Poster bertuliskan Bebaskan Palestina Sekarang. Kemenangan Biden memunculkan harapan baru, khususnya terkait hubungan AS dengan Islam. | Republika/Iman Firmansyah

Tajuk

Selamat Biden

Kemenangan Biden memunculkan harapan baru, khususnya terkait hubungan AS dengan Islam.

 

Kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden berhasil mengumpulkan 290 suara elektoral. Dengan perolehan itu, Biden pun telah berhak melanggeng ke Gedung Putih untuk menduduki kursi nomor satu di Negeri Paman Sam, yang ditentukan dengan perolehan angka 270 suara elektoral. Eks senator Delaware itu pun unggul telak dari Donald Trump yang hanya mengumpulkan 214 suara elektoral.

Kemenangan Biden ini turut memunculkan banyak harapan baru, khususnya terkait hubungan AS dengan Islam dan peran negara itu di dunia internasional. Harapan ini pun tampaknya sejalan dengan pidato resmi pertamanya pada Ahad (8/11) pagi waktu Indonesia. Biden mengatakan, dia memosisikan dirinya sebagai "presiden yang tidak memecah belah, tetapi mempersatukan".

Harapan besar bahwa Biden dapat membawa perubahan memang tidak berlebihan. Ini karena AS di bawah kepemimpinan Trump, banyak mengambil langkah yang disesalkan oleh banyak pihak, termasuk hubungan AS dengan Islam dan Palestina. Misalnya, dukungan AS dari apa yang disebut "kesepakatan abad ini". Kemudian, pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota pendudukan Israel dan rencana memindahkan Kedutaan AS ke kota suci tersebut.

Presiden RI Joko Widodo telah menyampaikan harapan agar kemenangan Biden dapat meningkatkan dan memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan AS. Mulai dari bidang ekonomi, demokrasi, hingga multilateralisme.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga berharap Biden dapat menjadi hal yang positif bagi umat Islam di dunia. Ini karena Biden dianggap sangat menghormati agama-agama yang ada dan memperlakukannya dengan baik.

 
Biden dianggap sangat menghormati agama-agama yang ada dan memperlakukannya dengan baik.
 
 

Hal senada juga diungkapkan pimpinan pusat Muhammadiyah yang menilai, Biden akan lebih akomodatif terhadap multikulturalisme dan umat Islam. Setidaknya, hal itu yang terlihat dari program yang dikampanyekan, seperti janji untuk mengangkat minimal seorang Muslim dalam jajaran pemerintahannya.

Rekam jejak hubungan Biden dan Islam juga dapat terlihat ketika dia menjadi wakil presiden pada era Barack Obama. Ketika itu, Pemerintahan AS berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Islam.

Yang paling ditunggu-tunggu adalah pada persoalan Israel-Palestina, yang sangat menjadi perhatian mayoritas Muslim dunia. Melihat rekam jejaknya, Biden diperkirakan akan mendukung two state solution, yang mendorong masing-masing Israel dan Palestina menjadi negara sendiri.

 
Semoga saja lembaran baru ini benar-benar dapat mewujudkan harapan akan hubungan yang lebih baik untuk Islam dan Palestina.
 
 

Hamas juga ikut menaruh harapan kepada Biden untuk 'memperbaiki' hubungan AS dengan Palestina. Hamas berharap, setidaknya AS dapat mundur dari "kesepakatan abad ini" dan membatalkan keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota pendudukan Israel dan pemindahan Kedutaan AS.  

Kita memang tidak tahu dengan pasti, apakah Biden dapat mewujudkan harapan banyak pihak terkait Islam dan Palestina. Akan tetapi, yang pasti saat ini adalah AS akan memasuki lembaran baru dalam kehidupan pemerintahannya.

Semoga saja lembaran baru ini benar-benar dapat mewujudkan harapan akan hubungan yang lebih baik untuk Islam dan Palestina. Selamat untuk Biden dan selamat bekerja.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat