Branding baru ekonomi syariah yang diresmikan Presiden Joko Widodo. | KNEKS

Ekonomi

Jenama Ekonomi Syariah untuk Tingkatkan Literasi

Jenama itu didesain dalam upaya peningkatan literasi dan edukasi kepada masyarakat.

JAKARTA -- Wakil Presiden Kiai Ma'ruf Amin mengatakan, jenama atau brand ekonomi syariah di Indonesia akan mendukung peningkatan literasi, edukasi, dan sosialisasi ke masyarakat. Dengan adanya logo baru tersebut diharapkan dapat mendukung penjenamaan ekonomi dan keuangan syariah sehingga lebih dikenal di masyarakat.

"(Peluncuran jenama) dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan masyarakat akan ekonomi dan keuangan syariah," ujar Ma'ruf dalam acara peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah, di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/1).

Ma'ruf juga berharap agar jenama tersebut dapat digunakan oleh seluruh kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan yang bergerak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah. Khususnya, pada setiap kegiatan dan produk yang mereka miliki.

"Semoga peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah oleh Presiden (Joko Widodo) pada hari ini, memberikan kemaslahatan bagi kita semua," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, brand ekonomi syariah merupakan inisiatif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Jenama itu didesain dalam upaya peningkatan literasi dan edukasi kepada masyarakat.

photo
Pegawai Mandiri Syariah (tengah) berbincang dengan nasabah UMKM Suroso (kanan) saat melakukan monitoring produksi mi ayam di kawasan Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. - (Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO)

Brand ekonomi syariah diluncurkan dalam rangka menyatukan gerak bersama peningkatan literasi, edukasi, dan sosialiasi ekonomi syariah yang masif dan inklusif serta berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat akan ekonomi dan keuangan syariah,” kata Sri.

Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Sutan Emir Hidayat menilai, perlu ada jenama khusus ekonomi dan keuangan syariah agar bisa berkembang dengan cepat. Jenama berupa logo atau simbol milik negara akan menjadi bentuk dukungan atas seluruh kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah.

Menurut Emir, rendahnya pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah salah satunya disebabkan oleh penggunaan istilah dan bahasa yang sulit dipahami. Karena itu, menggunakan bahasa dan cara yang lebih sederhana dapat meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah ke depannya. 

"Untuk itu dibutuhkan branding yang menggambarkan ekonomi syariah secara sederhana," kata Emir.

Indonesia ditargetkan menjadi pusat rujukan ekonomi syariah dunia. Presiden Joko Widodo menyebutkan, pemerintah sedang berupaya untuk mengembangkan ekonomi syariah, termasuk dengan meningkatkan industri dan memperbaiki literasi keuangan syariah yang relatif masih rendah. Indeks Literasi Ekonomi Syariah Indonesia masih bertengger di angka 16,2 persen. 

"Kita harus mempersiapkan diri sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global. Literasi ekonomi syariah kita masih rendah. Kita masih punya sejumlah pekerjaan rumah. Masih banyak peluang untuk dapat dioptimalkan," ujar Jokowi.

Selain memperbaiki literasi ekonomi syariah, Jokowi mengatakan, pemerintah juga perlu menata kembali rantai nilai halal pada sektor riil. Aspek kehalalan inilah yang diharapkan mampu mendukung sektor UMKM dan industri ekonomi kreatif dalam mengembangkan produk-produknya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat