Ilustrasi pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. | ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

Ekonomi

BI Mengeklaim Ekonomi Nasional Semakin Tumbuh

Ekonomi nasional telah mengalami banyak perbaikan dan kemajuan dibandingkan dengan kondisi pada kuartal kedua.

 

JAKARTA -- Bank Indonesia mengeklaim kondisi ekonomi pada kuartal III 2020 ini semakin tumbuh positif. Hal ini didorong adanya perbaikan dan peningkatan realisasi stimulus pemerintah, mobilitas masyarakat, dan permintaan global. 

 

"Bank Indonesia melalui bauran kebijakannya terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh makin efektif mendorong pemulihan ekonomi menjadi lebih bai k lagi," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko dalam keterangan pers, Kamis (5/11).

BI menilai perbaikan ekonomi domestik sudah terlihat dari berkurangnya kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 persen (yoy) dari kontraksi pada kuartal II 2020 sebesar 5,32 persen (yoy). Perbaikan ekonomi domestik terjadi pada hampir semua komponen PDB sisi pengeluaran.

Meningkatnya realisasi stimulus Pemerintah, terutama berupa bantuan sosial, belanja barang dan jasa lainnya. Transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) juga berpengaruh kuat pada konsumsi pemerintah yang pada kuartal III 2020 tumbuh tinggi sebesar 9,76 persen (yoy), setelah sebelumnya terkontraksi sebesar 6,9 persen pada kuartal II 2020.

Dorongan stimulus tersebut dan membaiknya mobilitas masyarakat turut menopang perbaikan kontraksi konsumsi rumah tangga menjadi sebesar 4,04 persen (yoy). Kinerja investasi juga membaik dengan kontraksi yang berkurang menjadi 6,48 persen (yoy), terutama didorong investasi nonbangunan.

Selain itu, kinerja ekspor mengalami kontraksi yang lebih kecil sebesar 10,82 persen (yoy). Sejalan meningkatnya mobilitas penduduk dan membaiknya kinerja mitra dagang utama Indonesia, terutama China.

Di sisi Lapangan Usaha (LU), sebagian besar Lapangan Usaha (LU) mengalami perbaikan, terutama LU yang terkait dengan kesehatan dan aktivitas work from home dan school from home yang tercatat tetap tumbuh positif. Seperti LU Informasi dan Komunikasi, LU Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, serta LU Jasa Pendidikan.

Meningkatnya mobilitas masyarakat turut mendorong perbaikan kinerja LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum serta LU Transportasi dan Pergudangan yang mencatat kontraksi yang lebih kecil. Selain itu, LU Industri Pengolahan, LU Konstruksi, dan LU Perdagangan menunjukkan perbaikan.

Tren membaik

photo
Arif Budimanta - (darmawan / republika)

Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Arif Budimanta memberikan beberapa catatan terkait tren pertumbuhan ekonomi. Di antaranya adalah pertama, ekonomi nasional telah mengalami banyak perbaikan dan kemajuan dibandingkan dengan kondisi pada kuartal kedua ketika awal pandemi terjadi di Indonesia, terutama berkaitan dengan faktor belanja pemerintah, dan upaya menopang pelemahan di sektor konsumsi maupun investasi. 

Kedua, arahan Presiden Jokowi terus-menerus terhadap para menteri untuk mengefektifkan anggaran terbukti mampu memulihkan perekonomian.  Ketiga, Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan,  pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga (Q3) 2020 tercatat tumbuh lebih baik ketimbang kuartal kedua . BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi RI mencapai 5,05 persen. Kendati, secara tahunan, pertumbuhan itu masih berada di level negatif -3,49 persen.

Keempat, kebijakan pemerintah, melalui program penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), terbukti efektif dalam membalikan pelemahan ekonomi yang sempat dialami Indonesia sejak awal pandemi, Maret 2020. Kelima, belanja pemerintah pada kuartal ketiga 2020 tumbuh 9,76 persen dan memberi kontribusi senilai 9,69 persen terhadap output perekonomian.

Keenam, sektor konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga 2020 tercatat secara tahunan tumbuh -4,04 persen. Sementara sektor investasi juga berada di zona negatif, sebesar -6,48 persen. Dari sektor perdagangan internasional, ekspor mengalami pertumbuhan -10,82 persen dengan laju penurunan impor yang lebih besar yakni -21,86 persen.

Ketujuh, pemerintah hingga kuartal ketiga 2020 telah membelanjakan APBN senilai Rp 1.840,9 triliun atau 67,2 persen dari total belanja negara. Angka ini naik 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 lalu. Khusus untuk program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, belanja yang sudah tersalurkan hinggal 23 September lalu mencapai Rp 268,3 triliun atau 38,6 persen dari total pagu anggaran. Realisasi ini terus berkembang dan dipercepat sehingga per tanggal 2 November lalu sudah terealisasi Rp 366,86 triliun atau sekitar 52,8 persen dari total pagu Rp 695,2 triliun.

Kedelapan, pada kuartal keempat, sisa anggaran akan terus disalurkan untuk menstimulasi perekonomian. Kita optimis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat.  Apalagi, sektor-sektor tertentu kini telah mulai bergerak. Dan itu dapat  tecermin dari indeks keyakinan konsumen dan indeks manufaktur yang kian membaik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat