Chris Rutledge memanfaatkan waktu istirahatnya yang singkat untuk makan siang. | Sarah Blake Morgan/AP

Kisah Mancanegara

Merawat Pasien Covid-19 adalah Anugerah

Pensiunan perawat berusia 60 tahun ini mesti bekerja ekstra merawat pasien Covid-19.

OLEH KAMRAN DIKARMA

Selama sembilan hari berturut-turut, Chris Rutledge, harus bekerja sama dengan sif 12 jam. Dia adalah perawat senior di rumah sakit lapangan (rumkitlap) sementara di Lenoir, Karolina Utara, Amerika Serikat (AS).

Rutledge merupakan pensiunan perawat berusia 60 tahun dari Lisbon, Iowa. Dia adalah satu dari puluhan petugas kesehatan yang merawat pasien Covid-19 di 11 tenda putih besar yang didirikan di tempat parkir Caldwell Memorial Hospital.

Dalam beberapa hari terakhir, terjadi lonjakan kasus baru Covid-19 di daerah tersebut. Hal itu membuat para staf medis harus bekerja ekstra.

"Tenda (rumkitlap) adalah tempat yang menakutkan bagi orang yang tidak pernah berada di dalamnya," kata Rutledge saat menjelaskan kondisi kebanyakan pasien ketika tiba di sana kepada Associated Press, Senin (25/1).

Tak jarang Rutledge menyaksikan pasien yang menangis ketika harus dirawat di rumkitlap. "Beberapa dari mereka menangis dan sebagian dari mereka terisak-isak," ucapnya. Rumkitlap tempat Rutledge bekerja memiliki kapasitas 30 tempat tidur dengan empat bangsal medis dan apotek untuk pasien yang telah keluar dari unit perawaran intensif rumah sakit serta tak membutuhkan ventilator.

Selain Caldwell Memorial Hospital, terdapat empat rumah sakit lain yang mengirim atau merujuk pasien ke rumkitlap tersebut. Dengan demikian rumah sakit dapat lebih fokus menangani pasien Covid-19 dengan gejala atau kondisi yang lebih serius. Meski kerap kali bekerja di bawah tekanan tinggi dan dengan sif yang panjang, Rutledge tetap menyebut pekerjaannya sebagai berkat. Dia sama sekali tak menyesal harus kembali bekerja penuh waktu.

"Orang-orang bertanya kepada saya apakah saya akan melakukannya lagi setelah pengalaman di New York dan dalam sekejap, saya berkata akan melakukannya," ucapnya. Saat meninggalkan pekerjaan penuh waktunya tiga tahun lalu, Rutledge bergabung dengan misi medis jangka pendek di bawah naungan Samaritan's Purse.

Samaritan's Purse aktif memberikan bantuan selama pandemi dan telah menjalin kemitraan di lebih dari 100 negara. Ia membuka rumkitlap pertamanya di Cremona, Italia, pada 16 Maret tahun lalu.

photo
Chris Rutledge tengah bertugas. - (Sarah Blake Morgan/AP)

Dua pekan kemudian, Samaritan's Purse membangun rumkitlap di Central Park, New York. Di sana Rutledge dan tim medis lainnya merawat ratusan pasien Covid-19 dalam kemitraan dengan Federal Emergency Management Agency.

Karena AS masih menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia, Rutledge sadar tenaga dan kontribusinya masih dibutuhkan. Dia berterima kasih atas dukungan yang diberikan kepadanya, terutama dari keluarga dan suaminya.

Meski situasi masih belum menentu, ada momen-momen tertentu yang selalu memantik semangat Rutledge untuk terus membantu. Salah satu momen itu adalah ketika sepasang lansia yang sama-sama positif terinfeksi Covid-19 merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke-49.

Rutledge mengantar sang suami ke bangsal istrinya untuk berkunjung. Dia menangis ketika melihat pasangan yang sama-sama berjuang melawan virus itu dipertemukan kembali. Perasaan haru pun tak mampu dibendung Rutledge saat sepasang lansia itu berhasil pulih dan diperkenankan pulang. "Itu luar biasa," ucapnya.

Data John Hopkins University menyebutkan, jumlah kasus Covid-19 secara global nyaris menyentuh angka 100 juta. Kasus terbanyak di AS, yaitu melampaui 25,12 juta kasus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat