Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/1). | ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Kabar Utama

Pasokan Vaksin Covid-19 Terus Ditambah

Menteri Agama meminta umat beragama tidak ragu melakukan vaksinasi Covid-19.

JAKARTA – Pemerintah kembali mendatangkan vaksin Covid-19 dari perusahaan biofarmasi Sinovac Biotech Ltd. Dalam pengiriman tahap ketiga yang tiba di Tanah Air pada Selasa (12/1) siang, Indonesia menerima 15 juta dosis vaksin dalam bentuk curah.  

Sebanyak 15 juta dosis bahan baku tersebut kembali dibawa oleh maskapai Garuda Indonesia. Selanjutnya, bahan baku vaksin itu akan diolah PT Bio Farma (Persero) menjadi vaksin siap pakai.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, kedatangan tahap ketiga vaksin Coronavac akan menambah jumlah dosis vaksin yang dimiliki Indonesia untuk pelaksanaan vaksinasi. Sebelumnya, pemerintah telah mendatangkan 3 juta dosis vaksin Coronavac dalam bentuk jadi. 

Doni mengingatkan, ketersediaan vaksin Covid-19 tersebut dan rencana vaksinasi yang segera dimulai tidak justru membuat masyarakat menjadi abai terhadap protokol kesehatan. “Dalam berbagai kesempatan, Presiden selalu mengingatkan para menteri dan khususnya Ketua Satgas Covid-19 bahwa adanya vaksin ini jangan sampai membuat kita kendor,” ujar Doni saat konferensi pers, Selasa (12/1).

Ia menyampaikan, penyuntikan vaksin yang akan dimulai pada Rabu (13/1) juga harus diiringi kepatuhan menjalankan protokol kesehatan (prokes) serta menghindari kerumunan. Doni menegaskan, program vaksinasi pun harus paralel dengan sikap patuh dan disiplin masyarakat terhadap prokes.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kesempatan terpisah mengatakan, pemerintah terus berupaya mendatangkan vaksin Covid-19. Menurut Budi, pemerintah tengah melakukan finalisasi pembelian vaksin sebanyak 50 juta dosis dari Pfizer.

"Kita sedang melakukan finalisasi dengan Pfizer untuk melengkapi kontrak pasti sebanyak 329 juta dosis," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/1).

Angka kontrak pasti sebanyak 329 juta dosis tersebut merupakan total dari hasil kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin yang sudah ditandatangani sebelumnya, seperti Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis, Pfizer sebanyak 50 juta dosis, Astra Zeneca sebanyak 50 juta dosis, dan Novavax sebanyak 50 juta dosis. Selain itu ada juga pengadaan vaksin dari Covax/Gavi sebanyak 54 juta dosis vaksin. Maka, total dosis vaksin yang sudah kontrak pasti sebesar 329,5 juta dosis dosis vaksin.

Budi menjelaskan, kebutuhan vaksin Indonesia untuk 181 juta orang sebanyak 426,8 juta dosis. Dengan demikian, masih ada kekurangan rencana pasokan vaksin. Namun, ia menegaskan masih ada potensi pengadaan vaksin Covid-19 untuk menutupi kekurangan dosis tersebut. 

Budi mengatakan, pemerintah sampai saat ini terus melakukan komunikasi dengan pihak Covax/Gavi agar jumlah dosis vaksin yang diterima Indonesia bertambah. "Angka dari Covax/Gavi sekarang adalah 54 juta dosis, sampai dua hari lalu kita masih bicara dengan mereka dan ada kemungkinan mereka bisa menaikkan sampai 108 juta dosis," ujarnya.

Ia menyebutkan, jika dihitung berdasarkan kontrak dan opsi yang ada, Indonesia berpotensi mendapatkan 663 juta dosis vaksin. "Jumlah ini sedikit lebih dari yang dibutuhkan seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan, vaksin Pfizer sampai saat ini masih dalam proses finalisasi. Ia mengatakan, Pfizer menginginkan adanya persetujuan antara Pfizer global dan Pemerintah Indonesia.

"Ada beberapa klausa yang mereka minta diberikan semacam kebebasan atau dilepaskan klaim tuntutan hukum kalau seandainya ada masalah pada saat diberikan program vaksinasi," kata Honesti yang ikut dalam rapat kerja dengan Komisi IX. 

Menurut Honesti, klausa tersebut masih dikomunikasikan dengan pemerintah. "Kita masih diskusikan sehingga kita tidak dapat cek kosong saja, bagaimana klausal ini kita negosiasikan dengan Pfizer-Biontech," katanya. 

Pesan Menag 

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta seluruh umat beragama di Indonesia tidak ragu untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Khusus untuk umat Islam, Menag memastikan, vaksin Coronavac tidak mengandung unsur babi. Majelis Ulama Indonesia (MUI), ujarnya, juga telah mengeluarkan fatwa bahwa vaksin tersebut halal dan suci. 

"Kurang lebih begini. Pertama, vaksin yang tidak memanfaatkan intifa' babi atau bahan yang tercemar babi dan turunannya. Kedua, tidak memanfaatkan bagian tubuh manusia atau juz' minal insan," kata Menag dalam keterangan pers seusai menyambut kedatangan 15 juta dosis vaksin di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (12/1). 

Aspek ketiga yang menjadi pertimbangan MUI, ujar Yaqut, meski kandungan vaksin bersentuhan dengan najis mutawassitah sehingga berstatus mutanajis, pihak terkait sudah melakukan penyucian secara syariah atau tathhir syari.

Keempat, MUI memastikan bahwa fasilitas produksi vaksin Covid-19 suci dan hanya digunakan untuk produk vaksin Covid-19. "Artinya, vaksin ini boleh digunakan untuk seluruh umat Islam selama terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten," katanya. 

Yaqut mengingatkan, semua agama mengajarkan untuk saling melindungi satu sama lain. Vaksinasi Covid-19, ujarnya, merupakan salah satu cara untuk saling melindungi umat beragama. 

photo
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/1). Sebanyak 15 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di Tanah Air untuk selanjutnya akan diproses oleh Bio Farma. - (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Ia juga berpesan agar pelaksanaan program vaksinasi nanti tetap diiringi kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan dan menghindari kerumunan. Menag kembali menekankan, pelaksanaan vaksinasi merupakan wujud ikhtiar pemerintah untuk melindungi kesehatan masyarakat. 

“Oleh karena itu, saya ingin meminta kepada seluruh umat beragama, seluruh umat beragama yang sesuai dengan kriteria dan syarat kesehatan yang ditentukan, agar jangan ragu mengikuti vaksinasi Covid-19,” ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat