Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Solo menyemprotkan cairan disinfektan di Pasar Gede, Jawa Tengah, Senin (30/11). Pemkot Solo menutup sementara Pasar Gede selama sepekan setelah ada 11 pedagang terkonfirmasi Covid-19. | ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Kabar Utama

Presiden Wanti-Wanti DKI dan Jateng 

Gubernur Jateng menyebut ada perbedaan data yang disajikan pemerintah pusat dengan pemprov.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyebut kasus Covid-19 di Tanah Air semakin memburuk karena jumlah kasus aktif meningkat, sementara tingkat kesembuhan menurun. Presiden pun secara khusus menyoroti lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta dan Jawa Tengah (Jateng) dalam beberapa hari terakhir. 

Jokowi meminta agar DKI dan Jateng fokus pada penanganan kasus Covid-19. “Ada dua provinsi yang menurut saya perlu perhatian khusus karena dalam 2-3 hari peningkatannya sangat drastis, yaitu Jawa Tengah dan DKI Jakarta,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/11).

Jokowi juga meminta kepala daerah dan Satgas Penanganan Covid-19 meningkatkan upaya penanganan terhadap kondisi kasus Covid-19 di wilayahnya. Sehingga, pemicu penularan Covid-19 yang semakin meluas dapat segera diatasi. “Agar dilihat betul-betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis,” kata Jokowi. 

Berdasarkan data yang diterimanya pada 29 November, kata Jokowi, kasus aktif di Indonesia semakin meningkat pada pekan ini, yakni menjadi 13,41 persen dari pekan lalu yang sebesar 12,78 persen. Meskipun angka itu masih lebih rendah dari angka rata-rata dunia, Jokowi meminta agar satgas dan daerah mewaspadai peningkatan jumlah kasus aktif. 

Selain itu, tingkat kesembuhan secara nasional juga tercatat mengalami penurunan. Pada pekan ini, persentase kesembuhan tercatat sebesar 83,44 persen atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang sebesar 84,03 persen.

“Ini semuanya memburuk. Karena adanya tadi kasus yang meningkat lebih banyak dibandingkan pekan-pekan kemarin," ujar Jokowi. Presiden meminta seluruh pihak agar berhati-hati terhadap lonjakan kasus Covid-19. 

Pada Ahad (29/11), angka penambahan kasus harian Covid-19 kembali mencatatkan rekor terbaru, yakni mencapai 6.267 orang dalam 24 jam terakhir. Rekor pada Ahad kemarin itu pun pecah tak lama berselang setelah rekor sebelumnya pada Jumat (27/11) yang sebesar 5.828 kasus dan Rabu (25/11) dengan 5.534 kasus.

photo
Perkembangan Covid-19 Kasus Harian Jawa Tengah per 30 November 2020 - (covid19.go.id)

Jawa Tengah menyumbangkan kasus tertinggi dengan laporan 2.036 kasus baru. Sementara DKI Jakarta menempati posisi berikutnya dengan 1.431 kasus.

Tren penambahan angka Covid-19 memang terus meningkat signifikan dalam dua pekan terakhir. Bahkan sejak Rabu (18/11), penambahan kasus harian tak pernah dilaporkan di bawah 4.000 orang.

Kendati demikian, capaian angka penambahan kasus yang tinggi ini memang sejalan dengan kapasitas pemeriksaan spesimen yang terus meningkat. Pada Ahad kemarin, dilaporkan terdapat 42.903 spesimen yang diperiksa.

Pada Senin (30/11), pemerintah merilis ada penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 4.617 kasus. Untuk pertama kali setelah empat hari, kasus harian dilaporkan di angka 4.000-an orang.

Namun, penurunan kasus baru sejalan dengan berkurangnya kapasitas pemeriksaan. Menurunnya kapasitas tes setiap akhir pekan dan tanggal merah merupakan pola berulang yang terjadi sejak awal Covid-19 melanda Indonesia. 

Satgas Penanganan Covid-19 merilis, jumlah spesimen yang diperiksa pada 24 jam terakhir atau Ahad (29/11) sampai Senin (30/11) siang sebanyak 40.055 spesimen dengan 29.839 orang yang diperiksa. DKI Jakarta menyumbang 1.099 kasus baru.

Jawa Tengah menyusul di posisi kedua dengan 899 kasus. Kemudian ada Jawa Barat dengan 741 kasus, Jawa Timur dengan 400 kasus, dan Banten dengan 262 kasus. 

photo
Perkembangan Covid-19 Kasus Harian DKI per 30 November 2020 - (covid19.go.id)

Jokowi dalam rapat terbatas juga meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk mengingatkan kepala daerah agar memegang penuh kendali penanganan Covid-19 di wilayahnya. Gubernur, bupati, dan wali kota diminta lebih tegas dalam penanganan Covid-19, baik dari sisi kesehatan atau pemulihan ekonomi. 

Jokowi pun mengulang pesannya yang sempat disampaikan dalam rapat terbatas pada pertengahan November lalu. Ia menegaskan, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Tugas kepala daerah, ujar Presiden, adalah untuk melindungi keselamatan warganya. 

"Tentunya dengan memegang angka-angka kasus-kasus aktif, angka kesembuhan, angka kematian, dan indikator-indikator ekonomi yang ada," kata Jokowi. 

Dalam rapat terbatas sebelumnya, Jokowi juga sempat meminta Mendagri untuk menegur kepala daerah yang abai terhadap protokol kesehatan. Kendati tak menyebut siapa sosok kepala daerah yang dimaksud, Jokowi meminta kepala daerah bisa memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, bukannya malah bergabung dalam kerumunan massa. 

photo
Kasus Total per Provinsi per 30 November 2020 - (covid19.go.id)

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, data terbaru yang dihimpun Kemenkes menunjukkan ada 1.655 klaster penyebaran Covid-19.  "Klaster baru penyebaran Covid-19 per 29 November 2020 adalah perjalanan dinas dari Surabaya di Bangka Barat, lurah Petamburan Jakarta Pusat, guru-guru di Kota Gorontalo, dan Guru-guru di Bone Bolango," katanya, Senin. 

Ia mengatakan, Kemenkes terus berupaya meningkatkan upaya tracing, testing, dan treatment (3T). Selain itu, kata dia, Kemenkes berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan kesiapsiaagan dengan meningkatkan kapasitas ruang isolasi dan ICU untuk perawatan pasien Covid-19 sebagai antisipasi lonjakan kasus. 

Data tak sinkron 

Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Jawa tengah, Ganjar Pranowo, meminta masyarakat tetap tenang dan tidak perlu resah dengan lonjakan kasus positif Covid-19 seperti yang dirilis pemerintah pusat. Ganjar menyebut ada perbedaan data yang disajikan antara pemerintah pusat dengan Pemprov Jawa Tengah. 

“Bagian data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah masih terus berkomunikasi dengan pengelola data di Kemenkes dan Satgas Covid-19 nasional agar rilis data tidak berbeda terlalu banyak,” jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo menilai ada kekeliruan dalam rilis Satgas Covid-19 tentang penambahan kasus positif di Jawa Tengah. Pada Ahad (29/11), Satgas Covid-19 menyebut Jawa Tengah menjadi provinsi tertinggi penambahan kasus aktif dengan angka mencapai 2.036 kasus. 

 
Di dalam rilis pemerintah pusat, kata dia, ada satu nama pasien yang ditulis sampai lima kali.
 
 

Menurut dia, rilis satgas Covid-19 tersebut mengagetkan tim Satgas Covid-19 Jateng. Karena dalam rilis tersebut disebutkan Jawa Tengah menjadi provinsi penyumbang terbesar kasus harian tertinggi di Indonesia. Angka tersebut diklaim berbeda jauh dengan data Satgas Covid-19 Jateng yang pada 29 November 2020 mencatat penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 844 kasus.

Setelah ditelusuri, kata dia, data yang dirilis Satgas Covid-19 pusat terdapat data ganda. “Ditemukan sebanyak 519 data yang dobel dalam rilis oleh pemerintah pusat tersebut,” jelasnya.

Ia menjelaskan, ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali. Yulianto mencontohkan, data dobel terjadi di Kendal. Di dalam rilis pemerintah pusat, kata dia, ada satu nama pasien yang ditulis sampai lima kali.

Tak hanya dobel data, Yulianto juga menemukan banyak kasus lama yang dimasukkan dalam rilis Satgas Covid-19 pada 29 November. Dari data itu, banyak data yang sebenarnya sudah diinput pada Juni lalu. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat