Petani memanen jeruk pada musim panen awal November lalu. Blokade Israel terhadap Gaza menyulitkan keluar masuk barang ke wilayah itu. | EPA-EFE/MOHAMMED SABER

Internasional

UNCTAD: Blokade Rusak Ekonomi Gaza 

Tingkat pengangguran naik dari 35 persen pada 2006 menjadi 52 persen pada 2018. 

YERUSALEM -- Blokade Israel terhadap Jalur Gaza sejak 2007 menyebabkan wilayah yang terkepung itu rugi hingga 16,7 miliar dolar AS. Kerugian ekonomi itu menyebabkan kemiskinan dan pengangguran melejit.

Hal ini diungkap laporan UN Conference on Trade and Development (UNCTAD), Rabu (25/11). Badan PBB yang menangani perdagangan dan pembangunan tersebut menyerukan agar blokade Israel segera dicabut. 

“Hasilnya menunjukkan perekonomian kawasan Gaza nyaris ambruk dan terisolasi dari perekonomian Palestina dan seluruh bagian dunia,” kata UNCTAD dalam pernyataannya.

Laporan tersebut diperoleh dengan menganalisis dampak dari blokade 2007-2018, yang sangat membatasi gerak Gaza untuk mengekspor produk pangan. Kondisi perekonomian Gaza saat ini juga terdampak dari tiga kali perang dengan Israel, yaitu pada 2008-2009, 2012, dan 2014. 

Perang 2014 bahkan akan membuat Gaza carut-marut. Sebanyak 2.000 warga tewas. Sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. Perang itu juga membuat sekitar 100 ribu warga Gaza kehilangan tempat tinggal karena rumah mereka rusak atau hancur. 

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel melaporkan, 67 tentara dan tiga warga sipil Israel tewas dalam perang itu. Israel juga menyebut peluncuran roket dari Gaza membuat kehidupan warga Israel selatan mandek. 

photo
Penumpang mennunggi bawaan mereka saat menunggu bus menyberangi Rafah menuju Mesir dari Jalur Gaza, Senin (2/11).  - (AP/Adel Hana)

UNCTAD menggunakan dua metodologi. Analisis itu menghasilkan perkiraan bahwa kerugian ekonomi akibat blokade Israel dan perang berkisar 7,8 miliar hingga 16,7 miliar dolar AS. Perekonomian Gaza hanya tumbuh sebesar 4,8 persen meski populasi tumbuh 40 persen.

Kerugian itu menyebabkan tingkat pengangguran naik dari 35 persen pada 2006 menjadi 52 persen pada 2018. UNCTAD menyebutkan, angka tersebut termasuk tertinggi di dunia. 

Tingkat kemiskinan melonjak dari 39 persen pada 2007 menjadi 55 persen pada 2017. Berdasarkan kecenderungan perekonomian sebelum 2007, tingkat kemiskinan diperkirakan sebesar 15 persen pada 2017 jika Gaza tidak diblokade dan tidak mengalami perang. 

“Dampaknya adalah kemiskinan rakyat Gaza, yang memang sudah mengalami blokade,” ujar Mahmoud Elkhafif, koordinator UNCTAD bidang bantuan untuk Palestina, yang juga menjadi penyusun laporan ini.

Israel memblokade Gaza pada 2007 setelah Hamas berkuasa di Gaza. Blokade yang diikuti pembatasan ketat oleh Mesir amat membatasi pergerakan orang dan barang yang keluar masuk Gaza. Namun, Israel menyatakan bahwa pembatasan itu diperlukan untuk mencegah Hamas membangun kekuatan militer.

Sementara itu, para pengkritik menyebutkan, blokade itu menjadi hukuman kolektif kepada seluruh rakyat Gaza yang berjumlah 2 juta jiwa. Gaza juga tidak memiliki air minum bersih, kerap mengalami pemutusan listrik, dan warganya tidak bisa bebas bepergian ke luar Gaza. 

Di lain pihak, Israel kerap menuding PBB bersikap bias terhadap mereka. Untuk laporan UNCTAD ini, misalnya, Israel menunjuk bahwa serangan roket dari Gaza ke kawasan sipil Israel hanya sedikit disebutkan. 

Sementara itu, juru bicara Hamas Hazem Qaseem mengatakan, laporan UNCTAD menggambarkan “tingkat kejahatan” yang dilakukan Israel. “Pengepungan ini telah menjadi kejahatan perang sesungguhnya dan mendesak semua sektor layanan di Jalur Gaza menjadi kolaps,” katanya. 

Gisha, lembaga hak asasi manusia di Israel, mendesak kebebasan bergerak bagi warga Gaza. Menurut mereka, Israel bertanggung jawab secara “moral dan berkewajiban hukum” untuk mencabut penutupan Gaza.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat