Pedagang musiman merawat pohon jeruk kim kit yang didatangkan dari Guangzhou, China, di kawasan Meruya Utara, Jakarta Barat, Selasa (26/1). Menjelang tahun baru imlek, penjualan pohon jeruk kim kit mengalami penurunan mencapai 15 persen akibat pandemi. | Republika/Thoudy Badai

Internasional

Ekspor RI ke Cina Tumbuh 10 Persen pada 2020

Ekspor Indonesia ke Cina selama 2020 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

BEIJING -- Ekspor Indonesia ke Cina selama 2020 mengalami peningkatan dibanding dengan ekspor Indonesia pada tahun sebelumnya. Cina juga menyatakan minat untuk berinvestasi pada sektor energi terbarukan.

Peningkatan ekspor Indonesia itu tecermin dari penurunan tajam defisit Indonesia atas Cina selama kurun 2020 dibandingkan dengan 2019.

Data yang dirilis oleh Kepabeanan Cina menyebutkan total nilai perdagangan Indonesia dengan Cina pada 2020 mencapai 78,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Berdasarkan nilai total perdagangan tersebut, nilai ekspor Indonesia ke Cina mencapai 37,4 miliar dolar AS, tumbuh 10,10 persen dibandingkan dengan nilai total ekspor Indonesia ke Cina 2019. 

Sementara, nilai impor Indonesia dari Cina pada 2020 mencapai sekira 41 miliar dolar AS, turun sebesar 10.13 persen dibandingkan total nilai impor tahun lalu. “Nilai ekspor Indonesia pada 2020 mengalami peningkatan signifikan. Jika pada 2019 nilai ekspor Indonesia dibandingkan negara anggota ASEAN berada di peringkat ke-5, pada 2020 kita naik menjadi peringkat ke-4," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Cina dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, dalam keterangan tertulis kepada Republika, Rabu (27/1).

photo
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi (L) berpose dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (R) dalam kunjungan beberapa waktu lalu. - (EPA-EFE/INDONESIAN MINISTRY OF FOREIGN AFFAIR)

"Nilai defisit Indonesia terhadap Cina juga mengalami penurunan hingga 68,96 persen," ujarnya menambahkan.

Pada 2019, Indonesia alami defisit sampai 11,7 miliar dolar AS. Sementara, pada 2020 nilai defisit Indonesia sebesar 3,6 miliar dolar AS. "Tahun 2021 tentunya bersama-sama kita masih harus berjuang dan bekerja sama untuk terus meningkatkan ekspor produk bernilai tambah ke Cina agar prestasi dan kinerja 2021 bisa kita tingkatkan,” kata Djauhari.

Beberapa produk unggulan dan potensial Indonesia dalam periode ini tercatat mengalami peningkatan nilai ekspor secara signifikan. Aluminium dan produk turunannya menunjukkan peningkatan ekspor terbesar, yaitu 2031,53 persen. Berikutnya disusul produk tekstil yang naik 1850,89 persen dan produk industri penggilingan yang naik hingga 1824,3 persen.

Ekspor timah dan produk turunannya meningkat 544,07 persen, lalu ekspor gula dan kembang gula meningkat 336,03 persen. Ekspor kelompok kopi, teh, mate, dan rempah-rempah meningkat 175,34 persen. Selanjutnya, ekspor besi dan baja (HS 72) meningkat 134,3 persen, kertas dan produk kertas meningkat 133,25 persen, lalu alkohol dan cuka meningkat 126,6 persen.

photo
Pedagang musiman merawat pohon jeruk kim kit yang didatangkan dari Guangzhou, China, di kawasan Meruya Utara, Jakarta Barat, Selasa (26/1). Menjelang tahun baru imlek, penjualan pohon jeruk kim kit mengalami penurunan mencapai 15 persen akibat pandemi dengan harga jual mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah tergantung ukurannya. - (Republika/Thoudy Badai)

Ekspor seng dan produk turunannya naik 88,5 persen, sedangkan sarang burung walet meningkat 88,05 persen. Ekspor buah tropis meningkat 73,8 persen, lalu produk keramik meningkat 53, 08 persen.

Terkait realisasi investasi Cina di Indonesia, Cina menempati urutan kedua investor asing terbesar di Indonesia dengan realisasi investasi mencapai 4,8 miliar dolar AS pada 2020. Ini berarti meningkat dari realisasi investasi sebesar 4,7 miliar dolar AS pada 2019. Hal ini diungkap Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual pada 25 Januari.

Angka tersebut tidak termasuk realisasi investasi Hong Kong yang kembali menempati peringkat ketiga untuk penanaman modal asing (PMA) terbesar di Indonesia pada 2020. Investasi Hong Kong tercatat 3,5 miliar dolar AS. Ini berarti naik dari tahun sebelumnya sebesar 2,9 miliar dolar AS.

Nilai-nilai tersebut konsisten dengan realisasi investasi Cina di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya sejak 2016. Beberapa investor besar Cina juga telah menyatakan komitmen investasi dalam bidang energi terbarukan. Jika terealisasi, investasi itu akan berperan penting dalam kontribusi Indonesia terhadap industri pembangunan mobil listrik global. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat