Foto udara tol Cimanggis-Cibitung seksi I di Depok, Jawa Barat, Ahad (8/11/2020). Pembangunan jalan tol Cimanggis-Cibitung merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk pemulihan ekonomi nasional yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. | Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO

Tajuk

Jaga Momentum

Momentum yang sempit dalam persaingan global harus direspons dengan cepat agar kita tidak tergilas.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor perekonomian nasional diperkirakan masih berlanjut. Perbaikan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari bagaimana penanganan pandemi dari sisi kesehatan masyarakat.

Ketika pandemi masih menyebar tak terkendali, perekonomian masyarakat juga tidak akan mudah untuk pulih. Pemulihan perekonomian nasional akan sejalan dengan bagaimana penanganan pandemi ini dilakukan secara tuntas.

Saat ini, perbaikan kondisi perekonomian sudah mulai terjadi secara perlahan. Setidaknya, indikator tersebut terlihat pada kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020, dibandingkan kuartal II 2020. Bila pada kuartal II, kontraksi ekonomi hingga minus 5,32 persen, pada kuartal III mengalami perbaikan menjadi minus 3,49 persen.

 
Salah satu pemacu pertumbuhan pada masa krisis ini adalah dari sektor konsumsi pemerintah.
 
 

Salah satu pemacu pertumbuhan pada masa krisis ini adalah dari sektor konsumsi pemerintah. Belanja pemerintah tersebut cukup membantu dalam menggerakkan roda perekonomian ketika konsumsi masyarakat berjalan seret.

Bukan tidak mungkin, pada kuartal IV tahun ini ekonomi akan tumbuh menuju zona positif, sebagaimana yang diprediksikan sejumlah ekonom. "Perekonomian kita sudah mulai ke arah pulih dan bangkit," demikian pernyataan Presiden Joko Widodo, Rabu (11/11).

Akan tetapi, untuk mencapai kondisi ini diperlukan sinergi yang baik di antara semua pemangku kepentingan. Regulator yang menangani perekonomian mesti berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di sektor kesehatan.

Ketepatan tindakan kapan menginjak dalam-dalam pedal gas, juga pada saat yang bagaimana mesti mengerem. Kendaraan pun tak akan kencang menabrak rambu-rambu lalu lintas, tapi juga tidak bakal berhenti mendadak yang bisa mencelakakan diri ataupun pengendara lain, alih-alih bergerak lamban yang justru mengakibatkan ketertinggalan dari rombongan lain.

 
Pandemi Covid-19 telah mengacak-acak banyak sektor perekonomian, mulai dari usaha mikro kecil menengah, manufaktur, properti, hingga sektor jasa. 
 
 

Indikator perekonomian yang mulai membaik ini sejatinya, tak berarti apa pun bila tak diikuti dengan penambahan lapangan pekerjaan, pengurangan angka pengangguran, dan penurunan jumlah rakyat miskin.

Pandemi Covid-19 telah mengacak-acak banyak sektor perekonomian, mulai dari usaha mikro kecil menengah, manufaktur, properti, hingga sektor jasa. Mereka terpukul akibat seretnya perdagangan di kawasan ataupun antarnegara.

Permasalahan kesehatan masyarakat dan jumlah pengangguran merupakan indikator yang mudah terlihat sebagai dampak pandemi Covid-19. Tantangan ini tentu harus dihadapi dengan semangat optimisme untuk bekerja keras.

Keterpaduan rencana aksi dari sisi makro dan mikroekonomi, kesatuan kebijakan dari sisi fiskal ataupun moneter. Bila penanganan gerakan ini dilakukan secara komprehensif, optimisme pertumbuhan lima persen pada 2021 bukanlah suatu impian.

Pemerintah, bank sentral, otoritas keuangan, pemerintahan daerah, pelaku usaha, termasuk elite nasional dan semua kelompok masyarakat menjaga kondisi sosial politik berjalan kondusif. Momentum pemulihan ekonomi tinggal menunggu waktu.

Reformasi struktural akan mendukung pertumbuhan ekonomi berjalan dengan baik. Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global, memang telah memukul sektor perekonomian banyak negara. Fenomena yang dialami Indonesia tak terjadi sendirian.

Dan seiring tertanganinya pagebluk dengan baik, uji klinis vaksin Covid-19 oleh sejumlah negara mulai menemukan titik terang. Hal ini dapat menumbuhkan optimisme penyebaran virus korona bakal terkendali.

Pemulihan ekonomi global pun tinggal menunggu momentum. Percepatan perekonomian bakal berlanjut. Dalam konteks nasional, tinggal bagaimana menjaga agar momentum menuju zona positif ini terus terjaga.

Momentum yang sempit dalam persaingan global harus direspons dengan cepat agar kita tidak tergilas. Jaga momentum, masyarakat sehat, ekonomi nasional pun kembali pulih. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat