Petugas medis memberikan surat vaksinasi Covid-19 kepada warga saat simulasi di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/11). | ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Tajuk

Menyoal Distribusi Vaksin  

Kita berharap, Indonesia bukan termasuk dalam salah satu negara yang kemampuan distribusi vaksinnya diragukan.

Vaksin sampai saat ini masih menjadi salah satu harapan utama bagi penduduk di seluruh penjuru dunia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Korona yang pertama kali ‘menyerang’ warga Kota Wuhan, Cina, pada awal 2020 sampai saat ini masih menjadi virus yang menakutkan dan banyak menelan korban meninggal. 

Titik terang penemuan vaksin sejauh ini memberi optimisme bahwa dalam beberapa waktu ke depan, wabah Covid-19 akan bisa dikendalikan. Seperti kita ketahui di sejumlah negara, saat ini korona kembali mengganas dan menyebabkan pemerintah sejumlah negara di Eropa dan beberapa negara di luar Eropa menerapkan kembali lockdown. Pembatasan aktivitas masyarakat juga bisnis dilakukan demi menekan laju wabah ini sambil menunggu program vaksinasi.

Sampai saat ini banyak lembaga riset dan produsen vaksin di seluruh dunia yang mengembangkan vaksin untuk mencegah Covid-19. Data WHO Landscape on Covid-19 Vaccine pada  12 November 2020 menyebutkan, saat ini terdapat 212 kandidat vaksin Covid-19 dari delapan platform yang tengah berproses pada tahap uji pra-klinik ataupun uji klinik.

Dari 48 kandidat vaksin yang diketahui berada dalam tahap uji klinik, 11 kandidat vaksin sudah memasuki tahap uji klinik fase III. Salah satunya adalah vaksin Sinovac yang sedang dalam proses uji klinik fase III di lima negara, termasuk Indonesia. 

 
Kita berharap, Indonesia bukan termasuk dalam salah satu negara yang kemampuan distribusi vaksinnya diragukan.
 
 

Indonesia juga masih membuka ruang pengadaan vaksin di beberapa negara. Langkah pemerintah tersebut untuk memenuhi kebutuhan vaksin bagi masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air. Apalagi, masyarakat sudah lama menunggu hadirnya vaksin untuk mencegah dan menyetop pandemi Covid-19.

Survei Kementerian Kesehatan RI bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dengan dukungan UNICEF dan WHO yang berlangsung 19-30 September 2020 terhadap lebih dari 115 ribu orang, menyebutkan dua pertiga dari responden bersedia menerima vaksin. Presiden Joko Widodo juga berharap pada Desember 2020 proses vaksinasi dapat berlangsung.

Kini perhatian soal vaksin tidak hanya soal kesediaan masyarakat menerima vaksinasi dan ketersediaannya. Namun, lebih pada bagaimana distribusi vaksin hingga masyarakat. ‘Keraguan’ kemampuan mendistribusikan vaksin ke seluruh pelosok Indonesia dengan wilayah yang sangat luas menjadi perbincangan berbagai kalangan.

Apalagi, vaksin Covid-19 dalam pendistribusiannya harus dipertahankan dalam suhu minus tertentu supaya khasiat dari vaksin tidak rusak. Keraguan soal kelancaran distribusi vaksin ini juga disampaikan oleh WHO. Lembaga kesehatan dunia tersebut meragukan sejumlah negara dapat melakukan distribusi vaksin dengan sukses.

Kita berharap, Indonesia bukan termasuk dalam salah satu negara yang kemampuan distribusi vaksinnya diragukan. Walaupun wilayah nusantara cukup luas dan terdiri atas puluhan ribu pulau, hal itu mudah-mudahan bukan menjadi hambatan.

Apalagi selama ini, pemerintah tidak hanya memprioritaskan pengadaan vaksin, tetapi juga soal distribusinya, termasuk siapa yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin di awal. Hal itu dapat dilihat dari persiapan peta jalan vaksin yang sejauh ini masih terus disempurnakan supaya bisa menjawab keraguan terkait distribusi vaksin ke masyarakat.

 
Mudah-mudahan masalah distribusi vaksin bukan menjadi persoalan serius yang dapat menghambat program vaksinasi. 
 
 

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam jumpa pers kemarin yang digelar oleh Badan POM dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), juga menepis keraguan kemampuan aparat kesehatan dalam pendistribusian vaksin Covid-19. Menurut salah satu pengurus IDI, selama ini distribusi vaksin merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh petugas kesehatan atau industri, yang bergerak di farmasi ke seluruh penjuru Indonesia. Vaksin yang didistribusikan memang bukan vaksin Covid-19, tetapi dalam kacamata IDI, proses distribusinya tidak akan jauh berbeda.

Mudah-mudahan masalah distribusi vaksin bukan menjadi persoalan serius yang dapat menghambat program vaksinasi. Seperti kata Badan POM, setelah vaksin mendapat persetujuan penggunaan, pengawalan mutu vaksin di sepanjang jalur distribusi nantinya, akan menjadi tanggung jawab dari industri farmasi dan distributor yang ditunjuk. Dalam proses penyaluran di sarana pemerintah diperlukan peran aktif berbagai pihak sesuai kewenangan masing-masing, termasuk kepedulian masyarakat. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat