Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjukkan contoh kemasan botol vaksin Covid-19 saat kunjungan kerja di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/1). | M Agung Rajasa/ANTARA FOTO

Tajuk

Optimisme Vaksinasi

Optimisme atas vaksinasi harus dibarengi langkah efektif dalam mencegah meluasnya penularan.

Pemerintah menyampaikan optimismenya soal vaksinasi Covid-19. Presiden Joko Widodo, kemarin, mengungkapkan, hingga akhir 2021 mendatang, sebanyak 426 juta dosis vaksin akan tiba di Tanah Air. Vaksin tersebut akan digunakan dalam program vaksinasi.

Dalam kurun 15 bulan, bahkan Presiden berharap bisa satu tahun, vaksinasi ini bakal melahirkan kekebalan komunal di masyarakat. ‘’Insya Allah cukup mencapai kekebalan komunal,’’ demikian pernyataan Presiden.

Sebab, dalam hitungan pemerintah, sekitar 182 juta warga harus divaksin, sedangkan dosis vaksin melebihi angka tersebut.

Pada Januari ini, pemerintah melakukan vaksinasi dengan jumlah 5.817.000 vaksin, Februari 10 juta vaksin, Maret sebanyak 13,3 juta vaksin, dan April 20,4 juta vaksin. Serta jutaan dosis vaksin pada bulan-bulan berikutnya.

 
Lampu hijau dari BPOM dan jaminan halal dari MUI sangat penting. Ini bakal memuluskan program vaksinasi kepada masyarakat.
 
 

Presiden yang memberikan pernyataan pada peringatan HUT ke-48 PDIP, Ahad (10/1),  memastikan vaksin yang digunakan tentu yang  mendapatkan rekomendasi BPOM dan jaminan halal dari MUI, baik vaksin produk Sinovac maupun juga produk vaksin lainnya.

Lampu hijau dari BPOM dan jaminan halal dari MUI sangat penting. Ini bakal memuluskan program vaksinasi kepada masyarakat. Sebab, masih ada yang masih meragukan vaksin dari segi keamanan dan kehalalannya. Faktor tersebut tak boleh dipandang sebelah mata.

Tingkat kepercayaan masyarakat pada vaksin yang akan disuntikkan ke tubuh mereka akan menentukan program vaksinasi tersebut, dan apa yang disebut Presiden di atas sebagai kekebalan komunal dari 182 juta warga pascavaksinasi.

Di sisi lain, Presiden mengingatkan meski vaksinasi segera dimulai, semua pihak hendaknya tetap disiplin soal protokol kesehatan (prokes). Pernyataan ini tepat, prokes tetap faktor penentu, apalagi vaksinasi harus melalui tahapan yang membutuhkan waktu.

Baik dalam proses vaksinasinya maupun terkait daftar mereka yang masuk urutan vaksinasi. Karena itu, optimisme dan kabar gembira vaksinasi memang tak seharusnya melengahkan masyarakat untuk tetap memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan.

Kita ketahui sebagian masyarakat, tak jarang mengabaikan protokol kesehatan yang merupakan hal mendasar ini. Sepertinya, berita-berita mengenai kematian akibat Covid-19 ataupun keterisian sebagian besar tempat tidur RS tak digubris.

Karena itu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di berbagai daerah di Jawa-Bali yang akan dilakukan pemerintah pada 11-25 Januari, menjadi bagian penting pula. Kita berharap, PPKM ini berjalan efektif dan mampu menekan angka kasus positif Covid-19.

 
Maka itu, optimisme atas vaksinasi harus dibarengi langkah efektif dalam mencegah meluasnya penularan. 
 
 

Pemerintah berharap, melalui PPKM masyarakat dapat membatasi pergerakan demi mencegah penyebarluasan penularan. Ini juga harus didukung konsistensi dan ketegasan pemerintah dalam menjalankan kebijakan yang diputuskan.

Harapan ini tentu tak berlebihan di tengah kasus yang terus meningkat dan secara keseluruhan kian bertambah besar. Pada Ahad (10/1), terdapat 9.640 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan jumlahnya menjadi 828.026 kasus. 

Bahkan, pada Jumat (8/1), jumlah kasus positif mencapai rekor, yaitu 10.617 kasus. Jika tak muncul kebijakan yang tepat dan efektif, kasus terus bertambah dan kian menyulitkan pemerintah dalam menangani pandemi ini.

Maka itu, optimisme atas vaksinasi harus dibarengi langkah efektif dalam mencegah meluasnya penularan. Pemerintah harus menghindari langkah seperti pada awal pandemi, yang terlihat memandang sebelah mata korona ini. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat