Seorang petani Nepal memanen gandum di Kathmandu, Nepal, Rabu (13/5). | AP / Niranjan Shrestha

Ekonomi

Politisi DPR Soroti Tata Kelola Impor Gandum

Kementan menegaskan, impor gandum untuk pakan ternak tidak pernah dilakukan sejak 2018.

JAKARTA -- Komisi IV DPR meminta pemerintah membenahi tata kelola impor gandum di Indonesia. Menurut Ketua Komisi IV DPR Sudin, terdapat indikasi penggunaan impor gandum untuk pakan ternak.

Sudin mengatakan, angka impor gandum dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Hal itu terjadi saat tidak ada impor jagung untuk pakan ternak. Sudin menilai terjadi pergeseran kebutuhan pakan ternak yang dipenuhi dari gandum impor.

"Jagung tidak impor, tapi gandum untuk pakan diimpor. Jangan bilang jagung cukup tidak perlu impor, tapi yang diimpor gandum," kata Sudin dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Kementerian Pertanian di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (17/11).

Berdasarkan data BPS, total impor gandum sepanjang Januari-September 2020 mencapai 8 juta ton atau senilai 2,1 miliar dolar AS. Angka impor tersebut tercatat mengalami penurunan dari periode sama tahun lalu yang sebanyak 8,37 juta ton atau senilai 2,3 miliar dolar AS.

Sudin meminta data peningkatan impor gandum di luar kebutuhan pangan masyarakat yang digunakan untuk pakan ternak. Namun, Kementan tidak memiliki data yang diminta. Alasannya, rekomendasi impor gandum untuk pakan ternak tidak pernah diterbitkan sejak 2018.

Sudin mengungkapkan, berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Perdagangan terdapat peningkatan impor gandum untuk pakan ternak sebanyak 2 juta ton semenjak impor gandum dilakukan.

photo
Buruh tani memetik jagung saat panen raya di Kasreman, Ngawi, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Kementerian Pertanian memprediksi produksi jagung sepanjang 2020 mencapai 24,16 juta ton sehingga relatif aman untuk memenuhi kebutuhan jagung di pabrik pakan ternak sebesar 8,5 juta ton serta pakan ternak sebesar 3,48 juta ton - (ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO)

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menyampaikan, pihaknya sejak 2018 tidak pernah menerbitkan rekomendasi impor gandum untuk pakan ternak. Dengan kata lain, gandum yang diimpor digunakan untuk keperluan olahan pangan masyarakat. Proses impor tersebut pun tidak melalui Kementan karena masuk dalam kelompok barang nonlarangan terbatas (lartas).

Menurut Suwandi, impor jagung untuk pakan ternak juga tidak pernah dilakukan sejak 2018. Impor jagung yang masih dilakukan saat ini untuk kebutuhan industri sebagai pemanis makanan.

"Kami tidak punya rekomendasi gandum untuk pakan ternak," ujarnya.

 
Kami tidak punya rekomendasi gandum untuk pakan ternak.
SUWANDI, Dirjen Tanaman Pangan Kementan
 

Kementan menyampaikan, terdapat jutaan ton komoditas tanaman pangan yang diimpor sepanjang Januari-September 2020. Importasi itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam menghasilkan produk makanan olahan.

Impor terbesar adalah impor gandum yang mencapai 8 juta ton atau senilai 2,1 miliar dolar AS. Selanjutnya adalah kedelai sebanyak 5,7 juta ton senilai 2,2 miliar dolar AS. Komoditas terbesar ketiga yang diimpor adalah jagung yang mencapai 911 ribu ton dengan nilai 233 juta dolar AS. Terakhir adalah singkong yang sebanyak 136 ribu ton dengan nilai setara 58 juta dolar AS.

Khusus komoditas gandum tidak diproduksi di dalam negeri. Sementara itu, untuk komoditas kedelai, produksi lokal belum mencukupi kebutuhan pasar. Untuk komoditas jagung, Suwandi mengatakan, importasi tersebut dikhususkan guna kebutuhan pemanis buatan industri makanan dan minuman dalam negeri.

"Jagung diimpor bukan untuk pakan ternak, tapi gluten sweetener, bahan pemanis," ujarnya.

Keempat komoditas impor tersebut didatangkan tanpa melalui rekomendasi dari Kementan. Pasalnya, keempatnya merupakan jenis komoditas non-lartas.

Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono mengatakan, Kementan telah menyusun lima langkah untuk mulai mengendalikan importasi empat komoditas itu. Menurut dia, kebijakan itu telah diusulkan untuk dibahas bersama antarkementerian dan lembaga serta DPR.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat