Ilustrasi pemanfaatan teknologi digital | Pixabay

Inovasi

Sumbangsih Teknologi Wujudkan UMKM Go Digital

Dampak pandemi terhadap sektor UMKM begitu signifikan.

Selama pandemi, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan, 90 persen UMKM kegiatan usahanya terganggu akibat pandemi. 

Aturan seperti pembatasan interaksi sosial, hingga penutupan tempat wisata membuat UMKM kesulitan menemukan pasar, hingga akhirnya merugi bahkan gulung tikar.

Data dari Kementerian Keuangan menyebutkan, UMKM menyumbang 61,1 persen terhadap PDB. Lesunya perekonomian di tingkat mikro dan menengah ini turut berpengaruh pada perekonomian nasional secara keseluruhan.

Direktur Sistem Manajemen Investasi, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI, Ludiro, SE, MM, menjelaskan, pada krisis yang terjadi 1998 dan 2008, UMKM menjadi penguat perekonomian nasional. “Di 2020, pandemi mempengaruhi segala sektor, bahkan secara global. Aktivitas ekonomi juga menjadi terbatas, performa UMKM pun menjadi tidak sebaik sebelumnya,” ungkapnya dalam acara Niagahoster Media Meet-Up, Kamis (28/1). 

Menurut Ludiro, inisiatif pemerintah seperti program vaksinasi, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan digitalisasi merupakan dorongan agar UMKM dapat bangkit di tahun ini.

Senada, Dwi Apriany selaku Kepala Subdit Kredit Program dan Investasi Lainnya, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI mengungkapkan, tahun ini masih akan menjadi tahun yang menantang untuk UMKM. “Berbagai inisiatif yang dilakukan telah membuahkan hasil positif bagi perekonomian secara keseluruhan. Antara lain, dengan kembalinya IHSG ke angka sebelum Covid dan pertumbuhan perekonomian yang mulai positif secara kuartal ke kuartal,” ungkap Dwi. 

Perlu Peran Swasta

Untuk dapat membantu sektor UMKM bangkit, peran dari sektor swasta pun makin diperlukan. Niagahoster, sebagai salah satu perusahaan penyedia layanan web-hosting, kini meluncurkan program Etalase Digital. 

Program ini adalah program pelatihan UMKM yang dilakukan secara daring, mencakup topik seputar pentingnya go online, membuat laman dengan WordPress, membuat konten, branding, hingga memperkenalkan konsep digital marketing.

“Di awal pandemi, di kuartal II 2020, kami mencatat kenaikan jumlah pemilik bisnis yang membuat website. Kenaikannya sebesar 18,99 persen dari tahun sebelumnya. Namun, tidak semua dari para pemilik bisnis memiliki kemampuan teknis yang cukup atau sudah mahir di dunia daring,” ungkap CEO Niagahoster, Ade Syah Lubis.

Menurutnya, tantangan selanjutnya untuk UMKM di 2021 adalah menaikkan kelas dan meningkatkan daya saing. UMKM yang tergabung dalam program Etalase Digital ini, Ade menjelaskan, akan memiliki toko daring di mesin pencari, yang dapat diakses oleh pasar yang lebih luas, sehingga dapat membangun branding-nya secara mandiri.

 
PR bersama bagi industri di bidang teknologi untuk menciptakan iklim digitalisasi yang semudah mungkin, secepat mungkin bagi pelaku UMKM.
Ade Syah Lubis, CEO Niagahoster
 

 

Tiga Tren Bisnis UMKM

photo
Ilustradi digital marketing - (Pixabay)

Di 2021, pelaku bisnis, khususnya UMKM harus bersiap untuk berjuang menghadapi tantangan. Dalam riset terbarunya, McKinsey  menekankan, tahun ini menjadi tahun peralihan di mana masyarakat akan mulai membentuk masa depan mereka.

Country Manager Zilingo Indonesia Patrick Vaz, menjelaskan, walaupun kebanyakan pelaku usaha tengah mengerahkan segala upayanya untuk bertahan di masa sulit, sangat penting bagi mereka untuk terus mengetahui tren terbaru di pasar. “Hal ini perlu untuk memetakan kesempatan di masa mendatang dengan lebih baik,” ujarnya. 

Menurut Patrick, pelaku usaha saat ini perlu menyesuaikan dirinya dengan perkembangan pasar untuk mengidentifikasi cara terbaik dalam memperkuat proses bisnisnya. Ia pun membagikan tiga tren bisnis di 2021 yang dapat dijadikan sebagai acuan pelaku UMKM dalam merencanakan masa depan dan menciptakan kesempatan baru. 

Yang pertama, adalah dengan mengidentifikasi perubahan pola belanja konsumen sedini mungkin. Hal ini akan menyediakan roadmap untuk menyelaraskan bisnis dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan yang terus berubah. 

Menurut Accenture, saat ini konsumen di seluruh dunia kian merasa lebih terhubung satu sama lain karena situasi pandemi yang menyebabkan adanya peningkatan dalam praktik conscious buying dan keinginan masyarakat untuk membeli lebih banyak produk lokal. 

Tren lainnya, adalah bekerja jarak jauh. Saat ini, jumlah pekerja jarak jauh (remote) di seluruh dunia meningkat tajam. Faktanya, bekerja dari rumah telah menjadi cara baru dalam melakukan sebuah pekerjaan di masa mendatang. 

Patrick mengingatkan, UMKM kini harus mulai melihat perlindungan jaringan, komputer, program, serta data yang ada melalui lensa bisnis perusahaan. Karena, setiap bisnis akan selalu menjadi sasaran para peretas, terlepas dari banyak atau sedikitnya uang atau data yang dimiliki.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat