Pemilik industri rumah tangga Bolu Ria Jaya mengangkat kue yang sudah mendapat sertifikasi halal di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (27/8/2020). Kementerian Perindustrian pada tahun ini melanjutkan program fasilitasi untuk industri kecil menengah (IKM) pangan | ANTARA FOTO/FB Anggoro

Khazanah

Auditor Halal Diharapkan Ada di Setiap Kabupaten/Kota

LPPOM MUI akan memberikan pelayanan sertifikasi halal secara mudah, cepat, dan transparan.

JAKARTA – Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) periode 2020-2025, Muti Arintawati mengatakan, saat ini LPPOM MUI sudah memiliki cabang di 34 provinsi. Dalam lima tahun ke depan, dia menargetkan ada auditor halal di setiap kabupaten/kota.

"Ini akan membuat LPPOM siap memberikan pelayanan kepada siapa pun dan di mana pun berada. Keberadaan auditor di setiap kabupaten/kota ini untuk menjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan," kata dia kepada Republika, Kamis (21/1).

Untuk mencapai itu, Muti mengungkapkan, ada beberapa hal yang akan dilakukan sebagai misi. LPPOM MUI akan memberikan pelayanan sertifikasi halal secara mudah, cepat, dan transparan. Lembaga ini juga akan mengembangkan standar sertifikasi halal yang dapat diterima dan menjadi acuan utama bagi komunitas halal nasional dan internasional.

LPPOM MUI, lanjut Muti, juga berupaya memberikan edukasi dan promosi halal kepada para pelaku usaha dan seluruh masyarakat. Lembaga yang berdiri pada tahun 1989 itu juga akan menyediakan data dan informasi halal terlengkap serta tepercaya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Halal Indonesia (halalindonesia)

Selain itu, LPPOM MUI juga akan berusaha mendapatkan, menjaga, dan mengembangkan talenta terbaik dalam lingkungan kerja yang harmonis. "Termasuk juga menyediakan infrastruktur pendukung operasional berbasis teknologi modern," tuturnya.

Hubungan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan juga harus terus diperluas dan diperkuat. Menurut Muti, sinergi ini diperlukan untuk membangun dan memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif dan kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.

Sementara itu, Direktur Eksekutif LPPOM MUI periode 2015-2020 Lukmanul Hakim berharap, lembaga ini akan semakin kuat di bawah kepemimpinan Muti.

"LPPOM yang lalu sudah tinggalkan legacy, dikuatkan lagi, lebih terbuka lagi kepada semua pihak di Indonesia dan luar negeri," ujar Lukmanul.

Dia menilai, selama dua periode kepemimpinannya di LPPOM MUI, banyak pencapaian yang telah diraih. Di antaranya, sudah terbangun sistem sertifikasi secara daring, dan sistem itu juga sudah memiliki sertifikasi ISO. "Itu perlu tetap dijaga," ujar Lukmanul.

Menjadi produsen halal dunia

Teknologi finansial atau fintech yang didasarkan pada dasar-dasar hukum syariah atau Islam diyakini akan mendorong Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia.Hal itu disampaikan CEO Ammana Fintek Syariah, Lutfi Adhiansyah. Menurut dia, fintech syariah akan membantu mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia pada 2024, sesuai visi misi Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.

"Tidak mungkin Indonesia jadi pusat produsen halal dunia tanpa bantuan teknologi, itu saya bisa jamin, kalau cuman pakai cara tradisional tidak akan tercapai, karena teknologi membuat pergerakan menjadi massive, lebih cepat efisien dan transparan," ujar Lutfi dalam diskusi yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) jelang Hari Pers Nasional (HPN) 2021, Rabu.

"Maka, fintech itu lah dibutuhkan sebagai pelengkap dari puzzle untuk ekonomi syariah itu bangkit," dia melanjutkan.

Fintech syariah, menurut Lutfi, juga menjadi sangat relevan untuk tumbuh, karena didukung dengan demografi Islam di Indonesia. Sebanyak 87 persen dari 267 juta penduduk Indonesia adalah muslim.

"Dari 267 juta penduduk Indonesia itu sebanyak 175 juta telah menggunakan internet, dan dari pengguna internet itu 88 persen sudah terbiasa membeli produk via online," kata Lutfi.

Sebanyak 74 juta dari total populasi penduduk Indonesia, Lutfi mengungkapkan, adalah kelas menengah yang belum terjamah layanan pembiayaan. Sehingga, hal ini menimbulkan terciptanya "financing gap."Kesenjangan keuangan ini, menurut Lutfi, harus diisi oleh institusi lain, selain perbankan, multi-finance, Bank Perkreditan Rakyat atau pun Koperasi. "Di situlah kenapa lahirnya fintech syariah diperlukan," ujar dia.

Rencana merger tiga bank syariah, yakni Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank BRI Syariah (BRIS) dan Bank BNI Syariah (BNIS), menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI), menurut Lutfi, menjadi angin segar bagi fintech syariah."Dengan bank syariah merger, berarti infrastruktur bank syariah juga bisa digunakan untuk fintech syariah," ujar Lutfi.

Selain itu, fakta bahwa Indonesia saat ini adalah negara terbesar di Asia Tenggara dengan pengguna e-commerce terbesar juga sangat mendukung tumbuhnya fintech syariah. "Artinya, e-commerce ini adalah tempat kumpulnya masyarakat yang sudah mengadopsi teknologi, yang sudah berbelanja online," kata Lutfi.

Penyelenggaraan teknologi finansial juga bertumbuh besar, dengan 34 fintech pada 2017, meningkat menjadi 88 fintech pada 2018, dan meledak sebanyak 160 fintech pada 2019.

Jumlah dana yang disalurkan peer to peer landing, khususnya, juga meningkat dari Rp2,5 triliun pada 2017, menjadi Rp24 triliun pada 2018, hingga Rp73 triliun pada 2020.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator juga dinilai sangat dinamis, yang hingga saat ini telah mengeluarkan tiga peraturan fintech, yaitu fintech peer to peer landing, fintech equity crowdfunding dan fintech inovasi keuangan digital.

"Ini adalah sebuah fondasi di mana sebuah kesiapan teknologi di Indonesia itu sudah cukup matang, sehingga kalau kita tidak memanfaatkan teknologi fintech syariah ataupun islamic finance, kita akan ketinggalan," ujar Lutfi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat