Ilustrasi tim ACR membantu korban bencana. | ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Khazanah

Kapal Kemanusiaan ACT Kirim Bantuan ke Sulbar

Sebelumnya, ACT telah mengirimkan 20 truk yang berisi bantuan kepada korban bencana.

 

 

JAKARTA -- Lembaga filantropi, Aksi Cepat Tanggap (ACT), melayarkan kembali Kapal Kemanusiaan untuk membantu warga terdampak bencana gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar). Kapal Kemanusiaan yang mulai berlayar pada Rabu (27/1) malam itu membawa seribu ton bantuan berupa bantuan logistik, pakaian, dan kebutuhan lainnya.

"Alhamdulillah, kami tadi meresmikan pemberangkatan Kapal Kemanusiaan dari Pelabuhan Sunda Kelapa ke Majene, Sulawesi Barat. Jam 20.00 WIB akan berangkat, kami kirimkan seribu ton beras, air minum, susu, biskuit, pakaian, selimut, pakaian baru, seribu ton lengkap," kata Presiden ACT Ibnu Khajar kepada Republika, Rabu (27/1).

Sebelum memberangkatkan Kapal Kemanusiaan, ACT telah mengirimkan 20 truk yang berisi bantuan kepada korban bencana. Kemudian, ACT mengirim Kapal Kemanusiaan ini yang akan berlayar selama tiga hari empat malam menuju Pelabuhan Belang-Belang, Mamuju.

Saat ini, Ibnu Hajar menambahkan, bencana di Sulbar masuk ke dalam fase emergensi, yang membutuhkan bantuan logistik dan medis. Sebanyak 78 ribu pengungsi saat ini membutuhkan bantuan. Selain itu, ada banyak infrastruktur yang rusak berat.

Pengumpulan bantuan sebanyak seribu ton tersebut dilakukan dalam kurun waktu sepuluh hari. Rencananya, bantuan dari Kapal Kemanusiaan akan ditambah secara bertahap hingga mencapai 3.000 ton.

"Insya Allah, nanti Sabtu akan dilanjutkan seribu ton dari Tanjung Perak, Surabaya, kemudian akan dikirimkan dari Teluk Bayur, Sumatra Barat, ke Sulawesi Barat, kemudian nanti dari Medan ke lokasi-lokasi bencana," ujar Ibnu.

Kapal Kemanusiaan untuk Sulbar dinilai sebagai wujud dari kolaborasi besar kedermawanan masyarakat Indonesia. Kapal Kemanusiaan bertolak secara berkala dari tiga lokasi berbeda, yaitu Jakarta, Sumatra, dan Surabaya.

Selaras dengan itu, ACT juga terus menyiapkan relawan untuk beberapa jenis tahapan pemberian bantuan. Ada relawan tahap tanggap darurat, relawan tahap relief untuk persiapan logistik dan distribusi bantuan, dan terakhir relawan untuk pendampingan psikososial yang terdiri dari psikolog dan dai untuk memberikan dukungan spiritual.

"Sebelum keberangkatan, para relawan telah dilatih dan ditatar untuk memastikan kesiapan semua keahlian, mental, dan kesehatannya,’’ kata Ibnu.

‘’Selain itu juga, kami pastikan untuk tetap mengikuti aturan protokol kesehatan untuk memastikan kerja relawan secara maksimal," ujar dia menambahkan.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Kapal Kemanusiaan ACT pernah mengirimkan bantuan ke sejumlah lokasi bencana, seperti saat bencana gempa di Lombok, Palu, dan musibah kelaparan di Papua.

Tak hanya ACT, bantuan untuk warga terdampak bencana juga disalurkan oleh Forum Zakat (FOZ) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Ikatan Pengusaha Cargo Nusantara (IPCN) dan lembaga filantropi lainnya.

"Ini tentu kolaborasi yang sangat bagus. Perusahaan dan pengusaha yang mempunyai kemampuan membantu pengiriman distribusi logistik secara gratis. Teman-teman anggota FOZ, dengan kemampuannya menghimpun dana zakat, infak, sedekah, dan bantuan logistik, sangat terbantu karena ada fasilitas ini," kata Ketua FOZ DKI Jakarta, Irvan Nugraha, kepada Republika, Rabu (27/1).

Selain di Sulbar, tim relawan dari para anggota FOZ juga dikirim ke lokasi bencana banjir bandang di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat