indonesia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat