Kepala Suku Mura, Pedro dos Santos, mengenakan masker sebagai pencegahan penularan Covid-19 yang telah mencapai komunitas sukuasli di Manaus, Brasil. | AP/Felipe Dana

Kisah Mancanegara

Berburu Oksigen di Amazon

Otoritas lokal baru-baru ini telah meminta pemerintah federal untuk memperkuat stok oksigen Manaus.

 

OLEH DWINA AGUSTIN

Dokter di kota terbesar hutan hujan Amazon, kini harus memilih pasien Covid-19 yang akan mendapatkan stok oksigen untuk bertahan hidup. Menipisnya stok oksigen dan upaya untuk mengangkut beberapa orang yang terinfeksi ke negara bagian lain melalui udara, kini menjadi pertimbangan yang menentukan nyawa.

Kota terpencil berpenduduk 2,2 juta orang, Manaus, mendapatkan pasokan 6.000 liter oksigen yang didistribusikan ke rumah sakit dari pesawat angkatan udara Brasil pada Jumat (15/1). Hanya saja, pandemi membuat pasokan ini terasa sangat mendebarkan, karena setiap tangki oksigen diperhitungkan.

Sehari sebelumnya, saat hujan lebat di Manaus, Rafael Pereira membawa tangki kecil berisi lima meter kubik oksigen untuk ibu mertuanya di rumah sakit 28 de Agosto. Dia tidak ingin diwawancarai karena stresnya, tetapi dia tampak lega ketika tangki didapatkan.

photo
Pekerja pemakaman bersiap menguburkan jenazah Abilio Ribeiro (89 tahun) yang meninggal akibat tertular Covid-19 di Manaus, Amazonas, Brasil, Rabu (6/1). - (AP Photo/Edmar Barros)

Pemandangan seperti itu menjadi hal yang mudah ditemui ketika rumah sakit kelebihan beban menunggu stok oksigen tiba. Penyedia oksigen pemerintah daerah, White Martins multinasional, mengatakan mempertimbangkan untuk mengalihkan sebagian pasokannya dari negara tetangga Venezuela. Meski belum diketahui pasti, apakah langkah ini ini akan cukup untuk mengatasi krisis yang terus meningkat.

"Nenek saya meninggal hari ini karena kekurangan oksigen. Nenek saya, 84 tahun, tidak dapat bertahan hidup. Dia membutuhkan 15 liter per menit, dan itu tidak cukup," ujar Mayline da Mata.

Otoritas lokal baru-baru ini telah meminta pemerintah federal untuk memperkuat stok oksigen Manaus. Menurut data resmi, korban tewas 14 hari di kota itu, mendekati puncak gelombang pertama pandemi virus korona tahun lalu.

Pada puncak pertama, White Martins melaporkan, Manaus mengonsumsi maksimum 30 ribu meter kubik oksigen per hari. Sekarang kebutuhan itu meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi hampir 70 ribu meter kubik.

photo
Petugas SAR mengangkut menggunakan perahu jenazah seorang perempuan berusia 86 tahun yang diduga meninggal akibat Covid-19 tak jauh dari Manaus, Brasil, beberapa waktu lalu. - (AP Photo/Felipe Dana)

"Karena dampak kuat dari pandemi Covid-19, konsumsi oksigen di kota meningkat secara eksponensial selama beberapa hari terakhir dibandingkan dengan volume yang sudah sangat tinggi. Permintaan jauh lebih tinggi daripada apa pun yang dapat diprediksi dan terus tumbuh signifikan," kata White Martins.

Ketegangan di Manaus mendorong pemerintah negara bagian Amazonas akan mengangkut 235 pasien yang bergantung pada oksigen tetapi tidak berada di unit perawatan intensif ke lima negara bagian lain dan ibu kota federal, Brasilia. Gubernur dan walikota di seluruh negeri menawarkan bantuan di tengah membanjirnya video media sosial menunjukan kerabat pasien Covid-19 yang putus asa di Manaus memohon agar orang-orang bisa membeli oksigen.

Peristiwa pilu ini terjadi setelah jaksa federal di kota itu meminta hakim lokal untuk menekan pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro untuk meningkatkan dukungannya. Pada Jumat (15/1) pagi, banyak kritikus Bolsonaro menuduh, pemerintahannya telah gagal dalam tanggung jawabnya untuk mengatasi krisis ini. "Kami selalu melakukan apa yang harus kami lakukan. Masalah di Manaus sangat buruk. Tapi kami melakukan bagian kami, dengan sumber daya, dan sarana," kata Bolsonaro kepada para pendukungnya di luar kediaman presiden pada Jumat.

Angkatan udara akhirnya mulai mengangkut pasien keluar dari Manaus bersama dengan tim medis pada Jumat. Kedutaan Besar AS di Brasilia juga mengonfirmasi telah menerima permintaan dari pemerintah federal untuk mendukung inisiatif tersebut, tanpa memberikan rincian. "Ya, sistem perawatan kesehatan di Manaus runtuh. Antrean tempat tidur bertambah banyak, kami memiliki 480 orang yang menunggu sekarang, "kata Menteri Kesehatan Brasil, Eduardo Pazuello, di media sosial pada Kamis.

Untuk mengatasi masalah itu, menurut Pazuello, pemerintah meminta rumah sakit untuk memulangkan pasien dengan kondisi tidak terlalu serius. Upaya ini pun dilakukan oleh rumah sakit di Manaus dengan menerima beberapa pasien Covid-19 yang cukup parah. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat