Ribuan kader Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS) mengikuti kampanye terbuka di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. (ilustrasi) | Republika/Agung Supriyanto;

Nasional

Politik Islam Butuh Sinergi

Sinergi partai Islam ditambah ormas akan sangat berpengaruh pada masa depan politik Islam.

JAKARTA -- Partai Islam dinilai memiliki kesempatan besar ke depan jika bisa bersinergi satu sama lain. Ketua Umum DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Banten Sanuji Pentamarta mengatakan, PKS ingin menjadi pelopor terdepan partai Islam dengan semangat kebersamaan tersebut. 

Sanuji berharap partai-partai Islam bisa tumbuh besar bersama PKS dalam menghadapi masa depan politik Islam tersebut. "PKS tetap ingin menjadi pelopor terdepan, tentu dengan semangat kebersamaan. Namun, kita terngiang-ngiang, ini PKS partai papan tengah terus-menerus. Mungkinkah kita menjadi partai besar? Kita harus khawatir dengan jebakan partai papan tengah," kata dia dalam webinar "PKS dan Masa Depan Politik Islam", Kamis (24/12).

Hal ini sejalan dengan pendapat Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi. Menurut dia, sinergi antara partai Islam ditambah organisasi masyarakat (ormas) akan sangat berpengaruh terhadap masa depan politik Islam. 

Ibarat media, menurut Irfan, partai Islam seperti PKS mampu menjadi kantor berita yang besar. PKS memiliki kader di berbagai daerah yang bisa dilatih menjadi pengumpul informasi. "Bayangkan kalau kader itu kita latih jadi pengumpul informasi, untuk jadi jurnalis. Maka, PKS bisa menjadi sumber berita yang sangat besar," kata Irfan. 

photo
Jajaran pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera periode 2020-2025 berfoto seusai mengikuti ikrar pengurus saat Musyawarah Nasional (Munas) V PKS di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ahad (29/11). - (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Menurut Irfan, masalah yang belum selesai dalam dunia politik Islam adalah menjalin silaturahim yang baik satu sama lain. Padahal, jika dilihat potensi masing-masing pihak, sangat luar biasa dan memiliki kuantitas yang tidak sedikit. "Cuma problemnya, itu belum dijahit menjadi satu sama lain dengan baik, belum bisa dijahit menjadi pakaian yang indah," kata dia lagi.

Ia mengibaratkan, elemen Islam adalah kain perca yang belum diolah. Seandainya kain-kain tersebut diolah dan dijadikan satu, akan menjadi pakaian yang indah dan anggun.  

Komunikasi partai politik dengan media juga perlu dijaga. Irfan mengatakan, partai politik perlu mengambil kesempatan untuk bertukar pikiran dengan media. Saat ini, peluang partai politik Islam lebih terbuka untuk mewarnai isu di media massa.

Selain media massa, partai politik juga bisa membagikan pikirannya melalui akun media sosial. Walaupun demikian, cara melalui media sosial ini tidak sederhana karena membutuhkan massa yang banyak agar ide-ide dari partai politik dibaca oleh masyarakat luas.

"Sebutlah kita tidak cukup berhasil di media masa, terbuka peluang menciptakan platform untuk alat klarifikasi terhadap cara pandang tadi. Kita buka akun di sosial media untuk menjadi informasi pengimbang. Walaupun ini bukan cara yang simpel, kita buka akun tidak bisa langsung diikuti banyak orang," kata Irfan.

Sementara, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, partai politik harus lebih menunjukkan dirinya di masyarakat. Berdasarkan pengamatannya, kehadiran partai politik hanya dirasakan masyarakat ketika akan ada pilkada atau pemilu.

Bahkan, pada masa krisis seperti pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat tidak banyak merasakan kehadiran partai politik. Dosen Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta ini mengatakan, PKS sebagai partai Islam harus membaca kebutuhan masyarakat. "Termasuk isu-isu ke depan yang dikerjakan termasuk kesejahteraan, tenaga kerja, dan seterusnya," kata Adi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat