Sebuah rumah rusak terdampak akibat gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Ahad (17/1). | ABRIAWAN ABHE/ANTARA FOTO

Tajuk

Bijak Menyikapi Bencana

Bagi sebagian orang di Tanah Air, memasuki tahun baru justru berarti menghadapi cobaan baru.

Hampir semua orang mengira bahwa 2020 menjadi tahun paling berat sepanjang hidup mereka. Adanya Covid-19 dengan segala dampaknya, telah mengubah tatanan kehidupan yang mapan. Dari sisi kesehatan, jumlah orang yang terinfeksi korona terus bertambah. Bahkan, rekor baru terus terjadi setiap harinya.  

Pada setiap harinya, ada saja berita duka yang terkirim masuk ke ponsel kita. Dari sisi ekonomi, Indonesia resmi masuk ke jurang resesi setelah produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II dan III 2020 berada di angka minus. Karena kondisi ekonomi yang memburuk, banyak orang kehilangan pekerjaan.

Meskipun begitu, ketika matahari pada hari terakhir 2020 tenggelam, masyarakat tetap mengharapkan kehidupan yang lebih baik pada 2021. Akan tetapi, bagi sebagian orang di Tanah Air, memasuki tahun baru justru berarti menghadapi cobaan baru.

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ182 dan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB. Pesawat itu kemudian diketahui jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

 
Akan tetapi, bagi sebagian orang di Tanah Air, memasuki tahun baru justru berarti menghadapi cobaan baru.
 
 

Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang. Mereka terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Pada hari yang sama, kabar duka juga terdengar dari Sumedang. Bencana longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Longsor terjadi dua kali, pertama pukul 16.00 WIB dan longsor susulan terjadi pada pukul 19.00 WIB. Hingga Sabtu (16/1), korban yang ditemukan tewas sudah bertambah menjadi 29 orang. Pencarian pun masih dilakukan terhadap 11 korban yang masih dinyatakan hilang.

Belum kering air mata para keluarga korban, berita bencana kembali terdengar. Pada awal tahun ini, sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan (Kalsel) direndam banjir. Banjir ini menggenangi delapan wilayah kabupaten/kota, termasuk ibu kota Banjarmasin.

Tak berhenti di situ saja. Masyarakat Sulawesi Barat juga merasakan musibah pada awal tahun ini. Terjadi rentetan gempa tektonik di provinsi ini, khususnya daerah Mamuju dan Majene.

 
Tak ada jaminan pula bahwa ini merupakan bencana terakhir yang kita alami.
 
 

Gempa pertama terjadi pada Kamis (14/1) siang dengan kekuatan 5,9 SR. Dini hari esok harinya, gempa kedua kembali terjadi dengan kekuatan yang lebih besar, yakni 6,2 SR. Gempa kedua membuat banyak kerusakan bangunan, baik fasilitas umum maupun rumah-rumah warga. Hingga Ahad (17/1), tim yang melakukan evakuasi telah menemukan 56 orang meninggal. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahkan menyebut adanya potensi gempa susulan dengan kekuatan yang sama besar dan bisa saja menimbulkan gelombang tsunami.

Di Jawa Timur, masyarakat harus menghadapi erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (16/1) sekitar pukul 17.24 WIB. Letusan gunung yang terletak di Kabupaten Lumajang ini menyebabkan munculnya awan panas dengan jarak luncur mencapai 4,5 kilometer. Akibatnya, sejumlah wilayah diguyur hujan abu vulkanik.

Memang banyak cobaan dan bencana yang kita hadapi meski baru memasuki awal tahun. Tak ada jaminan pula bahwa ini merupakan bencana terakhir yang kita alami. Karenanya, kita harus tetap bersabar dan bijak menghadapi semua cobaan yang datang. Kita hanya dapat berusaha dan berharap bahwa dalam setiap bencana yang dilalui, kita dapat menjadi manusia yang lebih baik. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat