Sejumlah calon akseptor memperlihatkan kartu peserta KB layanan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Puskesmas Purnama Kota Dumai, Riau, Kamis (5/11). | ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Nasional

BKKBN Reorientasi Program Saat Pandemi

BKKBN mereorientasi program agar pelayanan KB tetap maksimal saat pandemi Covid-19.

JAKARTA—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mereorientasi program agar pelayanan keluarga berencana tetap maksimal saat pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan seiring kebijakan refocusing anggaran yang dilakukan pemerintah menghadapi dampak penyebaran virus Covid-19.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menuturkan, reorientasi program ini akan fokus pada output pelayanan pencegahan kehamilan dan layanan advokasi, penyuluhan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tetap berjalan. Dengan syarat, seluruh pelayanan ini tetap menekankan standar protokol kesehatan ketat.

Hasto menjelaskan ada kendala pelayanan pada kelompok sasaran keluarga berencana karena selama ini harus dilakukan secara tatap muka. Persoalan ini ditambah keluarga sasaran ada kekhawatiran ke klinik di saat pandemi. Sehingga mau tidak mau kualitas pelayanan keluarga berencana kembali menurun. "Jadi kita banting stir, lah," kata Hasto dalam diskusi virtual bersama Republika, Senin (28/12).

Untuk menghindari penurunan lebih jauh, BKKBN akan menggunakan strategi lain, khususnya untuk mengajak kelompok sasaran menggunakan alat pencegah kehamilan. "Kita akhirnya melakukan berbagai jurus dan pendekatan banting stir. Seperti petugas KB itu datang door to door," ujar mantan bupati Kulon Progo ini.

Dengan pelayanan door to door, jelas Hasto, petugas KB yang biasanya hanya melakukan penyuluhan di klinik dan puskesmas akan berkeliling. Mereka juga diperbolehkan membawa berbagai kebutuhan pencegahan kehamilan, seperti pil KB ke rumah-rumah yang membutuhkan. Cara lain, BKKBN juga melakukan kegiatan massal namun dengan jumlah massa yang dibatasi di beberapa desa. 

photo
Beberapa penyuluh menaiki motor operasional BKKBN saat prosesi serah terima kendaraan dinas di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (28/7). Sebanyak 16 motor diserahkan kepada penyuluh KB yang tersebar di 14 kecamatan di Yogyakarta. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Kegiatan masal dengan jumlah dibatasi ini berjalan di banyak titik. Hasto mengakui, menargetkan satu juta penerima layanan pencegahan kehamilan beberapa waktu lalu. "Kita mengadakan kegiatan ini di saat hari keluarga nasional waktu itu. Alhamdulillah, tercapai saat itu mencapai 1,3 juta orang penerima," kata dia.

Dengan keberhasilan tersebut, Hasto menilai model reorientasi program seperti inilah yang terus direplikasi selama pandemi. Sehingga kedepan bila kondisi seperti saat ini kembali terjadi, pelayanan keluarga berencana bisa tetap berjalan dan tetap maksimal.

BKKBN saat ini juga membuat model pelayanan program keluarga berencana yang tidak kalah dengan layanan dari pihak swasta. Ia memaparkan bila sebelumnya pelayanan di puskesmas harus menggunakan tiga suntikan, kini hanya cukup satu suntikan seperti yang dilakukan pihak swasta.

Penyamaan pelayanan program dengan swasta ini, menurut Hasto terbukti diminati ibu-ibu yang baru saja menjalani proses melahirkan. Selain lebih murah, dengan satu suntikan dan satu implan diklaim berlaku hingga tiga tahun. Menurut dia, ini juga menjadi terobosan, karena ada 4,8 juta hingga 5 juta ibu di Indonesia yang melahirkan selama setahun.

Selain itu, BKKBN juga menyiapkan pil khusus untuk ibu menyusui. Pil ini diperuntukkan bagi seorang ibu setelah melahirkan jika enggan disuntik atau diimplan. Hasto menegaskan, pelayanan ini, baik suntik, pemasangan implan dan pil ini bisa dilakukan di puskesmas dan bidan desa. "Reorientasi program inilah yang dilakukan BKKBN saat ini guna memaksimalkan pelayanan di kala pandemi," tegasnya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BKKBN (bkkbnofficial)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat