Ketua umum MUI nonaktif KH Ma'ruf Amin. KH Ma'ruf tak lagi bisa mencalonkan diri dalam munas tahun ini. | ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA

Tajuk

Selamat Bermuktamar MUI

Kita berharap Munas MUI dapat berlangsung sukses dan menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi umat.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar musyawarah nasional (munas) ke-10, 25-27 November 2020. Munas yang mengusung tema ‘Meluruskan Arah Bangsa dengan Wasatiyatul Islam, Pancasila, serta UUD NKRI 1945 secara Murni dan Konsekuen’ dibuka pada Rabu (15/11) di Hotel Sultan, Jakarta.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan membuka munas secara daring. Sedangkan penutupan akan dilakukan oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amien.

Munas MUI kali ini digelar dengan nuansa yang agak berbeda. Karena pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi, munas dilaksanakan secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Peserta yang mengikuti munas secara langsung sekitar 130 orang. Sedangkan yang hadir secara daring sekitar 300 orang. Mereka merupakan perwakilan dari 34 MUI provinsi, komisi, dan lembaga di MUI pusat, para ormas pendiri, juga perwakilan dari perguruan tinggi serta pesantren.

Ada sejumlah agenda penting yang akan dibahas dalam munas. Salah satunya adalah pemilihan ketua umum MUI dan dewan pimpinan MUI periode 2020-2025.

Ketua Umum MUI saat ini, KH Ma'ruf Amin, tidak bisa mencalonkan diri lagi. Ini karena Kiai Ma'ruf masih menjabat sebagai wakil presiden. PD/PRT MUI tak membolehkan jabatan ketua umum dan sekjen dirangkap dengan jabatan politik, baik di legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.

 
Kita berharap Munas MUI dapat berlangsung sukses dan menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi umat. 
 
 

Sejumlah kandidat pengganti Kiai Ma’ruf sudah bermunculan. Ada Rais Aam PBNU KH Miftakhul Akhyar, Prof KH Nasaruddin Umar, Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi, dan Sekjen MUI Buya Anwar Abbas.

Selain memilih ketua umum, ada sejumlah agenda penting lainnya dalam munas. Antara lain, pertanggungjawaban pengurus MUI periode 2015-2020, menyusun Garis-Garis Besar Program Kerja Nasional 2020-2025, serta menetapkan perubahan Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga MUI. Selain itu, menetapkan fatwa dan rekomendasi.

Sejumlah fatwa yang akan dibahas dalam munas, di antaranya fatwa terkait sel diploid manusia pada vaksin, penggunaan masker saat berihram haji dan umrah, pendaftaran haji melalui utang dan pembiayaan, serta pendaftaran haji pada usia dini.  Beberapa rekomendasi yang akan dikeluarkan, yakni di bidang keagamaan, hukum, pendidikan, ekonomi, dan lainnya.

Kita berharap Munas MUI dapat berlangsung sukses dan menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi umat. Untuk calon ketua umum, kita berharap MUI dapat memilih figur yang mempunyai ilmu keagamaan yang luas, berintegritas, menjadi teladan, dan mampu mempersatukan umat Islam.

 Kita juga berharap MUI ke depan, akan semakin mampu menunjukkan perannya sebagai perekat umat. MUI juga semakin menguatkan fungsinya sebagai pedoman bagi umat, dalam melaksanakan tugas amar makruf nahi mungkar atau mengajak ke jalan kebaikan (makruf) dan mencegah hal-hal yang dilarang oleh agama (mungkar).

Selamat bermuktamar. Kita berharap, MUI menjadi lembaga yang makin berwibawa, yang fatwa-fatwanya menjadi pegangan bagi umat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat