Prajurit TNI bersiap memasuki Pesawat Hercules A 1321 TNI AU yang membawa bantuan logistik untuk korban gempa bumi Majene di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (15/1). | ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Tajuk

Musibah dan Bencana Terus Menguji

Pemerintah pusat dan daerah segera bergerak membantu korban bencana di seluruh Tanah Air.

Musibah dan bencana tak pernah berhenti menguji negeri ini. Memasuki awal 2021, sederet bencana melanda berbagai wilayah di Tanah Air. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 10 Januari 2021 tercatat sedikitnya ada 76 peristiwa bencana alam. Dan, jumlah itu tentu akan terus bertambah seiring tibanya puncak musim penghujan.

Pada Januari ini, ada sejumlah peristiwa besar yang membuat negeri ini berduka. Musibah jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 tujuan Jakarta-Pontianak pada Sabtu (9/1) lalu, menelan korban 62 jiwa, 50 penumpang dan 12 awak kabin.

Sampai saat ini, operasi evakuasi korban dan puing-puing pesawat terus dilakukan. Kita tentu berharap agar proses evaluasi dan identifikasi para korban bisa secepatnya dituntaskan.

Pada hari yang sama, kabar duka juga datang dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Bencana tanah longsor melanda sebuah perumahan di tebing sebuah bukit Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Sabtu (9/1), sekitar pukul 17.00 WIB. Dalam longsor pertama, belasan rumah warga tertimbun tanah dan batu.

Sekitar pukul 19.30 WIB, longsor susulan mengubur warga bersama petugas yang tengah mengevakuasi menjadi korban. BNPB melaporkan hingga Kamis (14/1), tim gabungan di bawah koordinasi Basarnas telah mengevakuasi 24 korban.

 
Belum kering air mata duka akibat dua peristiwa yang terjadi pekan lalu, kembali bencana cukup besar menguji ketangguhan negeri ini.
 
 

Belum kering air mata duka akibat dua peristiwa yang terjadi pekan lalu, kembali bencana cukup besar menguji ketangguhan negeri ini. Jumat (15/1) kemarin, gempa berkekuatan M6,2 di Provinsi Sulawesi Barat. Gempa yang meluluhlantakkan gedung, hotel, rumah sakit, serta rumah-rumah penduduk pada pukul 01.28 WIB itu menelan puluhan korban jiwa.

Pusat Pengendali Operasi BNPB hingga pukul 14.00 WIB kemarin, mencatat sebanyak 34 orang meninggal dunia. Sebanyak 26 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane. BNPB melaporkan, bencana gempa ini juga membuat jaringan listrik juga masih padam dan komunikasi seluler tidak stabil di dua kabupaten tersebut.

Bencana lainnya juga tengah dialami masyarakat di sejumlah daerah. Saat ini, sebanyak 21.900 orang di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan (Kalsel), terpaksa mengungsi. Banjir yang masih terjadi hingga Jumat (15/1) sore, telah membuat 6.346 rumah warga terendam air akibat curah hujan yang menyebabkan luapan air Sungai Pelaihari. BNPB melaporkan tinggi muka air terpantau 150 sentimeter sampai 200 sentimeter.

 
Publik tentu berharap agar pemerintah pusat dan daerah segera bergerak untuk membantu masyarakat, yang menjadi korban bencana di seluruh Tanah Air. 
 
 

Publik tentu berharap agar pemerintah pusat dan daerah segera bergerak untuk membantu masyarakat, yang menjadi korban bencana di seluruh Tanah Air. Lakukan pengevakuasian dan penyelamatan terhadap korban. Keselamatan rakyat harus menjadi fokus utama. Warga yang terdampak bencana harus segera diungsikan di tempat yang tentu saja harus layak huni.

Berbagai kebutuhan pokok harus segera disalurkan. Sarana air bersih bagi para pengungsi harus tersedia secara cukup. Kebutuhan pakaian dan perlengkapan bayi, ibu hamil, dan manula harus mendapat perhatian. Di tengah pandemi Covid-19 ini, pemerintah juga harus menyediakan tempat pengungsian yang benar-benar layak. Pengungsian tak boleh menjadi klaster baru Covid-19.

Berbagai sarana dan fasilitas penunjang protokol kesehatan di pengungsian harus tersedia. Tentu ini membutuhkan banyak biaya. Karena itu, pemerintah pusat dan daerah bisa menggandeng lembaga-lembaga kemanusiaan. Hingga saat ini, lembaga-lembaga filantropis sangat berperan dalam membantu warga yang terdampak bencana di Tanah Air.

Mengingat bencana dan musibah datang silih berganti, pemerintah pusat dan daerah harus memiliki political will untuk mengalokasikan dana bencana dalam jumlah yang besar. Ini penting agar saat bencana terjadi berbagai kebutuhan warga terdampak bisa terpenuhi.

Mari bergandeng tangan untuk bersama-sama membantu saudara-saudara kita yang terdampak bencana. Dengan semangat tolong-menolong dan kebersamaan, yakinlah bangsa ini akan tetap kuat dalam menghadapi berbagai ujian ini. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat