Petugas travel merapikan koper calon jamaah umroh di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (1/11). Kini Saudi menutup areanya sehingga jamaah Umrah dari Indonesia tak dapat datang ke sana sampai batas waktu tertentu. | Prayogi/Republika

Khazanah

Saudi Tutup Akses, PPIU Kembali Terpukul

Jadwal kepulangan jamaah umrah tak terganggu. 

JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi menutup sementara akses masuk ke wilayahnya bagi pendatang dari 20 negara, termasuk Indonesia. Hanya warga negara Arab Saudi, diplomat, praktisi kesehatan, serta keluarga mereka yang diizinkan masuk. 

Kebijakan Arab Saudi tersebut diterbitkan pada 2 Februari 2021 dan berlaku efektif sejak 3 Februari 2021. Kebijakan itu diambil dikarenakan semakin meningkatnya kasus Covid-19 di negeri tersebut. 

Kabar ini sangat mengejutkan, terutama bagi para calon jamaah umrah dan perusahaan-perusahaan penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU). 

"Kabar ini tentu saja cukup mengejutkan dan berita kurang baik, bukan saja bagi calon jamaah umrah, melainkan juga penyelenggara perjalanan ibadah umrah," ujar Ketua Komnas Haji dan Umrah, Mustolih Siradj, kepada Republika, Rabu (3/2).

Mustolih yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan, kebijakan baru tersebut membuat calon jamaah umrah yang sudah mendaftar dan terjadwal harus rela kembali menunggu dalam ketidakpastian. 

Mereka tidak tahu kapan Arab Saudi akan mencabut kebijakan itu dan membuka kembali akses masuk ke wilayahnya. Begitu pula PPIU, menurut Mustolih, kondisinya makin terpukul dengan adanya kebijakan ini. 

"Kebijakan ini diambil tidak lepas dari upaya Arab Saudi untuk mengendalikan kasus Covid-19 yang terus merangkak naik," kata dia. 

Kebijakan membuka dan menutup akses masuk, menurut Mustolih, merupakan otoritas Arab Saudi yang wajib dihormati negara lain, termasuk Indonesia. Ia pun menyarankan Kemenag dan PPIU untuk terus-menerus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait hal ini kepada masyarakat. 

Sebab, menurut Mustolih, ada saja jamaah yang karena minimnya informasi dan literasi kemudian menyalahkan PPIU dan Kemenag setiap kali ada penundaan umrah secara mendadak seperti saat ini. Hal itu tentu saja sangat tidak tepat. 

"Buka-tutup pintu umrah pada masa-masa mendatang agaknya akan terus terjadi sampai kemudian pandemi ini benar-benar terkendali," katanya.

Ketua Sarikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi), Syam Resfiadi mengatakan, penutupan akses masuk ke Arab Saudi telah mengakibatkan penundaan kembali pemberangkatan jamaah umrah yang sedianya berangkat pada pekan ketiga dan keempat Februari. 

Hal itu, menurut Syam, tentu merugikan berbagai pihak yang terkait dalam penyelenggaran umrah. Meski demikian, ia berharap semua pihak dapat berlapang dada. 

Syam mengatakan, melihat keadaan sekarang ini ketika umrah dan haji belum diselenggarakan secara normal, pihaknya sebagai manusia yang menjalankan usaha dalam bidang haji dan umrah hanya bisa pasrah. Selama pandemi Covid-19 ini, Pemerintah Arab Saudi telah beberapa kali menutup akses masuk sehingga haji dan umrah tak dapat diselenggarakan secara normal.

Lebih lanjut Syam mengatakan, dalam kondisi seperti ini semua harus sabar, tawadhu, dan bertafakur kepada Allah SWT. Ia optimistis, jika semua sabar, tawadhu, dan merenungkan apa yang telah dilakukan selama ini, Allah akan memberikan jalan keluar yang terbaik. Pada saatnya nanti, semua akan normal kembali.

Sementara itu, Konsul Haji Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Endang Jumali, memastikan, kebijakan terbaru Arab Saudi tersebut tidak mengganggu jadwal kepulangan jamaah umrah. 

"Kalau untuk keluar dari Arab Saudi, tidak ada masalah," kata Endang melalui pesan tertulis.

Kemenag menyampaikan, penyelenggaraan ibadah umrah dibuka oleh Arab Saudi untuk warga negara asing pada 1 November 2020 hingga 2 Februari 2021. Total kedatangan jamaah umrah asal Indonesia di Arab Saudi mencapai 2.603 orang. Jamaah tersebut diberangkatkan dari dua bandara, yaitu Soekarno-Hatta dan Juanda.

"Saat ini, ada 670 jamaah Indonesia yang masih berada di Arab Saudi. Mereka sedang menjalankan ibadah umrah dan menunggu jadwal kepulangannya," ujar Endang.

Endang mengatakan, selama di Arab Saudi, mereka tetap harus disiplin menerapkan protokol kesehatan sesuai kebijakan pemerintah setempat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat