Petani membawa padi melintasi banjir usai panen di Desa Seumbok Rayeuk, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Ahad (6/12/2020). | RAHMAD/ANTARA FOTO

Nusantara

18 Ribu Warga Mengungsi Akibat Banjir Aceh Utara

BPBD Aceh Utara melakukan evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.

BANDA ACEH — Sekitar 18 ribu warga mengungsi akibat banjir dari luapan air sungai di sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, Senin (7/12). Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Sunawardi mengatakan, curah hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari menyebabkan air Sungai Keureuto dan Peuto meluap.

"Sejumlah 18 ribu lebih warga harus mengungsi ke meunasah (mushala) dan titik aman lainnya karena rumahnya sudah terendam banjir," kata Kepala Sunawardi, Senin (7/12).

Ia menambahkan, banjir mengepung 87 desa di 23 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara sejak Jumat (4/12) lalu. Akses jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Pirak Timu dan Kecamatan Matangkuli juga lumpuh.

"Bahkan akibat bendungan Krueng Pase jebol, lebih tiga ribu hektare sawah terancam gagal panen. Sedangkan di Gampong Leubok Mane, Kecamatan Langkahan salah satu warga patah tulang akibat tumbang pohon dan sudah dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Menurut Sunawardi, pihaknya telah bertolak ke Aceh Utara untuk menyalurkan bantuan bantuan masa panik, lengkap dengan perahu polyetilen, logistik pangan, dan sandang.

photo
Babinsa TNI Kodim 0103 Aceh Utara membantu evakuasi korban banjir di Desa Hasan Kareung, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (5/12). Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan bencana banjir terus meluas, merendam 502 desa di 20 kecamatan di Aceh Utara, menyebabkan sekitar seribu warga mengungsi. - (RAHMAD/ANTARA FOTO)

Tim BPBA turut membantu tim Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Aceh Utara melakukan evakuasi korban ke tempat yang lebih aman. "BPBA telah mengirim juga dua unit boat polyethilen dan mesinnya untuk mem-backup evakuasi korban yang terjebak banjir," katanya.

Terpisah, banjir yang dipicu hujan berintensitas tinggi juga terjadi di beberapa sungai, seperti Sungai Ciberang dan Sungai Ciujung di sebelah utara serta Sungai Ciliman di Kabupaten Lebak, Banten. Banjir menyebabkan empat orang hanyut.

"Banjir menyebabkan empat warga Kabupaten Lebak hanyut. Dua warga berhasil selamat, sedangkan satu meninggal dunia dan satu lainnya masih dalam pencarian," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (7/12).

Ia menambahkan, TRC BPBD Kabupaten Lebak bersama tim gabungan masih melakukan pencarian dan evakuasi korban di lapangan. Selain evakuasi korban, tim gabungan berada di lokasi untuk melakukan kaji cepat dan memberikan pelayanan kepada warga yang dievakuasi. Hingga saat ini, dia melanjutkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak bersama dinas terkait lain telah mendirikan tenda keluarga dan mengoperasionalkan dapur umum.

"Data sementara per Senin (7/12), lokasi pos pengungsian berada di tujuh titik, di antaranya empat titik di Kecamatan Rangkasbitung, masing-masing satu titik di Kecamatan Banjarsari, Cirinten, dan Leuwidamar," katanya. Raditya Jati mengungkap data kerugian materiil sementara tercatat 1.817 unit rumah terendam banjir dengan ketinggian beragam antara 100-150 cm. 

photo
Pengungsi banjir memasak makanan di dapur swadaya warga di Desa Alue Thoe, Kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara, Aceh, Ahad (6/12/2020). Pengungsi banjir di daerah itu terpaksa mendirikan dapur makanan dan posko pengusian darurat secara swadaya, karena hingga hari ketiga, bantuan pemerintah atau pihak terkait belum bisa menembus lokasi para pengungsi. - (RAHMAD/ANTARA FOTO)

Banjir rob

Sementara, banjir rob akibat gelombang tinggi kembali menerjang dua desa di wilayah pesisir Indramayu, yakni Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Ahad (6/12) hingga Senin (7/12). Banjir menyebabkan ribuan rumah warga terendam.

Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminuddin, menjelaskan, tercatat ada 2.772 rumah warga di Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon yang  terendam banjir. Dari jumlah itu, sebanyak 52 rumah di antaranya mengalami rusak ringan.

Menurut Waminudin, ketinggian banjir tersebut bervariasi. Bahkan, ada yang mencapai paha orang dewasa, atau sekitar 60 centimeter (cm). "Hari ini sebagian besar masih terendam dengan ketinggian air sekitar 20 – 40 cm,’’ kata Waminudin, Senin (7/12).

photo
Warga beraktivitas saat terjadi banjir di kawasan Kebon Pala, Jakarta, Senin (7/12). BPBD DKI Jakarta mencatat sebanyak 34 RT di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan terendam banjir karena tingginya curah hujan sejak Ahad (6/12) malam dan luapan kali Ciliwung dengan ketinggian berkisar 10-80 centimeter. - (Republika/Putra M. Akbar)

Waminudin mengatakan, banjir rob di pemukiman warga itu terjadi akibat hantaman gelombang tinggi air laut yang mencapai ketinggian sekitar dua meter. Ditambah lagi, hujan deras mengguyur sepanjang Ahad (6/12).

Waminudin menambahkan, banjir yang merendam pemukiman saat ini lama surutnya. Selain gelombang laut dan intensitas hujan yang masih tinggi, juga karena tidak ada saluran pembuang. Meski demikian, warga masih bertahan di kediamannya masing-masing dan tidak ada yang mengungsi. 

Tak hanya menyebabkan banjir, dalam waktu bersamaan gelombang tinggi juga telah membuat sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara terdampar di Pantai Eretan Kulon. Kapal tersebut tak kuasa melawan ganasnya gelombang hingga akhirnya terseret ke pantai. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat