Seorang jamaah berjalan sendirian saat melaksanakan umrah perdana di Masjidil Haram, Makkah, setelah penutupan tujuh bulan. | SAUDI MINISTRY OF HAJJ

Kabar Utama

Muncul Varian Baru, Umrah Ditangguhkan

Sebanyak 21 jamaah umrah tertunda keberangkatannya terkait informasi varian baru virus Covid-19.

RIYADH -- Arab Saudi untuk sementara menangguhkan umrah bagi jamaah asal luar negeri. Saudi memutuskan membatalkan semua penerbangan internasional dan menangguhkan pintu masuk melalui darat dan laut setidaknya selama sepekan.

Merujuk keterangan resmi yang dilansir Saudi Press Agency, Kerajaan sementara menangguhkan semua penerbangan internasional, kecuali dalam kasus luar biasa. Penangguhan dilakukan dalam jangka waktu satu minggu yang dapat diperpanjang seminggu lagi.

"Masuk ke Kerajaan melalui pelabuhan darat dan laut juga akan ditangguhkan selama seminggu, yang dapat diperpanjang seminggu lagi," tulis SPA mengutip sumber di Kementerian Dalam Negeri. Meski demikian, Saudi menyebut penangguhan tidak berlaku bagi pesawat internasional yang saat ini berada di Kerajaan, yang akan diizinkan untuk pergi.

Dalam pernyataan tersebut, dituliskan pula bahwa penangguhan ini akan berlanjut sampai informasi medis terkait sifat virus baru yang terlah bermutasi menjadi jelas. Siapa pun yang datang dari negara tempat virus baru ini muncul setelah 8 Desember 2020 dan telah tiba di Arab Saudi, harus diisolasi di rumah selama dua pekan.

Orang-orang ini juga harus menjalani tes Covid-19 selama masa isolasi dan mengulang tes setiap lima hari. Di sisi lain, siapa pun yang telah kembali dari atau melewati negara Eropa ataupun negara lain di mana strain baru telah muncul selama tiga bulan terakhir, juga harus mengikuti tes Covid-19.

Upaya penutupan pintu masuk ini dilakukan sebagai bagian untuk menangkis strain mutan Covid-19 yang menyebar dengan cepat, yang ditemukan di Inggris. Dilansir sciencemag.org, varian baru SARS-CoV-2 yang diberi kode B.1.1.7 pertama kali terdeteksi di Kent dan London, Inggris, pada 20-21 September lalu.

Sejak itu, varian tersebut dengan lekas menyebar dan pada Desember 2020 telah meliputi 60 persen penularan di seantero Inggris. B.1.1.7 diketahui berevolusi dengan sangat cepat. Sejauh ini, 17 mutasi telah terdeteksi pada varian itu, hal yang belum pernah terjadi pada varian virus lain.

Sejumlah mutasi pada varian baru tersebut dinilai mengkhawatirkan dengan salah satu perkiraan menyebut dapat meningkatkan daya tular mencapai 70 persen. Varian baru tersebut juga dikhawatirkan mampu menimbulkan sakit yang lebih parah. Data awal sempat menunjukkan tingkat kematian mencapai 50 persen.

Kementerian Dalam Negeri Saudi juga memutuskan pergerakan barang, komoditas, dan rantai pasokan dari negara-negara di mana varian baru belum muncul dikecualikan dari langkah-langkah yang disebutkan di atas.

Keputusan Saudi melakukan penangguhan perjalanan terjadi setelah beberapa negara Eropa melarang perjalanan dari Inggris, Ahad (20/12). Hal tersebut dilakukan seiring Pemerintah Inggris yang memperingatkan jika jenis baru virus itu berada di luar kendali.

Negara tetangga Saudi, Kuwait, juga mengumumkan larangan penerbangan penumpang dari Inggris karena strain mutan ini dengan cepat menyebar ke seluruh negeri. Negara-negara di benua Eropa telah membunyikan alarm setelah pekan lalu menjadi wilayah pertama di dunia yang melewati 500 ribu kematian akibat Covid-19.

Pekan lalu, Arab Saudi memulai program vaksinasi Covid-19 tiga fase, setelah pengiriman pertama vaksin Pfizer-BioNTech tiba di Kerajaan. Arab Saudi sejauh ini mencatat lebih dari 361 ribu kasus Covid-19, termasuk lebih dari 6.000 kematian, yang tertinggi di antara negara-negara Teluk.

Nasib jamaah Indonesia

Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Eko Hartono menyebut pembatasan kembali penerbangan bisa berdampak pada keberangkatan jamaah umrah dari Indonesia. "Jelas ini akan berdampak pada jamaah umrah kita. Sebagian masih di sini dan sebagian lagi dijadwalkan tiba pada hari-hari mendatang," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (21/12).

photo
Sejumlah calon jamaah umrah melakukan lapor diri di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (1/11/2020). Setelah tujuh bulan menangguhkan umrah, Kerajaan Arab Saudi resmi membuka umrah tahap pertama untuk Indonesia dengan kuota 278 jamaah. - (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Eko Hartono berharap penangguhan perjalanan yang dilakukan Kerajaan Saudi hanya berjalan selama sepekan. Ia merasa kasihan dengan jamaah umrah asal Indonesia yang harus menunda lagi keberangkatannya karena kebijakan tersebut.

Saat ini, di Arab Saudi disebut ada sekira 400 jamaah umrah, termasuk di dalamnya rombongan dari Kementerian Agama dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). “Di antara mereka, 282 orang akan kembali ke Jakarta malam ini (Senin malam) dengan maskapai Garuda," katanya menambahkan.

Dari sekian jamaah umrah di Saudi, Eko menyebut ada enam orang yang terdeteksi positif Covid-19. Keenam jamaah tersebut sedang menjalani karantina di akomodasi di Makkah.

Sementara, Kepala Subdirektorat Pemantau dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama, Noer Alya Fitra, menyebut pihaknya menghormati keputusan Saudi tersebut. "Ini dalam rangka melindungi kesehatan warga Saudi dan jamaah umrah pada umumnya," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (21/12).

Pria yang akrab dipanggil Nafit menyebut, berdasarkan laporan yang ia terima, jumlah jamaah yang tertunda keberangkatannya kemarin sebanyak 21 orang. Jamaah ini rencananya bertolak ke Saudi menggunakan maskapai Garuda Indonesia.

photo
Sejumlah calon jamaah umrah berswafoto sebelum menaiki pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (1/11). - (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Fitra menyebutkan, hingga akhir bulan ini, dijadwalkan ada tujuh penerbangan menuju Saudi. Terkait jamaah yang kini berada di Kerajaan Saudi, ia menyebut kondisinya aman dan bisa kembali ke Indonesia sesuai jadwal.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra juga mengumumkan pembatalan jadwal layanan penerbangan Garuda Indonesia ke Arab Saudi yang mulai diberlakukan pada Senin (21/12). Irfan menyampaikan, saat ini Garuda Indonesia terus melakukan komunikasi intensif dengan otoritas terkait.

"Kami percaya di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini, hak penumpang tentunya akan senantiasa menjadi prioritas utama yang terus kami kedepankan," ujar Irfan dalam keterangan resmi, di Jakarta, Senin (21/12).

Irfan menjanjikan, penumpang dapat melakukan reschedule dan perubahan rencana penerbangan tanpa adanya biaya tambahan. "Kami harapkan layanan penerbangan menuju Arab Saudi dapat kembali dibuka dalam waktu dekat sehingga penumpang yang telah merencanakan penerbangan jauh jauh hari ke Tanah Suci bisa segera kembali terbang," kata Irfan berharap.

Irfan menambahkan, Garuda Indonesia juga tengah mempersiapkan opsi kesiapan operasional untuk mengangkut WNI yang saat ini berada Arab Saudi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat