Warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat diterjang longsor dan banjir bandang di Kampung Suruluk, Desa Wangunjaya, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/5/2020). BPBD Kabupaten Bogor menyatakan peristiwa banjir bandang disertai longsor | Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO

Bodetabek

Bogor Rawan Bencana

Longsor yang terjadi di Riung Gunung, Puncak, sudah dapat diatasi.

BOGOR – Belum sebulan memasuki 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat 16 kejadian bencana. Bencana tersebut terjadi di 10 kecamatan. Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani, menjelaskan, 16 kejadian bencana yang terjadi antara lain tanah longsor, angin kencang, kekeringan, rumah roboh, dan pohon tumbang.

Dia memaparkan, untuk kejadian tanah longsor terjadi di lima kecamatan, yakni Ciampea, Cibinong, Cigombong, dan Ciomas. “Total bencana tanah longsor ada delapan kejadian. Satu di Ciampea, satu di Cibinong, empat di Cigombong, satu di Ciomas, dan terakhir satu di Cisarua,” kata Adam, Senin (11/1).

Sementara itu, dia melanjutkan, untuk kejadian angin kencang terjadi di empat kecamatan. Yakni di Bojonggede, Cijeruk, Leuwisadeng, dan Rancabungur. Sedangkan, untuk kejadian kekeringan terjadi di Kecamatan Cibungbulang dan Ciomas. Di mana, lanjut Adam, hanya terdapat dua kejadian di masing-masing kecamatan. “Selain itu, ada kejadian satu rumah roboh di Cijeruk dan satu pohon tumbang di Megamendung,” ujar Adam.

Terkait adanya kejadian bencana di wilayah Kabupaten Bogor, Kepala Stasiun BMKG Citeko Bogor, Asep Firman Ilahi, mengatakan, peluang terjadinya hujan di daerah Bogor dan sekitarnya masih sangat tinggi. Sehingga, masyarakat di sekitarnya harus waspada.

“Untuk cuaca saat ini, daerah Bogor dan sekitarnya masih harus waspada, mengingat peluang terjadi hujan masih sangat tinggi setidaknya hingga akhir Dasarian kedua Januari (11-20 Januari),” kata Asep.

Dia melanjutkan, hal ini disebabkan adanya sirkulasi siklonik di sekitar Laut Jawa, yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik tersebut. Untuk saat ini, dikatakan Asep, diharapkan masyarakat waspada ketika hujan lebat terjadi. Terutama menghindari berlindung di bawah pohon besar untuk menghindari pohon tumbang, hindari bantaran sungai, tebing dan papan baliho besar.

“Kepada masyarakat diharapkan mengurangi aktivitas di luar apabila tidak penting, selalu berhati-hati memacu kendaraan dan selalu menggunakan pengaman diri. Hujan sangat lebat yang terjadi sebelumnya bisa memicu longsor kapan saja dan di mana saja,” ujar dia.

Untuk kejadian longsor yang terjadi di jalur Puncak, tepatnya di Riung Gunung, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada Ahad (10/1) malam, sudah dapat diatasi. Saat ini, jalur tersebut sudah dibuka dua arah dan bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.

Selain BPBD, pembersihan tersebut dikerjakan bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, pemadam kebakaran, dan Satlantas Polres Bogor. Berdasarkan data yang diperoleh dari BPBD, tanah longsor terjadi akibat tersumbatnya mata air (Cikamasan) sehingga mengakibatkan tanah menjadi lembap dan mengakibatkan longsor dengan tinggi 50 meter dan panjang 15 meter.

“Meski begitu, mata air aliran Cikamasan yang masih mengalir ke area longsoran dikhawatirkan akan menyebabkan longsor susulan,” kata Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor, Budi Pranowo

 
Mata air aliran Cikamasan yang masih mengalir ke area longsoran dikhawatirkan akan menyebabkan longsor susulan.
 
 

Sebelumnya, panjang jalan yang tertutup, yakni sekitar 20 meter. Namun, rontokan tanah yang menutupi jalan sudah dibersihkan dengan truk high pressure. "Senin pagi, jalur masih tertutup. Proses penyemprotan material longsoran menggunakan truk high pressure setelah material yang besarnya didorong oleh alat berat,” ujar dia.

Kasatlantas Polres Bogor, Iptu Dicky Anggi Pranata, mengatakan, saat ini jalur yang sempat tertutup sudah bisa dilalui kendaraan. Sebelumnya, kendaraan yang hendak bergerak ke arah Cianjur melalui jalur tersebut, dialihkan melalui Sukabumi. Sementara itu, kendaraan dari arah Cianjur menuju jalur Puncak, dialihkan melalui jalan alternatif.

Setelah tanah longsor berhasil dibersihkan, sejumlah petugas tetap disiagakan di titik tersebut. “Pasti (ada petugas yang disiagakan), selain rambu nanti sementara ada petugas juga nanti di lokasi,” kata Dicky.

Jaga lingkungan 

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok mengimbau masyarakat untuk melestarikan lingkungan dengan aktif melakukan penanaman pohon. Kepala DLHK Kota Depok, Ety Suryahati, mengatakan, hal ini dalam rangka Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia yang diperingati tiap 10 Januari.

"Cukup banyak warga yang  mengajukan permohonan penebangan pohon karena takut angin. Padahal, pohon punya andil dalam pertumbuhan manusia, yaitu sebagai penyedia oksigen dan mengurangi kandungan karbondioksida (CO2) dalam air," kata Ety.

Dia menambahkan, banyaknya permintaan penebangan pohon dari warga, membuat DLHK Kota Depok mewajibkan masyarakat untuk mengganti pohon yang ditebang dengan menanam bibit kembali. Pihaknya juga mengingatkan masyarakat untuk menyayangi pohon dengan cara tidak memaku sebab bisa mengakibatkan pohon rapuh dan rawan tumbang.

"Pohon jangan dipaku untuk iklan atau informasi apa pun karena itu bisa menyakiti dan membuat pohon mudah rapuh," ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat