Warga menunggu kendaraan di kawasan pecinan Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/4/2020). Pasca ditetapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 15 April 2020 guna mencegah penyebaran COVID-19, suasana Kota Bogor sepi dan tidak ada ke | MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO

Bodetabek

Bima Optimistis Penataan Suryakencana Hasilkan PAD

kawasan Suryakencana merupakan titik paling semrawut di Kota Bogor.

BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto optimistis jika penataan kawasan Suryakencana, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor akan menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan warga. Apalagi, kawasan tersebut merupakan simbol keberagaman yang harus tetap dirawat.

Bima Arya mengungkapkan, kawasan Suryakencana jika ditata akan berdampak bagi kesejahteraan warga. Baik secara langsung maupun yang mengalir lewat pajak, seperti hotel, toko, dan yang lainnya.

"PAD akan terasa dan dari situ akan dialokasikan untuk yang lain. Ini menjadi tugas kita bersama untuk menjelaskan hal tersebut kepada semua pihak terkait," kata Bima.

Menurutnya, kawasan Suryakencana merupakan titik paling semrawut di Kota Bogor. Mulai dari permasalahan sampah, kemacetan, hingga pedagang kaki lima (PKL). "Puluhan tahun tidak ada sistem pembuangan sampah yang bagus, parkir semrawut, PKL berjualan di sembarang lokasi. Intinya sistem tidak berjalan. Jika Suryakencana bisa kita beresin, yang lain juga bisa," kata Bima.

Untuk itu, lanjutnya, jika kawasan Suryakencana rampung di tata, yang lain akan menjadikannya sebagai benchmark. Selain itu, Suryakencana merupakan ikon atau simbol keberagaman, di mana ada masjid, vihara, dan gereja yang lokasinya saling berdekatan, sehingga pesan kuat keberagaman.

Untuk mendukung hal tersebut, Bima Arya meminta agar konsep yang ada harus kuat. Seperti meminta Satpol PP untuk membentuk unit khusus patroli, Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menata parkir, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menangani sampah.

"Jangan menunggu bantuan datang. Namun, sistem yang ada harus dijalankan, sehingga orang bisa melihat Suryakencana itu rapi," ujar dia.

Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah menyebutkan, anggaran PEN yang diperuntukkan bagi penataan kawasan Suryakencana, yakni sebesar Rp 31,9 Miliar, dengan perincian Rp 1,9 Miliar untuk pengawasan dan Rp 30 untuk konstruksi. "Target dari PT SMI dan Kementerian Keuangan, berdasarkan target penggunaan bantuan PEN, harus sudah mulai pelaksanaan konstruksi di bulan April 2021," ujar Syarifah.

Penataan parkir

Pengamat tata kelola kota dari Universitas Pakuan Budi Arief mengatakan, penataan terhadap kawasan Suryakencana memang perlu dilakukan. Namun, menurutnya, hal yang harus diperhatikan di kawasan sentra kuliner tersebut, yakni penataan parkir. Misalnya, dibuat gedung parkir khusus sebagai off street parking.

“Kalau penataan perlu sih perlu, tapi kalau prioritas lebih ke penataan parkir. Itu mungkin bisa mengembalikan pengembalian uang, secara tidak langsung ada pendapatan, tapi jangan mahal-mahal. Jadi, visibel-lah bisa balik modal dan orang nyaman,” kata Budi.

Saat ini, menurut Budi, pengunjung di kawasan tersebut kerap mengalami kesulitan untuk mencari tempat parkir meski sudah ditata oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor. Baik mereka yang hendak berwisata kuliner maupun para pesepeda yang memarkirkan mobilnya.

“Mungkin gedung parkir lebih bagus, tentunya di tempat yang strategis. Selain bisa mengakomodir yang kuliner, juga bisa untuk mereka yang ke Kebun Raya, yang gowes taro mobil, mungkin gedung parkir akan lebih visibel,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat