Teknisi Tower Bersama Indonesia Group memeriksa salah satu komponen di menara BTS Pulau Tidung, Kabupaten Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Rabu (18/9). TBIG memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi. 15.272 menara telekomunikasi dan 72 jaringa | Yogi Ardhi/Republika

Inovasi

Memastikan Koneksi di Masa Pandemi

Memasuki 2021, industri telekomunikasi Indonesia diperkirakan makin bergairah.

Di tahun 2020 yang baru saja berlalu, konektivitas memainkan peranan yang begitu signifikan dalam keseharian masyarakat. Dengan konektivitas internet, masyarakat melalui masa-masa pandemi dengan bekerja, belajar, mencari hiburan, hingga berbisnis daring. 

Kebutuhan yang terus meningkat akan kuota data pun berdampak pada bisnis para operator telekomunikasi. Vice President Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin mengungkapkan, selama pemberlakuan masa darurat pandemi Covid-19 hingga periode November 2020, Telkomsel mencatat pertumbuhan trafik layanan data rerata hingga 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Pertumbuhan trafik layanan data tersebut tak lepas dari lonjakan trafik sejumlah layanan yang dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan aktivitas digital sehari-hari, seperti platform layanan e-learning, meeting conference, dan komunikasi,” ujar pria yang biasa disapa Abe ini. 

Menurutnya, di sepanjang 2020 ini Telkomsel telah memantapkan diri bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. Telkomsel, lanjut Abe, akan terus mengembangkan potensi bisnis digital yang telah diimplementasi dengan menghadirkan ragam produk dan layanan digital terkini yang menyasar ke seluruh segmen pelanggan baik B2C, B2B, hingga retail.

 
Di era digital, kolaborasi menjadi strategi yang tepat.
 
 

Dalam pengembangan portofolio bisnis digital, Telkomsel juga akan fokus dalam meningkatkan kompetensinya, Terutama pada platform dan layanan digital, melalui strategi pengembangan sumber daya yang ada, pengembangan kemitraan, serta pemanfaatan sumber daya eksternal. “Di era digital, kolaborasi menjadi strategi yang tepat dalam mengakselerasi upaya mewujudkan ekosistem masyarakat digital yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Abe. 

Senada, tren peningkatan aktivitas digital juga dialami operator Smartfren. Munir Syahda Prabowo selaku VP Technology Relations and Communications Smartfren menjelaskan, dari sisi trafik data, Smartfren mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan ini terasa sejak awal pandemi hingga berangsur masuk masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di berbagai wilayah Indonesia.

Pada saat itu, terjadi pergerakan trafik. Bila sebelumnya trafik biasanya padat di wilayah perkantoran atau daerah ramai lainnya, begitu terjadi pandemi kepadatan tersebut bergeser ke area pemukiman. Ini disebabkan dinamika masyarakat yang saat itu melakukan kegiatan bekerja dan belajar dari rumah.

Menurut Munir, Smartfren memiliki teknologi jaringan scalable sehingga ketika kepadatan trafik berpindah ke wilayah pemukiman, kapasitas di area tersebut juga otomatis ditingkatkan. “Selain itu guna memastikan kualitas terbaik, Smartfren juga melakukan optimasi jaringan di seluruh wilayah operasional serta meningkatkan kapasitas jaringan,” ungkapnya. 

Per Q3 2020 lalu, optimasi jaringan Smartfren telah selesai dilakukan di semua area layanan. “Kami juga meningkatkan coverage jaringan hingga 22 persen dibandingkan dengan 2019,” tambah Munir. 

Bergairah di 2021

photo
BTS Smartfren - (Dok Smartfren)

Memasuki 2021, industri telekomunikasi Indonesia diperkirakan akan makin bergairah. Hal ini antara lain dipicu oleh hadirnya UU Cipta Kerja yang memungkinkan para operator untuk berbagi jaringan baru untuk layanan 5G.  

Dengan aturan baru tersebut maka beban setiap operator untuk mampu menyelenggarakan layanan 5G menjadi lebih ringan. Operator tidak harus membangun jaringan sendiri dan bisa menyewa jaringan milik operator lain. “Dengan demikian, adopsi layanan 5G juga bisa menjadi lebih cepat, yang berarti masyarakat Indonesia juga akan bisa lebih cepat menikmati layanan 5G,” ujar Marwan O Baasir selaku Chief Corporate Affairs XL Axiata. 

Selain itu, ia melanjutkan, secara teknologi, kehadiran 5G juga tentu akan sangat menggairahkan industri mengingat berbagai manfaat yang bisa dihadirkan teknologi terbaru tersebut. Akan semakin banyak manfaat layanan telekomunikasi dan data bagi masyarakat Indonesia, akan banyak lahir produk layanan baru yang lebih canggih, lebih menarik, dan lebih bermanfaat. 

“Secara B2B, hadirnya 5G akan mendorong lahirnya berbagai solusi yang dibutuhkan kalangan korporat, termasuk para operator sendiri untuk meningkatkan kualitas layanan,” ujar Marwan. Sedangkan dari sisi retail, publik Indonesia sepertinya sudah menunggu kehadiran layanan 5G ini dengan setidaknya dua hal mendasar yang mereka harapkan, yaitu akses internet bisa lebih cepat dan stabil.

Di 2021 ini, strategi perluasan jaringan hingga ke daerah terluar, terjauh, dan tertinggal (3T) juga menjadi perhatian bagi Hutchison 3 Indonesia. Wakil Presiden Direktur 3 Indonesia, M Danny Buldansyah menjelaskan, berbicara mengenai industri telekomunikasi dari segi jaringan, di 2021, konektivitas akan semakin diperlukan. 

Perluasan jaringan, bahkan kedaerah 3T dan Indonesia timur menjadi prioritas untuk mendukung pemerataan Internet. “Dari segi bisnis, operator-operator yang sudah menjalankan digital business akan terus memperluas pasar bukan hanya kepada kustomer tapi juga memanfaatkan teknologi berbasis Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan,” ujarnya. 

 

Tantangan Dunia Kerja Daring

photo
BTS Smartfren di Natuna - (Dok Smartfren)

Penyebaran Covid-19 secara global telah mempengaruhi setiap organisasi. Director & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo, Vikram Sinha menjelaskan, Indosat meyakini dalam era new normal, teknologi digital akan memainkan peran penting dalam komunikasi masyarakat dan bisnis.

Termasuk, dalam memastikan aktivitas sehari-hari dapat terus berlanjut. “Semakin banyak orang yang bekerja dari rumah, membuat penggunaan internet melonjak, jaringan pun akan terbebani dengan lonjakan trafik yang berpotensi mempengaruhi kecepatan internet dan produktivitas kerja,” ungkap Vikram.

Mengantisipasi kebutuhan yang lebih besar untuk lalu lintas suara dan data, Indosat Ooredoo telah bekerja mengoptimalkan kinerja jaringan. Selain itu, di era new normal, risiko keamanan siber baru juga terus bermunculan. 

Hal ini disebabkan, karyawan mengakses jaringan aman dari jarak jauh, menghabiskan lebih banyak waktu di internet, dan lebih banyak komunikasi dilakukan secara daring. Para perusahaan juga kian perlu menerapkan praktik kerja jarak jauh yang efektif. 

Hal ini mendorong meningkatnya permintaan akan layanan teknologi yang hemat biaya, andal, aman, dan dapat diskalakan, dan ini telah menyebabkan pergeseran dari platform perangkat keras ke solusi berbasis komputasi awan. 

Indosat Ooredoo pun mencoba menyediakan produk dan layanan yang memahami kebutuhan pelanggan sesuai kondisi saat ini. “Sebagai contoh kami meluncurkan paket Internet Freedom yang sederhana dan transparan, memberikan bonus kuota conference call, meluncurkan IMprenuer untuk membantu UMKM, dan meluncurkan Freedom Apps Edu. Ini tidak lain untuk mendukung setiap aktivitas pelanggan, baik itu bekerja, belajar, atau aktivitas apapun ketika berada di rumah selama pandemi,” ujarnya. 

 
Ketika pandemi telah berakhir, kebiasaan beraktivitas digital akan terus berlanjut, seperti kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara virtual dan jarak jauh, Hal ini akan jadi salah satu pilihan alternatif, selain kegiatan yang diselenggarakan secara luring.
Munir Syahda Prabowo, VP Technology Relations and Communications Smartfren
 

 

 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat