Petugas kesehatan memasukkan vaksin Covid-19 Sinovac ke dalam kotak pendingin saat didistribusikan di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jalan Supratman, Kota Bandung, Rabu (27/1). Lambannya vaksinasi juga tergambar di sejumlah daerah. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Kabar Utama

Benahi Manajemen Vaksinasi 

Lambannya vaksinasi juga tergambar di sejumlah daerah.

JAKARTA – Realisasi penyuntikan vaksinasi Covid-19 terhadap penerima prioritas, yakni tenaga kesehatan, dinilai masih rendah. Presiden Joko Widodo pun menyebut rendahnya penyuntikan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan ini disebabkan adanya masalah dalam manajemen lapangan. 

“Ini kan memang baru awal-awal, vaksinasi ini awal-awal. Dimulai dari tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat, biasa di awal itu ada manajemen lapangan yang perlu diperbaiki,” ujar Jokowi setelah mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (27/1). 

Jokowi mengatakan, vaksinasi baru dapat dilakukan terhadap sekitar 250 ribu tenaga kesehatan. Namun, dalam dua hari terakhir ini, ia menyebut jumlah tenaga kesehatan yang mendapatkan vaksin sudah melonjak tajam. “Jadi sehari bisa 50 ribu,” kata dia. 

Presiden masih berharap target yang telah ditetapkan sebelumnya dapat terlaksana dengan baik. Sebab, Indonesia memiliki sekitar 30 ribu vaksinator di sekitar 10 ribu puskesmas dan juga 3.000 rumah sakit. Jokowi berharap setidaknya vaksinasi dapat dilakukan terhadap sekitar 900 ribu hingga 1 juta orang dalam sehari. “Tapi, memang itu perlu waktu, perlu manajemen lapangan yang baik dan ini yang selalu saya sampaikan kepada Menteri Kesehatan,” kata Jokowi. 

Vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat umum juga tetap ditargetkan akan dimulai pada pertengahan Februari 2021. Presiden menyampaikan, vaksinasi untuk masyarakat umum itu akan dilakukan paralel dengan vaksinasi untuk tenaga pelayanan publik serta personel TNI-Polri. “Saya kira di bulan Februari pertengahan sudah bisa masuk ke sana," ujar Presiden.  

Pemerintah menargetkan vaksinasi untuk 1,49 juta penerima prioritas bisa selesai pada Februari ini. Dari jumlah itu, tenaga kesehatan (nakes) yang ditargetkan sebanyak 566 ribu orang. Sebanyak 1,2 juta vial vaksin disebut telah didistribusikan ke seluruh provinsi untuk pelaksanaan vaksinasi tersebut. 

Kendati demikian, hingga Rabu (27/1), dua pekan setelah penyuntikan dosis pertama, jumlah nakes yang divaksinasi adalah 308.003 orang, rata-rata 20.000,3 orang per hari, dengan angka vaksinasi tertinggi adalah 83.726 vaksinasi pada 25-26 Januari. Jika angka statistik tersebut bertahan, target vaksinasi hampir dipastikan tak akan tercapai. 

photo
Presiden Joko Widodo (tengah) bersiap disuntik dosis kedua vaksin Covid-19 produksi Sinovac oleh vaksinator Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof Abdul Mutalib (kanan) di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/1). Penyuntikan dosis kedua vaksin Covid-19 ke Presiden Joko Widodo tersebut sebagai lanjutan vaksinasi COVID-19 tahap pertama 13 Januari 2021. - (ANTARA FOTO/HO/Setpres-Lukas)

Lambannya vaksinasi juga tergambar di sejumlah daerah. Di Yogyakarta, misalnya, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogya Emma Rahmi Aryani, pelaksanaan vaksinasi baru berjalan 37,7 persen berdasarkan data per 26 Januari 2021.  

Dari 8.367 SDM kesehatan yang melakukan registrasi di Kota Yogyakarta, sebanyak 3.207 orang sudah divaksin. Sedangkan, di Sleman, dari 13.446 SDM kesehatan, hanya 12.694 di antaranya yang melakukan registrasi. Dari jumlah itu, yang telah divaksin 4.687 orang. 

Di Surabaya, Jawa Timur, jumlah SDM kesehatan, baik nakes maupun non-nakes, yang telah menerima vaksin sebanyak 15.598 orang. Jumlah itu dari 25.273 SDM kesehatan yang telah menjalani registrasi dari total sasaran 31.840 SDM kesehatan. 

Di Jakarta Pusat yang mengerahkan 100 faskes untuk vaksinasi, baru sebanyak 8.000 tenaga kesehatan telah divaksinasi pada tahap pertama. Jumlah itu hanya sekitar 25 persen dari 32 ribu tenaga kesehatan yang ditargetkan memperoleh vaksinasi hingga akhir bulan ini. 

Sedangkan, di Depok, Jawa Barat, sebanyak 5.293 nakes atau 43 persen dari total yang ditargetkan sudah divaksin. Dinkes Kota Depok juga melaporkan, jumlah nakes yang ditunda vaksinasinya sebanyak 686 orang. 

Kepala Dinkes Kota Depok, Novarita, menyatakan, vaksinasi di Depok sejauh ini berjalan lancar. Meski begitu, ia mengakui, fasilitas kesehatan yang sudah ditunjuk melakukan vaksinasi Covid-19 tidak melakukan penyuntikan setiap hari. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan verifikasi data nakes dan jadwal penyuntikan.  

Sejumlah kendala vaksinasi sempat disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kesempatan terpisah. Di antaranya soal kapasitas ruang dingin (cold storage) yang tak memadai di berbagai daerah, jumlah fasilitas kesehatan yang ternyata tak cukup, hingga kondisi geografis di daerah terpencil yang menyulitkan distribusi. Kendala lain yang sempat ia sebutkan adalah soal ketersediaan dosis vaksin hingga data kependudukan di Kementerian Kesehatan yang tak akurat. 

Sementara itu, di kalangan nakes muncul keluhan soal kegagalan registrasi ulang vaksinasi. Menkes berharap lebih banyak tenaga kesehatan yang terdorong untuk segera menjalani vaksinasi Covid-19.  

"Mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh dan memotivasi tenaga kesehatan agar mereka juga cepat. Yang belum suntikan pertama, mengejar suntikan pertama. Dan yang sudah disuntik pertama juga bisa segera menyelesaikan suntikan kedua," ujar Menkes di Istana Merdeka, Rabu (27/1).   

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito pun meminta masyarakat agar tak khawatir dengan kesan lambatnya pelaksanaan vaksinasi. “Memang bisa saja keterlambatan, mungkin di bagian awal, bisa disusul dengan waktu selanjutnya. Begitu juga selanjutnya,” kata Wiku saat konferensi pers, Rabu (27/1). 

Wiku mengatakan, proses vaksinasi Covid-19 masih membutuhkan waktu yang panjang karena jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Namun, pemerintah menjanjikan ketersediaan pasokan vaksin Covid-19 dan pelaksanaan program akan dilakukan sesuai jadwalnya. “Jadi, jangan khawatir. Pemerintah memastikan ketersediaan vaksin dan jadwal vaksin seoptimal mungkin,” ucapnya. 

Wiku mengatakan, perencanaan program vaksinasi akan terus berkembang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Ia juga memastikan vaksinasi akan terus dilakukan sesuai dengan target jumlah yang ditentukan untuk mencapai kekebalan kerumunan alias herd immunity

Ia sebelumnya menuturkan, penuhnya kapasitas cold chain di beberapa daerah adalah penyebab vaksinasi belum optimal. "Saat ini, spesifik hambatan ialah penuhnya kapasitas cold chain di beberapa daerah karena masih diisi oleh vaksin non-Covid-19 yang belum sempat tersalurkan karena terhambat pandemi," ujar Wiku kepada Republika, Selasa (26/1). 

Kebut vaksinasi

Jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 tercatat sebanyak 308.003 per Rabu (27/1) dari target sekitar 1,49 juta orang. Kementerian Kesehatan beralasan periode vaksinasi nakes masih lama dan pemerintah telah melakukan upaya akselerasi.

photo
Petugas menunjukan chip barcode vaksin Covid-19 Sinovac saat tiba di gudang farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (27/1). Dinas Kesehatan daerah setempat menerima 6.600 dosis vaksin tahap pertama untuk 3.300 tenaga kesehatan dengan total kebutuhan sebanyak 1,7 juta vaksin yang nantinya didistribusikan ke 37 puskesmas. - (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Kemenkes menargetkan bisa melakukan vaksinasi sekitar 400 ribu nakes hingga akhir Januari, kemudian bertambah 1 juta selama Februari 2021. "Sehingga, targetnya seluruh nakes sekitar 1,48 juta ini sudah divaksinasi hingga per akhir Februari 2021," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (27/1).

Ia juga berdalih pihaknya mengaku telah melakukan akselerasi untuk segera merealisasikan target. Di antaranya membuka pos vaksinasi yang lebih luas di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) atau di poltekes. "Terobosan itu yang kami lakukan saat ini," ujar perempuan yang juga menjabat sebagai juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes ini.

Tak hanya itu, kini nakes bisa langsung mendapatkan imunisasi tanpa harus mendaftarkan diri atau registrasi ulang di aplikasi Peduli Lindungi maupun aplikasi pesan instan Whatsapp. Sehingga, para nakes tidak lagi mengalami gangguan sistem pendaftaran ulang karena bisa langsung ke fasilitas kesehatan dan cukup membawa kartu identitas.

Namun, dia menambahkan, nakes yang tidak terdaftar dalam aplikasi Primary Care (P-Care) untuk pelayanan vaksinasi Covid-19 harus mendaftar. (Pendaftaran) ini bisa dilakukan di dinas kesehatan dan instansi itu yang melakukan verifikasi," ujarnya. 

photo
Sejumlah tenaga kesehatan didata sebelum mendapatkan vaksinasi Covid-19 Sinovac di Rumah Sakit Mitra Siaga, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (27/1). Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal telah melakukan vaksinasi tahap pertama untuk 5.120 tenaga kesehatan dan ditargetkan selesai pada Kamis (28/1). - (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih meminta tenaga kesehatan agar tak khawatir mengikuti program vaksinasi Covid-19 yang telah mulai berjalan. Usai mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin Covid-19 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/1) pagi ini, Faqih menekankan vaksinasi sangat penting dilakukan bagi tenaga kesehatan.

“Jadi kawan-kawan tenaga kesehatan tidak perlu khawatir. Alhamdulillah efek samping yang saya rasakan itu minimal sekali. Hanya terasa pegal di tempat suntikan. Itu hilang lima jam sudah mereda. Jadi nggak usah perlu khawatir,” kata Faqih di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Ia menyampaikan, vaksinasi Covid-19 diperlukan bagi tenaga kesehatan karena memiliki risiko terpapar yang sangat tinggi saat menangani para pasien. Karena itu, ia berharap para tenaga kesehatan di berbagai daerah dapat segera mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19. “Karena ini untuk kita. Kita yang setiap hari berhadapan dengan pasien risikonya tinggi, sehingga kita perlu cepat-cepat divaksin,” jelasnya.

Faqih mengatakan, bagi tenaga kesehatan yang kesulitan mendaftar vaksinasi Covid-19 agar dapat menghubungi IDI di daerah masing-masing. Dengan maksud agar bisa segera mendapatkan akses vaksinasi Covid-19. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat